Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bapak-Bapak Bukan Spesies Neandertal!

1 September 2021   11:12 Diperbarui: 2 September 2021   07:14 1956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di grup perpesanan (WA) alumni SMA yang isinya laki-laki (baca: bapak-bapak) semua, di suatu pagi yang cerah, tiba-tiba ada seorang rekan yang melemparkan satu pertanyaan yang keluar dari kotak:

"Brok, anak gue yang umurnya masih dua bulan kok kulit selangkangannya iritasi ya? Harus gue pakein apa?"

Di grup perpesanan yang umumnya berisi diskusi tentang hobi mengoprek sepeda, sepeda motor atau mobil,  tentang gawai dan segala teknologi yang terkait, rencana bisnis bareng ini itu, obrolan kuliner, obrolan politik, atau sekedar kirim-kiriman gambar dan video "panas" (hehehe...) pertanyaan seperti ini tentulah tidak lazim.

Sejenak dua jenak, grup perpesanan masih senyap. Tidak ada satu pun reaksi dari sekitar 150-an anggota grup yang semuanya laki-laki itu.

Tapi satu menit kemudian, ada satu rekan yang hobby ngoprek mesin skuter menanggapi:

"Itu gara-gara popoknya biasanya Brok. Coba deh lu cek pakai merek apa popoknya. Dulu anak gue, gue pakein popok merek paspampres* iritasi, terus ganti deh pakai papipoko*. Sejak itu gak iritasi lagi."

Tak lama setelah pesan rekan itu. Ada lagi rekan lain yang dulu ketua ekskul naik gunung yang menimpali bahwa sebaiknya selangkangan bayi dibedakin pakai bedak merek nganu. Lalu ada rekan lain yang dulu paling depan kalau tawuran antar sekolah yang menyarankan untuk memeriksa Ph air di rumah dan kalau perlu bisa menambahkan minyak tertentu ke air hangat yang dipakai mandi sang bayi.

Setelah itu masih ada sekitar 100-an chats atau percakapan di antara para bapak-bapak itu tentang berbagai tips dan triks bagaimana cara mengatasi kulit selangkangan bayi yang mengalami iritasi.

Luar biasa! Di balik penampilan para bapak yang sangar dan macho bak aktor Nicolas Cage ternyata ada hati yang lembut dan sayang anak, bak Tommy Page!

Di lain kesempatan, di grup perpesanan yang sama, ada lagi seorang rekan yang tinggal di luar negeri dan ingin memberi kejutan untuk istrinya yang berulang tahun dengan memasak hidangan khas Indonesia. 

Hanya dalam hitungan menit terjadilah berbagai diskusi politips dan politriks tentang bagaimana memasak hidangan khas Indonesia dengan kondisi keterbatasan bumbu di antara para bapak-bapak. Segala resep mulai dari nasi goreng kambing, sayur lodeh, sayur asem sampai babat gongso pun berhamburan memenuhi grup perpesanan selama lebih kurang dua jam atau sekitar 400-an chats!

Jelas bahwa di balik para bapak yang seringkali berkesan "primitif", yang hanya tertarik pada aktifitas mencari nafkah, pada kegiatan-kegiatan yang bersifat kelelakian seperti hobby bersepeda, otomotif, atau sekedar nonton bola, nonton filem eksyen, tidur, bercinta, leyeh-leyeh, untuk menyenangkan diri sendiri, ada keinginan atau sisi lain yang memerlihatkan naluri untuk merawat anak atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan remeh temeh seperti memasak.

Baca juga: "Calon Suami Siap Nyebokin Anak?"

Di beberapa negara Eropa barat, seperti Perancis, ada penggunaan kata spesies "neandertal" untuk secara karikatural atau anekdotik menggambarkan sosok laki-laki dewasa atau bapak-bapak yang hidupnya terbatas hanya untuk mencari nafkah, untuk berkembang biak, lalu menyenangkan diri sendiri dengan berbagai aktifitas kelelakian dan tidak memerdulikan hal-hal remeh temeh di rumah seperti mendidik anak atau mengurus rumah tangga.

Menurut Encyclopedia Britannica, neanderthal atau neandertal (homo sapiens neanderthalensis) sendiri adalah suatu spesies atau sub-spesies dari manusia purba yang sudah punah yang hidup di planet bumi antara 2,6 juta sampai dengan 11700 tahun yang lalu. Spesies neanderthal inilah yang juga sering digambarkan sebagai manusia gua yang sesungguhnya. 

Meskipun memiliki volume otak yang lebih besar dari spesies manusia modern, yaitu kita sendiri (homo sapiens sapiens), neanderthal hidup dengan mengembangkan berbagai alat dari batu untuk keperluan berburu, membuka lahan dan bercocok tanam secara sederhana.

Mengutip Corniou (2011) Prof Damien Labuda dari Universitas Montreal menelurkan hipotesa bahwa spesies neandertal yang hidup di Eropa dan Asia sempat hidup berdampingan dengan manusia modern (homo sapiens sapiens) yang berasal dari benua Afrika. 

Masih menjadi misteri bagaimana spesies neandertal akhirnya punah, sementara spesies sapiens, yaitu kita akhirnya memenuhi planet bumi sampai hari ini. 

Berbagai teori mencoba menerangkan kepunahan itu. Satu di antaranya, mengutip Le Monde (2008) adalah bahwa spesies neandertal yang kuat secara fisik namun sederhana dalam intelektualitas kalah bersaing dengan spesies sapiens yang walaupun secara fisik tidak begitu kuat namun memiliki tingkat intelektualitas yang lebih canggih dari neandertal.

Jelas bahwa kaum bapak-bapak bukanlah spesies neandertal yang kuat secara fisik namun sederhana dalam daya pikir.

Atas alasan itu, para ibu atau para istri, tentu punya alasan yang kuat untuk menyertakan para suami atau para bapak dalam kegiatan yang kompleks secara emosi maupun daya pikir seperti mendidik, merawat anak, atau ikut beberes mengatur rumah sampai memasak. 

Jangan pernah biarkan para bapak asyik-asyik bekerja saja lalu enak-enakan beristirahat, main game, berolah raga, minta jatah atau enak-enak ngorok, sementara Anda setengah mati memasak hidangan yang enak, atau capek mengganti popok. 

Jangan biarkan para bapak itu mengalami kemunduran menjadi spesies neandertal. Mereka jelas spesies homo sapiens sapiens, manusia moderen seperti para Ibu dan para istri sekalian.

Baca juga "Boys will be boys: Cerai gegara Playstation?"

Kembali ke grup perpesanan alumi SMA saya.

Tiba-tiba seorang rekan harus isoman karena hasil PCR COVID-19nya positif. Dengan segera istri dan anak-anaknya yang negatiff ia kirim ke suatu tempat yang aman dan ia sendirian selama dua mingguan isoman di rumah. Di tengah-tengah isoman teman saya itu bertanya di grup perpesanan: 

"Brok, bosen nih isoman, saran dong nonton filem apa?"

 Tidak menunggu lama, berbagai saran, politips dan politriks tentang judul-judul filem eskyen sampai filem dewasa pun berhamburan. Di akhir chat, ada seorang rekan yang dengan malu-malu menulis:

"Brok, cobain deh nonton drakor Love ft. Marriage and Divorce..."

Hah? Ada pula rupanya bapak-bapak yang nonton drakor di grup perpesanan itu. 

Senyap.

Tapi tidak lama kemudian, ada seorang rekan yang badannya penuh tatto yang menulis pesan:

"Emang season 3 nya udah keluar?"

Duarrr! Terbongkarlah rahasia bahwa bahwa manusia-manusia macho pun tertarik nonton drakor alias drama korea. 200-an chats kemudian berhamburan pesan mengomentari filem drakor tersebut. Salah satunya:

"Season 3 baru keluar februari 2022? Busett dah, lama amat. Udah kesel gue pengen lihat Dong-mi dicekek arwah suaminya!"

Nah, semakin jelas kan bahwa sebagai homo sapiens sapiens, para bapak pun sesungguhnya punya hati dan emosi yang kompleks yang bisa menikmati drakor bersama istri?

Di sebuah bengkel bubut di Jakarta, 1 September 2021

* bukan merek sebenarnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun