Dengan latar futuris tahun 2047, filem yang diproduksi Paramount Picture ini mengisahkan tentang satu tim astronot yang dikirim ke luar angkasa untuk menyelamatkan awak pesawat antariksa bernama Event Horizon yang hilang di dekat planet Neptunus.
Dipimpin oleh komandan Kapten Miller yang diperankan si keriting Laurence Fishburn, tim penolong yang menemukan kapal antariksa Event Horizon mendapati bahwa wahana tersebut dan para awaknya yang lenyap sesungguhnya adalah kelinci dari suatu percobaan besar terkait teori fisika kuantum tentang kontinuitas ruang dan waktu.
Satu per satu anggota tim kapten Miller mulai mengalami teror mematikan tanpa ada kejelasan siapa yang melakukan.
Penyebab utama berbagai terror terjawab secara mengejutkan di tengah cerita, namun bagaimana awak tim kapten Miller yang tersisa dapat menyelamatkan diri adalah misteri terakhir yang hanya terjawab di ujung filem fiksi ilmiah yang jauh di luar kelaziman ini.
Terkenal sebagai filem fiksi ilmiah yang beranggaran rendah, filem ini sering dikategorikan sebagai salah satu filem berkualitas tinggi yang paling tidak mendapat perhatian publik. Baru kini, hampir 25 tahun setelah penayangan perdananya, streaming filem ini berhasil menarik perhatian generasi kelahiran 90an dan 200an, bahkan sampai banyak yang membentuk klub penggemar fanatik (fandoms).
Tidak percaya bahwa kedua filem di atas adalah filem horror terbagus yang pernah dibuat manusia?
De gustibus non est disputandum.Â
Memang selera tak bisa diperdebatkan, tapi 3 kriteria bagusnya filem horror adalah suatu kemutlakan.
Lagi pula, jika ada filem horror yang lebih bagus dari filem horror terbagus yang pernah dibuat manusia, Anda tahu siapa yang buat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H