Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Ini Dia 2 Film Horor Terbagus yang Pernah Dibuat Manusia!

29 Oktober 2021   11:28 Diperbarui: 1 November 2021   01:07 18146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menonton film horor. (sumber: vchal via kompas.com)

Anda mengaku penikmat filem horror? Bagaimana Anda menilai mutu sebuah filem horror?

Saya penikmat filem horror yang sangat pemilih. Buat saya sebuah filem horror yang bagus harus memenuhi tiga kriteria, yaitu ide cerita yang lain dari yang lain, mahluk supranatural yang tidak boleh terlihat dan terakhir, penyelesaian yang pintar.

Pertama, ide cerita yang lain dari yang lain

Rumah tua berhantu? Tersesat di hutan? Suster ngesot di rumah sakit? Boneka yang diisi arwah? Arwah yang kembali untuk balas dendam? Anak kecil yang lahir sebagai titisan setan? 

Benda mati yang membawa kutukan? Arwah nanggung yang gelisah karena tidak bisa naik ke akherat lalu mengganggu manusia? 

Maaf, tapi saya harus mengatakan bahwa semua ide plot cerita itu sudah basi!

Sebuah filem horror yang bagus harus menyajikan ide plot yang tidak umum, yang orisinil, yang baru, yang belum pernah dipakai sebelumnya atau bahkan belum pernah terpikirkan dapat dijadikan jalan cerita sebuah filem horror.

Kedua, mahkluk supranatural yang tidak boleh terlihat

Jaman kuliah, saat masih jomblo dengan uang saku yang saya dapat dari hasil mengajar les privat matematika dan fisika, saya senang nonton filem horror sendirian di bioskop-bioskop terdekat di kota tempat saya tinggal.

Namun saya langsung ilfil alias (h)ilang feeling saat mahluk atau fenomena yang meneror di sebuah filem horror tiba-tiba memperlihatkan bentuk atau wujudnya. Drakula,  kutilanak, llorona (kutilanak gembeng alias penangis di negeri-negeri Amerika latin), genderuwo, suster ngesot, nenek ngepot, chucky, annabelle, frankenstein apalagi zombie, selalu membuat saya ilfil. 

Buat saya filem dengan mahluk penggangu yang berwujud malah membuat filem horror tidak horror lagi.

Baca juga: Barang Sering Berjatuhan? Waspadai Fenomena Poltergeist di Rumah!

Satu kali saya menyaksikan filem yang demikian di bioskop. Walhasil, begitu mahluk pengganggunya terlihat, seluruh kredibilitas filem itu jadi runtuh di mata saya. Saat itu juga saya memilih pergi meninggalkan bioskop dan menghabiskan malam dengan nongkrong di lapo di seberang bioskop.

Ketiga, penyelesaian yang pintar dan tidak tertebak

The Others (Hak Cipta: Dimension Films, 2001)
The Others (Hak Cipta: Dimension Films, 2001)

Menancap drakula dengan salib, menembak vampire dengan peluru perak, pastor yang menyirami orang kesurupan dengan air suci atau kyai berpakaian putih yang doa-doanya membuat kuntilanak merana, perkelahian bak-bek-buk antara manusia melawan setan adalah penyelesaian klise yang mudah tapi tidak pintar dari filem-filem horror.

Untuk filem-filem yang lebih mutakhir, penyelesaian cliche yang digemari adalah saat para manusia yang terganggu berhasil melarikan diri dari sebuah tempat yang terkutuk, berhasil menghancurkan suatu barang yang mengandung kutukan atau roh jahat, atau berhasil membakar mahluk pengganggu dalam api.

Pada beberapa filem lainnya penyelesaian nanggung di mana si tokoh pengganggu belum musnah atau malah masih akan bergentayangan mencari korban, seakan sempat menjadi trend.

Adalah keasyikan tersendiri bagi para penikmat filem horror untuk memerkirakan bagaimana akhir atau ending sebuah filem. Akhir yang mudah ditebak atau cliche seperti yang saya sebut sebelumnya akan jauh mengurangi mutu filem yang bersangkutan.

Ada dua filem horror yang buat saya adalah filem horror terbagus yang pernah dibuat manusia yang memenuhi ketiga kriteria di atas.

Filem pertama: The Others (2001)

Filem besutan sutradara Spanyol Alejandro Amenabar ini diproduksi oleh Dimension Films dan ditayangkan di bioskop pertama kali pada tahun 2001. 

Meski berbahasa Inggris, filem yang dibintangi artis Australia berhidung lentik  Nicole Kidman ini berhasil meraih 7 penghargaan Goya yang merupakan penghargaan filem tertinggi di Spanyol.

The Others (Hak Cipta: Dimension Films. 2001)
The Others (Hak Cipta: Dimension Films. 2001)

Filem ini berkisah tentang Grace (Nicole Kidman) dan dua anaknya yang menjelang akhir perang dunia II harus pindah ke suatu pulau terpencil di Inggris dan tinggal di sebuah rumah besar (mansion) sambil menunggu kepulangan suami atau ayah mereka dari medan pertempuran.

Karena kelainan yang diderita kedua anaknya yang tidak bisa terpapar langsung dengan cahaya matahari, Grace harus membuat seluruh rumah mereka selalu dalam keadaan gelap.

Saat tinggal di mansion yang terpencil dan gelap gulita itulah ibu dan dua anak itu mengalami beebagai gangguan yang tidak bisa dijelaskan, seperti suara langkah-langkah kaki tanpa pelaku,  Hadirnya sepasang pelayan tua semakin menambah misteriusnya semua fenomena itu.

Sekilas dengan setting rumah tua, daerah terpencil, gelap, sunyi, dan sepasang pelayan tua yang aneh, filem yang penuh ketegangan dalam suasana muram ini seakan terjebak dalam cliche yang saya sebutkan sebelumnya.

Eits, tunggu dulu!

Filem the Others ini tidak memerlihatkan sama sekali siapa pelaku gangguan di mansion gelap itu.

Di akhir cerita saya jamin Anda akan dibuat tercengang dengan penyelesaian cerita yang sangat brilian dan menjawab tuntas semua pertanyaan yang terakumumasi!

Filem kedua: Event Horizon (1997)

Dengan latar futuris tahun 2047, filem yang diproduksi Paramount Picture ini mengisahkan tentang satu tim astronot yang dikirim ke luar angkasa untuk menyelamatkan awak pesawat antariksa bernama Event Horizon yang hilang di dekat planet Neptunus.

Event Horizon (Hak Cipta: Paramount Picture, 1997)
Event Horizon (Hak Cipta: Paramount Picture, 1997)

Dipimpin oleh komandan Kapten Miller yang diperankan si keriting Laurence Fishburn, tim penolong yang menemukan kapal antariksa Event Horizon mendapati bahwa wahana tersebut dan para awaknya yang lenyap sesungguhnya adalah kelinci dari suatu percobaan besar terkait teori fisika kuantum tentang kontinuitas ruang dan waktu.

Satu per satu anggota tim kapten Miller mulai mengalami teror mematikan tanpa ada kejelasan siapa yang melakukan.

Penyebab utama berbagai terror terjawab secara mengejutkan di tengah cerita, namun bagaimana awak tim kapten Miller yang tersisa dapat menyelamatkan diri adalah misteri terakhir yang hanya terjawab di ujung filem fiksi ilmiah yang jauh di luar kelaziman ini.

Terkenal sebagai filem fiksi ilmiah yang beranggaran rendah, filem ini sering dikategorikan sebagai salah satu filem berkualitas tinggi yang paling tidak mendapat perhatian publik. Baru kini, hampir 25 tahun setelah penayangan perdananya, streaming filem ini berhasil menarik perhatian generasi kelahiran 90an dan 200an, bahkan sampai banyak yang membentuk klub penggemar fanatik (fandoms).

Tidak percaya bahwa kedua filem di atas adalah filem horror terbagus yang pernah dibuat manusia?

De gustibus non est disputandum. 

Memang selera tak bisa diperdebatkan, tapi 3 kriteria bagusnya filem horror adalah suatu kemutlakan.

Lagi pula, jika ada filem horror yang lebih bagus dari filem horror terbagus yang pernah dibuat manusia, Anda tahu siapa yang buat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun