Mohon tunggu...
YULIANUS JOKO KRISTIANTO
YULIANUS JOKO KRISTIANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Mencuri Jagungmu untuk Biaya Anakku

24 Januari 2023   23:05 Diperbarui: 24 Januari 2023   23:07 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Duduk sini Tarmo kau!" Kata Boss Dikdo Sangar. "Kenapa kau maling jagungku?!" Tambah Boss Dikdo. "Siapa maling, aku panen jagung itu pikirku gak dipanen, jadi daripada sia-sia kupanen!" Bantah Tarmo Tegas. "Kau bisa dipenjara Tarmo!!" Bentak Boss Dikdo. "Dipenjara?!!!,  itu yang kuminta  Dikdo karena dipenjara aku bisa makan dan tidak susah  cari makan!" Tantang Tarmo. Mendengar itu semua orang diruangan itu kaget, tidak menyangka kalau Tarmo berani berkata begitu. "Sekarangpun akau mau dipenjara asalkan kasih makan istriku dan sekolahkan anakku!" Teriak Tarmo. Mendengar itu Boss Dikdo semakin geram saja.  "Kau ini maling pintar juga  ngomong  ya?!" Bentak Boss Dikdo.  "Pintar kamu Dikdo!, kau beri pinjaman ke para petani, hasil panen semaunya kamu beli!" Balas bentak Tarmo. Mendengar itu Boss Dikdo kaget bukan kepalang termasuk para kolega terhormat diruangan itu. "Berani kau Tarmo?!" Bentak Boss Dikdo. "Beranilah, saat ini dipenjarapun aku berani, tapi harus kasih makan istri dan sekolahkan anakku!"  Kata Tarmo tegas. Mendengar itu para kolega Boss Dikdo merasa trenyuh.   

"Sekarang gimana?!!, Dibuat apapun aku siap!  Kalau gak aku  mau ngarit untuk kambingku!, aku bukan maling !, aku gak pernah minjami duit ke orang lalu membeli seenaknya untuk cari untung!"  Segera Tarmo bergegas meninggalkan ruangan itu menuju motornya , pergi ke kebun untuk merumput kambing yang digaduh dari orang kaya didesanya. Saat itu juga para  kolega terhormat Boss Dikdo segera meninggalkan ruangan itu dengan meninggalkan hidangan siang mewah begitu saja. Boss Dikdo merasa kacau pikirannya bagaimana itu bisa terjadi lalu dia membanting tas isi duit ke lantai lalu pergi ke kamar.

Siang itu keluguan, keberanian,  dan kemiskinan Tarmo telah dengan telak mengalahkan kekayaan, kehormatan  dan  kepandaian Boss Dikdo. Sejak saat itu Pamor dan kehebatan Boss Dikdo ambyar oleh seorang Tarmo buruh tani miskin, namun jujur, dan tulus apa adanya dalam menghadapi hidup sehari-hari.  

Dokpri
Dokpri

Catatan Penulis : Nama-nama dan cerita diatas hanyalah rekaan belaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun