Dugaan saya yang pertama adalah bahwa kata "prasmanan" berasal dari "pra-" dan "-smanan".
Kalau suku kata "pra-" bisa diartikan sebagai "sebelum", maka saya gagal menemukan kata melayu atau sansekerta atau nusantara untuk "-smanan". Â Satu-satunya kata yang saya temukan adalah "Semanan" yaitu nama sebuah kelurahan di kecamatan Kalideres di Jakarta Barat.
Dugaan saya yang pertama pun gugurlah.
Dugaan saya yang kedua adalah bahwa kata "prasmanan", seperti kata "bufet" adalah sebuah kata serapan.
Saya kembali ke definisi "bufet" atau buffet sebagai hidangan yang bisa dipilih sendiri oleh para tamu.Â
Menurut buku Pedoman Perempuan Dunia (Le guide de la femme du monde) karya La Marquise de Pompeillan (1898), tradisi menyajikan makanan secara buffet merupakan tradisi penyajian hidangan yang dikenal sebagai gaya Perancis (service a la francaise).
Sebagai kalangan elit, sosialita, atau kelas atas di Hindia Belanda dahulu kala, bisa dimengerti bahwa para penjajah Belanda, para meneer dan mevrouw londho Belanda di nusantara dulu juga mengacu pada cara berpesta atau menghidangkan makanan a la francaise atau gaya Perancis tersebut.
Nah, bagaimana kata "prasmanan" hadir?
Dalam bahasa Belanda, orang Perancis disebut sebagai "Fransman". Â Misalnya cara menghidangkan makanan secara bufet akan disebut sebagai cara menghidangkan "zoals de fransman".
Mungkin para meneer dan mevrouw itu lantas menyuruh para pegawainya yang pribumi nusantara untuk menyiapkan hidangan "zoals de fransman", seperti orang Perancis.