Mohon tunggu...
Joko Kuswanto
Joko Kuswanto Mohon Tunggu... Lainnya - pedagang kecil yang hobi menulis

konten yang berbau filsafat, kehidupan, ketuhanan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meditasi: Ruang Pertemuan Roh dan Jiwa

20 April 2023   01:00 Diperbarui: 20 April 2023   08:37 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

                Manusia adalah mahkluk yang berpikir...Segala sesuatu diolah atau terolah secara alami. Para filsuf juga menyimpulkan bahwa manusia itu adalah mahkluk yang "bertanya"..Bahkan "Dosa" pertama manusia, seperti yang tertulis dalam kisah manusia pertama, adalah karena ke"ingintahu"an, bahasa gaul sekarang," kepo "an..Bayangkan hanya karena kepo..manusia bisa terjerumus dalam jurang dosa yang tak berkesudahan.  Ingin tahu, "kenapa tidak boleh memakan buah terlarang itu...lalu.... terjawablah, bahwa jika dimakan akan sama dengan Tuhan..Karena INGIN TAHU..maka terjadilah PENGETAHUAN: tentang Benar dan Salah,  Baik dan Buruk, rasa malu..dan lain sebagainya...Dan rasa ingin tahu manusia terus berkembang hingga saat ini. Maka terciptalah Dunia...seperti yang kita tempati sekarang, Ilmu Pengetahuan begitu beragam, ilmu teknik, ilmu kedokteran, ilmu angkasa, ilmu bumi..ilmu jiwa..itu semua adalah hasil dari "Kekepoan" manusia...Yang lucunya adalah semakin manusia banyak mengetahui  Manusia semakin gelisah..kegelisahan dijawab dengan fasilitas yang katanya membuat nyaman ternyata juga melahirkan kegelisahan baru ..sungguh tiada habisnya....tiada henti..

Bahkan ke" ingintahu"an manusia dijadikan merek produk teknologi computer..dengan simbol buah apel yang baru digigit...Simbol Ilmu Pengetahuan..( maaf, bukan sedang iklan..) Apel yang baru digigit adalah simbol Pengetahuan.

Sampailah kita kini mencoba mengevaluasi tentang perjalanan kita sampai hari ini..karena kita sudah menjadi bagian dari Dunia ini..KESEJATIAN menawarkan diri tentang pemahaman mengapa semua ini terjadi. Secara simpel, KESEJATIAN menyimpulkan bahwa semua ini terjadi karena peran" Jiwa" sebagai pelaku utama. Seperti yang telah diulas dalam kolom tulisan kedua..dirubik kompasiana ini. Sekarang kita pastikan bahwa Roh dan JIWA itu berbeda.  

Roh adalah yang menghidupi, sedangkan 

JIWA adalah yang dihidupi

Dan JIWA menggerakan Tubuh agar dapat tumbuh, berkreasi, dengan kuasa dan kehendak bebasnya..

Tubuh yang kita "miliki" ini, pasti akan berakhir...Agar kita tidak menjauh dari Sang Pencipta. KESEJATIAN memberi ruang agar Jiwa dan Roh, dapat bertemu..secara rutin namun penuh kesadaran.

Meditasi adalah cara dan sarana mempertemukan Roh dan Jiwa.

Mulai Meditasi :

Posisi bebas, bisa duduk, sila, berbaring..terserah..yang penting nyaman. Cari waktu yang tenang.

Berdoa menurut Agama masing-masing.

Atur napas..

menarik 5 hitungan,tahan napas dalam 5hitungan, lepas 5 hitungan..(lakukan berulang-ulang) sampai benar- benar mendapatkan irama ketenangan, seperti napas bayi yang sedang tidur...

Ucapkan Doa di dalam hati..   bukan di pikiran atau dibibir..

Dahi tidak boleh berkerut..santai..mulut tidak boleh bergerak..semua harus santai..

biarkan doa bergema dalam hati..perlahan lahan...diulang-ulang..

kemudian biarkan pikiran mengikuti doa yang di dalam hati bersahut-sahutan..kalimat demi kalimat..sampai lancar..

sampai akhirnya bisa membedakan mana suara hati (Roh) mana suara pikiran (jiwa)

kemudian ajukan pertanyaan kepada Roh, tentang masalah yang sedang dihadapi anda...

tetap hening..biarkan Roh berbicara...jangan dipaksa..

jika ada suara berkata-kata, jangan disanggah..diingat saja..apapun itu kalimatnya.. atau walau hanya satu kata..simpan..

Lalu sharingkan....untuk menguatkan image yang didapat..(biasanya berupa pesan)

Selesai..

Tutup dengan Doa.

Buka mata perlahan..Agar tidak pusing..

. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun