Salah satu contoh reaksi yang salah kaprah, entah disengaja atau tidak, bisa dilihat pada pernyataan DPP FPI sebagaimana dimuat di Tarbiyah.net:
“Lantas kenapa Mahasiswa Katholik tetiba menuduh Ulama Islam yang dakwahkan ajaran agama kepada umatnya sendiri sebagai penistaan?! Jika begitu, nanti Pendeta yang ajarkan tentang dogma Anak Tuhan kepada Umat Kristiani, bisa juga dianggap penistaan oleh Umat Islam. Kacau tidak?!” tandasnya (DPP FPI).
Efek Bola Salju Salah Kaprah yang Mengerikan
Dampak kesalah-kaprahan ini, entah tidak disengaja atau entah disengaja dibentuk secara sistematis bisa sangat mengerikan. Kesan bahwa seakan PMKRI ingin mengutak-atik kebenaran ajaran maupun independensi dakwah dalam suatu agama yang bukan Kristen maupun Katolik dapat digeneralisir sebagai keinginan umat suatu agama untuk masuk ke ranah ajaran agama lainnya dan berpotensi menimbulkan ketegangan antar agama.
Peran media sosial seperti Twitter atau Facebook untuk menyebarkan kesalah-kaprahan seperti ini sangat besar. Cuitan yang menjadi viral adalah seperti bola salju yang awalnya kecil menggelinding lalu lama kelamaan menjadi semakin besar dan menghantam segala apa yang ada di depannya. Pembaca atau pengguna medsos seringkali kehilangan kontrol maupun filter diri dalam menanggapi berita dan bahkan ikut me-retweet membuat bola salju semakin besar dengan momentum kesalahkaprahan yang semakin kuat.
Jika bola salju kesalah-kaprahan ini terus menggelinding atau bahkan digulir secara sistematis oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan, bukan tidak mungkin bahwa kadar ketegangan antar kelompok yang sudah cukup meninggi akibat Pilkada Jakarta maupun akibat Sidang Ahok dan kasus seputar atribut natal belakangan ini akan semakin tinggi.
Anda dan saya yang tidak menginginkan hal ini tentu tidak akan tinggal diam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H