Kedua: reporter hanya menyampaikan data dari otoritas yang berwenang
Kesimpangsiuran kedua terjadi sesaat setelah penyerbuan oleh pasukan komando gabungan di dua lokasi. Komunikasi antara penyiar di studio dan tim reporter di lapangan kembali berisi berbagai pertanyaan : berapa jumlah korban, apakah penyandera (dan Kouachi bersaudara) hidup atau mati, kapan tepatnya serbuan, bagaimana jalannya serangan dan seterusnya.
Pada sekitar pukul delapan malam, di lokasi pasar swalayan yahudi Porte de Vincennes, Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve  mengeluarkan pertanyaan resmi pertama dari pemerintah Prancis yang intinya berisikan ucapan terima kasih kepada segenap tim kepolisian yang telah berandil dalam mengakhiri kedua peristiwa hari itu.
Saat ditanya oleh wartawan tentang detil penyerbuan, Cazeneuve yang Menteri Dalam Negeri, justru menjawab bahwa dirinya tidak berhak memberikan informasi yang tidak tepat kepada publik dan bahwa pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak kejaksaan yang dalam peristiwa ini adalah institusi yang paling berwenang untuk menyampaikan informasi ke publik.
Pertanyaan para wartawan baru terjawab sekitar satu jam kemudian, saat  François Molins dari Kejaksaan Tinggi Paris membeberkan informasi mendetil terkait dua kasus hari itu dalam suatu konferensi pers.
Ketiga: etika visual
France 2 berhasil memperoleh video yang dibuat warga yang merekam penyerbuan pasar swalayan yahudi oleh pasukan komando gabungan polisi dan gendarmerie.
Pada awalnya, video itu ditayangkan oleh France 2 ke publik tanpa sensor: adegan bagaimana tubuh tersangka penyandera terjengkang ke belakang saat diterjang peluru pasukan komando terlihat jelas.
Menyadari bahwa tayangan tersebut melanggar etika visual penyerangan, France 2 Â mengedit video tersebut dan merilis versi lain dengan adegan penembakan terhadap tersangka telah disensor.
Keempat: standar penyampaian informasi
Akhirnya, standar apa yang perlu diperhatikan dalam penyampaian suatu informasi ?