Mohon tunggu...
Joko Kuswanto
Joko Kuswanto Mohon Tunggu... Lainnya - pedagang kecil yang hobi menulis

konten yang berbau filsafat, kehidupan, ketuhanan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Wanita dan Kopi Hitam (2)

6 Juni 2023   02:17 Diperbarui: 7 Juni 2023   09:12 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Asis, ikut papa..!" rengek gadis kecil, kepada ayahnya yang sedang bersiap-siap berkantor..

Ayah gadis ini tersenyum sambil mengangkat tinjunya...kearah pipinya..

"Ok..gadis kecilku.." sambil menyambar melalui kedua ketiak Asis,  Asis tertawa cekikikan, karena geli...tas sekolahnya diselimpangkan di pundak ayahnya..Dan Asis melayang dan mendarat tepat diatas tangki berlogo "bintang sherif."motor besar..  mamanya tertawa geli dari dalam..

" Nanti, mama jemput..."ujar Asis..setengah berteriak...mamanya pun mengacungkan ibu jari, tanda setuju..

Suara derum motor besar hitam menggema..siap melaju.. 

"by..by..mama...Asis pamit..'"

disusul dengan lambaian tangan ayah...

Jarang memang, Asis pergi bersama ayahnya ke sekolah, sesekali saja hanya saat, ketika sedang berada dirumah ..             Ayahnya jarang pulang, karena sering ke luar kota..

Sesekali..menyaksikan berita di tv..ketika ayahnya diwawancara   wartawan tv, mengenai penangkapan pelaku kejahatan..matanya berbinar menyaksikan Ayahnya di layar tv..

Baca juga: Rastra Sewa Kottama

Ada rasa bangga..dituntun tangan ayah..menuju ke pelataran..sekolah..Semua menatap dengan senyuman..

"Aduh..anak papa..mana mamanya." seloroh ibu yang sama-sama mengantar putrinya...Asis dipeluk,cium pipi kanan kiri..

Asispun berlari, bersatu bersama teman-temannya..kemudian ayah meninggalkan sekolah menuju kantor kepolisian daerah...tempatnya bekerja atau tepatnya mengabdi..

Siang terik membakar permukaan jalan beraspal..menimbulkan faktamorgana bayangan air yang berlarian.....

" Kapan transfer nya...telat..nih..!" hpnya masih menempel ditelinga kanannya..seperti menunggu jawaban... "hari ini kita temuan...ujarnya.                        dilihat hpnya dan kemudian, menggeser beberapa kolom.. alisnya mengerenyit ...Gadis berambut sebahu melenggang meninggalkan resto..menuju tempat parkir  mobil sport biru..yang segera keluar dari arena parkir..

Aiptu Johan Dafors..masih keturunan flores portugis.. berkulit putih dengan alis mata meruncing kebawah, sorot matanya tajam, bola matanya kebiruan namun senyumnya menampakan keramahan..sehingga mengikis kesan garang..wajahnya..

Briefing siang ini, membahas pengedaran yang sudah tercium.."Pemain lama beraksi lagi..tujukan dedikasimu, bekerjalah dengan dengan seluruh jiwa ragamu untuk indonesia, untuk penyelamatan generasi muda Indonesia...kalian siap..??"

"Siap!..siap!..siap!...untuk indonesia..!!!" jawab beberapa anak buahnya.

Aiptu Johan Dafors memimpin langsung penyergapan itu, dengan persenjataan standar operasional..

Mereka mengendarai mobil sipil..menuju lokasi target yang sudah diinformasikan informan..Saat  baru keluar dari jalan utama, dan berbelok masuk kejalan ateri...

Tanpa disadari, Aiptu Johan, ...mobil mereka diikuti mobil jeep hitam.. yang mengikuti semenjak dari pertigaan lampu merah. Ketika mobil Aiptu sedang berada di jalur ditempat sepi..dan agak sedikit luas ,dekat tikungan...

Tiba- tiba...penumpang depan sebelah kiri mobil Jeep, keluar sambil mengeluarkan senapan otomatis dan memberondong mobil Aiptu Johan..mobil Aiptu berhenti tanpa perlawanan....kaca mobil, pecah berantakan..dengan suara mobil masih menyala....

Aiptu Johan Dafors, gugur bersama lima rekannya....

Mobil Jepp hitam sudah hilang tanpa jejak... 

Tanpa ada saksi mata...

Sorot mata miss Dafors..nenatap tajam menembus kaca jendela apartemen...memandang tower yang berbentuk segitiga.disebrang apartemennya..

Pintu diketuk perlahan..miss Dafors menghampiri dan membuka pintu yang dikunci ganda dengan slot rantai... 

" Masuk.....!"..

Kemudian miss Dafors membantingkan tubuh mungilnya disofa... Dan tiga pria mengikuti duduk melingkar..di masing- masing kursi..seorang pria berjaket blue jean..menghampiri kulkas..mengambil minuman kaleng...4 buah.....dan masing - masing disodorkan satu- satu..termasuk miss Dafors. Mereka semua terdiam.

" Berapa "coffe "yang sudah cair.." mata miss memandang lelaki di sebelah nya..yang dipandang tidak berani membalas...karena hatinya seperti dirobek- robek kuku macan..

" Hampir semua stok sudah habis terjual..".

"iya..,!.Berapa..???" Miss Daf ketus.

"Iya.iya...miss Daf..". suaranya gemetar sambil menurunkan tas ransel yang masih dipunggungnya..

Dibukanya tas ransel ber merek nama gunung,  tangannya gemetar...mengeluarkan  gepokan uang,yang tersusun rapih.. ada empat atau lima gepok..ditata diatas meja...

" Sebagian lagi menyusul.." seperti bergumam..

Miss Dafors, mengambil sebatang rokok dan membakarnya..dihisap nya perlahan...dan dihembuskan asap rokoknya.. panjang...menjauh...tanda puas..

Kemudian miss Dafors membuka laci buffet...dan mengambil tiga amplop tebal..dan diberikan..masing-masing..pria itu...

"Good Job"..katanya..

Dan merekapun pergi.. meninggalkan miss Dafors sendiri...

Miss Dafors..menuangkan kopi pahit..dari teko stenliss.. kedalam cup keramik..kopi pahit..

Di hirupnya..kopi yang masih mengepul uap panas di hirupnya aroma wangi kopi..menghantar kenangan suram kepada wajah seorang lelaki..berbentuk fimale..

" papa..."..ucapnya lirih ..bibirnya bergetar ..air matanya mulai keluar seperti pecahan gunung es yang mencair...usianya masih 9 tahun waktu itu..ketika ayahnya..tewas diberondong..mafia...

Dan sampai hari ini polisi belum menemukan pelakunya..persidangan hanya menghadiri kan seorang yang mengaku sebagai pelaku..namun dinyatakan masih meragukan..

Singkatnya masih ada yang disembunyikan..

"Lupakan , dan lihat kedepan, masa yang lebih..pasti.." kata seorang pria berpangkat perwira..

" Apakah sudah tidak ada kata kata lain yang lebih dari itu???" kata Miss Dafors geram..

Sang Pria itu hanya bisa menepuk-nepuk bahunya.. tanda menyesal karena tidak dapat memberi solusi..

Akhirnya Pria itu berbisik ditelinga Miss Daf.. Politikus besar terlibat...

Mata Miss Dafors terbelalak ,tidak percaya apa yang baru di dengar, nafasnya terhenti...dan kemudian gelap...

 Barros City..2020..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun