Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menjadi Itik "Perancis" untuk Hadapi Senior di Kantor

30 Juli 2021   18:32 Diperbarui: 31 Juli 2021   12:59 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Jadilah seperti itik" (sumber gambar: tesis Vincensini, 2005)

Pertama, sebagai junior kita harus tetap tenang dan fokus.

Sikap tenang buat saya ada tiga macam arti.

Pertama, tenang artinya sebagai junior sebaiknya kita terlihat biasa saja, apa adanya. Tidak usah mencari muka dengan pura-pura sibuk, pura-pura rajin, atau pura-pura perhatian dengan seluk beluk pekerjaan. 

Jangan sampai juga memperlihatkan ekspresi terbeban saat harus lembur, bingung, atau malah panik saat pekerjaan memuncak atau deadline mendekat, seperti saat tanggal pengajuan tender tinggal besok.

Kedua, tenang juga berarti menampilkan ekspresi ramah, tidak cepat marah, atau emosional. Hal ini akan menimbulkan suasana nyaman di ruangan kerja dan meredakan stres. 

Sikap santai dan ramah juga akan menetralisir suasana bertegangan tinggi, umpamanya saat senior atau Big Boss tiba-tiba memarahi seseorang atau semua karyawan junior. Salah satu cara bisa bersikap tenang menghadapi senior yang temperamental seperti di kisah awal di tulisan ini adalah bisa merelativisir situasi. 

Saya tahu bahwa sikap angot-angotan Pak Konsultan Utama adanya siklusnya dan cepat atau lambat pasti akan menimpa saya. Maka dari itu, saat Pak Konsultan Utama tiba-tiba men-donder saya saat buku datanya 'hilang', entah kenapa saya justru setengah mati menahan tawa.

Ketiga, tenang berarti tidak melulu membicarakan pekerjaan. Ada kalanya, seorang junior harus bepergian dengan senior seperti Pak Konsultan Utama. Ada kalanya pula Pak Konsultan Utama itu mengajak salah seorang junior makan di luar atau mengajak merokok atau minum kopi. 

Pada kesempatan seperti itu, jika situasi memungkinkan tentunya seorang junior harus mampu juga bercakap-cakap tentang hal-hal di luar pekerjaan, entah itu tentang berita politik, olahraga, aktualitas, atau sekadar (kalau yakin lucu) bertukar guyonan. 

Mengetahui kegemaran, hobby atau minat dari senior kita adalah sangat penting untuk bisa mengimbangi pembicaran atau menciptakan chemistry agar hubungan tidak melulu profesional tapi juga antar manusia. Biar bagaimanapun senior juga manusia kan ya? 

Akhirnya, sikap "fokus" sudah jelas artinya. Sebagai junior memang seharusnya kita tetap fokus pada misi utama bekerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun