[caption id="attachment_321035" align="aligncenter" width="530" caption="ratusan varian!"]
Pepatah mengatakan tiada perjumpaan tanpa perpisahaan. Tiada gading yang tak retak. (Halahhh)
Bagi saya pribadi (walau nama saya tetap Joko bukan Pribadi), mengunjungi taman bunga selalu memberi ide. Juga untuk anak-anak saya.
Setelah empat jam putar-puter, nglekar maupun ndlosoran, kami pun pulang. Saat keluar dari taman, seorang anak saya mengatakan,
"Pak saya tahu sekarang, kayaknya nanti kalau besar saya mau ambil sekolah bio engineering saja."
"Wah bagus itu! Memangnya kenapa Nak?", tanya saya.
"Ya nanti aku bisa mengembangkan selain tulip yang indah dan wangi juga tulip yang eetbaar, yang bisa dimakan", jawabnya antusias.
"Wah bener juga...", bathin saya yang memang mulai lapar karena hari sudah malam.
Alangkah indahnya kalau selain bisa dilihat, bunga-bunga tulip di Keukenhof ini bisa dimakan alias dicaplok...hap!
Jadi selain membayar tiket untuk lihat-lihat, para pengunjung juga bisa bayar tiket.... all you can eat...
*nggragas yo band