Kowe tak sayang-sayang (Engkau kusayang-sayang)
saiki malah ngilang (Sekarang malah menghilang)
tresnamu karo aku (Cintamu kepadaku)
kuwi mung kiasan (hanya kiasan)
Berbagai unsur kata ghosting secara telak dipaparkan oleh Paklik Didi Kempot dalam pengulangan atau refrain tersebut: menghilang, dan cinta yang tak asli.
Lagu kedua yang cukup menggambarkan fenomena ghosting secara cukup lugas adalah lagu karya artis Pop Dangdut muda Hendra Kumbara yang berjudul Dalan Liyane (Jalan yang lain).
Lagu mas Hendra ini cukup fenomenal di kancah Pop Jawa terutama pada bait awal yang memuat lirik sebagai berikut:
Sopo sing kuat nandhang kahanan (siapa yang kuat menghadapi situasi ini)
Sopo seng ora kroso kelangan (siapa yang tidak merasa kehilangan)
Ditinggal pas sayang sayange (ditinggal saat sedang sayang sayangnya)
Pas lagi jeru jerune, koe milih dalan liyane (saat sedang dalam-dalamnya, kau pilih jalan yang lain)
Adalah istilah "ditinggal pas sayang-sayange pas lagi jeru-jerune" yang sempat menjadi istilah viral saat lagu ini mencapai puncak ketenarannya di tahun 2020 yang lalu. Defini ghosting apa yang lebih menghentak ketimbang frasa "ditinggal saat sayang-sayangnya dan di saat dalam-dalamnya" dalam tembang tersebut?
Melihat berbagai unsur arti ghosting di kedua tembang tersebut, mengapa kita terus memakai istilah ghosting? Apa salahnya jika kita ganti menjadi peraiban atau meraib?
Sidebarring = pengesampinganan? mengesampingkan?
Tidak sebanyak fenomena peraiban (ghosting), namun istilah sidebarring ditangkap dan diterjemahkan oleh penyanyi Pop Jawa yang sedang meroket yaitu Denny Caknan secara jitu dalam lagunya yang berjudul Los Dol.