Para jongos (jongens) saudara-saudari para pendahulu kita itulah yang menyebut hidangan "fransman" menjadi "prasman".Â
Akhiran "-an" yang ditambahkan memberi arti "seperti": "fransman-an", "prasman-an" menjadi "prasmanan".
Begitulah menurut saya kata "prasmanan" terbentuk pada jaman dahulu kala.Â
Bukan sepenuhnya kata serapan, tapi juga bukan sepenuhnya kata asli bahasa di nusantara.
Baca juga:
Bahasa Kolonia 3: Londho Didong, Siapa Itu?
Bahasa Kolonial 22: Peneliti? Mengapa Bukan Pencari?
Bahasa Kolonial 21: Taoen Baru dan Belanda yang Kebingungan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H