Edupreneurship di SMK: Integrasi Pembelajaran Kewirausahaan dalam Pengembangan Kompetensi Siswa
Oleh : Joko Harinto
Abstrak:
Artikel ini membahas implementasi edupreneurship di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melalui pendekatan pembelajaran kewirausahaan sebagai strategi untuk meningkatkan kompetensi siswa. Edupreneurship adalah kombinasi pendidikan dan kewirausahaan yang bertujuan membekali siswa dengan keterampilan berwirausaha sekaligus mengintegrasikan pembelajaran dengan praktik nyata. Studi ini menyoroti berbagai pendekatan pembelajaran, seperti project-based learning, teaching factory, dan pengembangan business center, yang dapat diterapkan untuk memperkuat jiwa kewirausahaan siswa SMK. Artikel juga mengeksplorasi tantangan yang dihadapi dalam implementasi program ini serta solusi yang dapat diterapkan, termasuk kolaborasi dengan dunia usaha dan inovasi teknologi.
Kata kunci: Edupreneurship, pembelajaran kewirausahaan, teaching factory, business center, SMK.
Â
Pendahuluan
Pendidikan kejuruan di Indonesia, khususnya di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), memiliki peran strategis dalam menghasilkan lulusan yang siap kerja atau mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Salah satu pendekatan yang menonjol dalam mencapai tujuan tersebut adalah implementasi edupreneurship melalui pembelajaran kewirausahaan. Edupreneurship dianggap relevan untuk memperkuat kemandirian siswa dan meningkatkan daya saing lulusan SMK. Menurut Sudira (2016), edupreneurship merupakan integrasi antara pendidikan dan praktik kewirausahaan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi siswa tidak hanya dalam aspek teknis, tetapi juga dalam aspek inovasi dan kreativitas.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran kewirausahaan di SMK telah membantu meningkatkan kompetensi siswa dalam berwirausaha. Hidayati dan Prasetyo (2018) menyatakan bahwa program business center di SMK dapat menjadi media pembelajaran yang efektif dalam melatih siswa mengelola bisnis kecil secara nyata, sehingga mereka memperoleh pengalaman langsung dalam mengelola usaha. Selain itu, model teaching factory, sebagaimana diungkapkan oleh Mulyasa (2012), memungkinkan siswa terlibat dalam kegiatan produksi barang atau jasa yang sesuai dengan standar industri, yang menjadi simulasi kerja nyata di dunia usaha.
Namun, terdapat berbagai tantangan dalam implementasi edupreneurship di SMK. Misalnya, Kurniawati et al. (2020) mencatat bahwa kurangnya kolaborasi antara sekolah dan dunia usaha menjadi salah satu hambatan utama dalam pelaksanaan program ini. Selain itu, kesenjangan antara kurikulum kewirausahaan yang diajarkan di kelas dengan kebutuhan dunia industri juga menjadi perhatian. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan inovatif dan kolaboratif untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran kewirausahaan berbasis edupreneurship di SMK.
Dalam konteks ini, artikel ini akan mengkaji implementasi edupreneurship melalui pembelajaran kewirausahaan di SMK, dengan fokus pada strategi pembelajaran, manfaat yang diperoleh siswa, tantangan yang dihadapi, serta solusi untuk mengoptimalkan program ini. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang relevan bagi pengembangan pembelajaran kewirausahaan di SMK di Indonesia.
Â