Tapi di atas semua itu sebenarnya secara keilmuan, Bapak itu hebat sekali dan kami para junior sangat mengaguminya. Beliau akan cepat melihat kalau ada junior yang cepat belajar dan cepat menjadi pintar.Â
Dia tidak akan ragu untuk mempromosikan kami para junior yang kompeten di matanya pada Big Boss perusahaan dan dia tidak ragu pula untuk memberikan kami tugas atau tanggung jawab atau wewenang yang lebih besar kalau di matanya kami sebagai junior dianggap sudah mampu.
Tapi jangan salah juga, Pak konsultan utama itu tidak suka junior yang keminter alias pura-pura kompeten padahal tidak. Beliau juga tidak suka junior yang cari muka, banyak tampil, banyak exist padahal nirprestasi.
Saya yakin, hampir di semua perusahaan ada tipe senior seperti ini. Hebat secara profesional, keilmuwan, namun bertemperamen tinggi atau brangasan alias tidak sabaran, tidak mau kalah apalagi ngalah, tidak suka kepura-puraan atau penjilatan namun sesungguhnya sangat perhatian dan menginginkan para juniornya untuk belajar dan bisa maju.Â
Satu cara untuk menghadapi senior semacam ini adalah dengan menerapkan filosofi itik.
Filosofi itik ini berasal dari pepatah bahasa Perancis yang berbunyi:
"Soyez comme un canard. En surface ayez l'air calme et pose, sous la surface pedalez comme le maudit!"
Saritilawah-nya:Â
"Jadilah seperti itik. Di permukaan, tetaplah tenang dan fokus, di bawah permukaan (air) mengayuhlah seperti orang kesurupan!"
Jadi jelas bahwa filosofi ini cukup sederhana untuk dilakukan dalam dua langkah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!