Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Nge'bir' Yuk!

3 Juni 2014   21:30 Diperbarui: 11 April 2016   15:38 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption id="attachment_327227" align="aligncenter" width="590" caption="Stella Artois andalan AB-Inbev di Leuven, Belgia (dok.pri)"][/caption] « Petit en taille grand en connerie » - Kecil dalam ukuran, 'gede' dalam 'kelakuan'. Mungkin itu yang jadi pegangan bagi orang-orang Belgia dalam soal bir-bir-an. Pada tahun 2008, produsen bir Belgia, InBev mengakuisisi raksasa Amerika Anheuser-Busch yang terkenal sebagai produsen bir Budweiser. Akuisi ini membuat InBev yang bermarkas di Leuven, Belgia mengganti namanya menjadi AB InBev. Saat ini AB InBev merupakan perusahaan peragian (brewer) bir terbesar di dunia yang menguasai 25% pangsa pasar sejagat di atas produsen bir dunia lainnya seperti SABMiller (Inggris), Heineken (Belanda), Carlsberg (Denmark) dan CR Snow (Cina). Tidak hanya AB-InBev, negeri kecil Belgia dengan luas hanya sebesar Jawa Barat dan berpenduduk 11 juta ini memiliki total sekitar 165 perusahaan peragian besar dan kecil. Industri peragian bir tak pelak merupakan salah satu sektor yang paling menguntungkan bagi perekonomian Belgia. Ernst & Young mencatat bahwa di tahun 2011 saja, berbagai sektor yang terkait dengan industri peragian bir memperkerjakan sekitar 50 ribu tenaga kerja dan mendatangkan pemasukan sebesar 1900 juta euro atau 28,5 trilliun rupiah bagi pemerintah Belgia atau sekitar 6 trilyun rupiah lebih besar dari APBD Jawa Barat tahun 2014.

Tradisi Romawi dan Biara

Apa yang membuat bir Belgia disukai para penggemar bir? Pertama, Belgia memiliki jumlah jenis bir per kapita terbanyak di dunia. The Economist mencatat sebanyak 1131 jenis bir dari terutama dari berbagai kombinasi teknik peragian tradisional dapat ditemukan di seluruh Belgia. Teknik ini seringkali mengacu pada metode yang digunakan pada jaman kekaisaran Romawi.Industri peragiannya sendiri tidak jarang dijalankan oleh perusahaan keluarga yang berdiri sejak abad pertengahan seperti bir Roman dari Oudenaarde misalnya sudah berdiri sejak 1545. Bir Stella Artois yang merupakan bir andalan AB-InBev sendiri pada awalnya dihasilkan oleh industry peragian Den Hoorn yang didirikan di Leuven pada tahun 1366. Di abad-abad pertengahan, biara-biara juga memaikan peranan dalam peragian bir. Biara pada masa itu dikenal juga tempat pembuatan bir (selain keju) untuk dijual sebagai sumber pemasukan atau untuk diberikan kepada peziarah atau tamu maupun dikonsumsi sebagai "roti cair" untuk mengganti sumber nutrisi selama masa puasa sebelum Paskah. Bir Trappist yang awalnya dibuat oleh para rohaniwan-pertapa merupakan salah satu jenis bir yang sangat populer sampai detik ini.

Beer + Science = Beer Science

Dengan rata-rata konsumsi bir sebesar 100 liter bir per orang pada tahun 2005, orang Belgia sebenarnya 'hanya' berada pada peringkat kedua pengkonsumsi bir terbesar di dunia setaraf dengan orang Jerman dan Amerika (data FAOstat tahun 2010). Peringkat pertama dipegang oleh orang Irlandia dan orang Ceko yang mengkonsumsi sekitar 160 liter bir per orang.

 

[caption id="attachment_327225" align="aligncenter" width="317" caption="Bir Lambic dari ragi liar dari Brussel (dok.pri)"]

1401780153116719339
1401780153116719339
[/caption] Peraturan perundangan di Belgia melarang orang membeli dan mengkonsumsi anggur dan bir sebelum usia 16 tahun. Bersama dengan faktor budaya untuk keluar dari rumah orang tua setamat SMA, peraturan ini membuat bangku perkuliahan atau kampus menjadi salah satu tempat di mana orang Belgia 'belajar' minum bir. Di satu sisi bukan tanpa resiko, persenggolan kaum muda atau mahasiswa Belgia dengan bir kadangkala berakibat hal-hal konyol pula seperti perkelahian di malam hari atau dilarikannya mahasiswa mabuk ke rumah sakit. Salah satu insiden serius terjadi Oktober tahun lalu saat seorang mahasiswa mabuk tewas setelah terjatuh dari ketinggian beberapa meter ke jalan rel kereta di Louvain-la-neuve. Di sisi lain 'persengkolan' antara mahasiswa Belgia dan bir juga bisa berbuah kemajuan untuk industri bir itu sendiri. Fakultas Teknik Bio-Sains di Universitas KU Leuven misalnya menjadi salah satu pusat penelitian teknik peragian bir. Beberapa contoh judul tesis doktorat tentang bir misalnya memperlihatkan betapa seriusnya keterlibatan dunia akademis dalam pengembangan industri ini: The influence of thermal load during wort boiling on the flavour stability of bee, System Changes in Wort Production for the Improvement of the Flavour Stability of Lager Bee, atau Release of hydroxycinnamic acids and formation of flavour-active volatile phenols during the beer production proces,..... Puyeng? Mumet? Sama.. (padahal minum juga belum...)

 

[caption id="attachment_327223" align="aligncenter" width="432" caption="Pabrik Bir Duvel di Utara Belgia (dok.pri)"]

14017798171955928046
14017798171955928046
[/caption] Seni beer tapping Akhirnya bir tidaklah hanya perkara minum belaka tapi juga menyangkut berbagai aspek lainnya seperti seni atau teknik "beer tapping" atau seni membuka kran atau katup agar bir tercurah ke dalam gelas dengan tujuan mendapat bir dengan komposisi cairan dan busa (schuim, NL) yang tepat. Seni "tapping bir" ini tidak mudah karena untuk mendapat komposisi yang tepat harus dikombinasikan antara debit aliran dari kran, jarak antara kran dan gelas dan kemingiran gelas.

 

[caption id="attachment_327220" align="aligncenter" width="332" caption="Kran bir (dok.pri)"]

1401779580439404335
1401779580439404335
[/caption] Bir yang dihasilkan dari tapping ini disebut sebagai draught beer dan orang yang ahli dalam melakukan tapping disebut sebagai Draught Master. Adalah Marjolein Geuens, cewek (lagi-lagi) dari Belgia berusia 24 tahun yang berhasil memenangkan kejuaraan dunia World Draught Masters di Cannes, Perancis pertengahan Mei yang baru lalu. [caption id="" align="aligncenter" width="510" caption="Juara dunia Beer Tapping dari Belgia (www.hln.be)"]
Juara dunia Beer Tapping
Juara dunia Beer Tapping
[/caption] Penulis sendiri sebagai mantan anggota the boyz from mBekonang, secara amatiran juga sedang mempelajari teknik yang tepat untuk melakukan tapping lewat acara-acara di pesta-pesta antar kampung (tarkam). Adalah tantangan tersendiri untuk menghasilkan satu gelas bir dengan komposisi cairan dan busa yang tepat di negeri peminum bir seperti di Belgia. Salah-salah tapping bukan sambutan yang didapat tapi sambitan... (curcol).

Nge-"bir" yuk?

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk mengajak apalagi menganjurkan pembaca untuk menjadi peminum bir. Tidak. Sama sekali tidak. Mohon tidak menuduh apalagi bertindak anarkis... (halah) "Bir" yang saya maksud dalam judul tulisan adalah bagaimana kita bisa mencontoh negeri kecil Belgia ini dalam hal keseriusan untuk mengembangkan suatu tradisi kuno yang sudah menjadi gaya hidup sehari-hari. Di Indonesia sendiri tradisi kuno berbentuk seni dari kerajinan sampai gastronomi dari musik sampai tari yang bisa kita 'jual' dan menjadi kebanggaan rasanya tidak terhitung banyaknya dan tidak usah disebutkan di sini. Tapi sudah punyakah kita keseriusan untuk men'jual'nya? Atau kita sekedar membiarkan hukum alam berlaku agar setiap tradisi itu mengembangkan dirinya sendiri-sendiri, lalu sekedar teriak-teriak atau bengak-bengok saat negera lain kita tuduh mencuri tradisi atau budaya kita? Sekali lagi mudah-mudahan kita tidak juga gampang main tuduh (mencuri) apalagi bertindak anarkis... (halah, lagi).

-The End/Fin/Tamat-

----- pesan dari Koplak Yo Band: "nulis tentang bir? Kapokmu kuaaapaann le?!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun