Mohon tunggu...
joko aji
joko aji Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika Pada SMP Negeri 1 Peureulak

seorang guru yang mencoba berbagi sedikit ilmu yang dimiliki untuk dapat disebarkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1

16 September 2023   16:48 Diperbarui: 16 September 2023   16:52 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BAB I

Pendahuluan

Pemimpin sekolah, dalam berbagai literatur, disebut berperan besar dalam menentukan keberhasilan sekolah karena ia mempunyai tanggung jawab dalam menyinergikan berbagai elemen di dalamnya. Seorang pemimpin sekolah yang berkualitas akan mampu memberdayakan seluruh sumber daya di ekosistem sekolahnya hingga dapat bersatu padu menumbuhkan murid-murid yang berkembang secara utuh, baik dalam rasa, karsa dan ciptanya. Tak dipungkiri, pemimpin sekolah merupakan salah satu aktor kunci dalam terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.

Untuk dapat menjalankan peran-peran tersebut, seorang pemimpin sekolah perlu mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebelum ia menjabat. Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP), sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar episode kelima, didesain untuk mempersiapkan guru-guru terbaik Indonesia untuk menjadi pemimpin sekolah yang berfokus pada pembelajaran (instructional leaders). Melalui berbagai aktivitas pembelajaran dalam PPGP, kandidat kepala sekolah masa depan diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam pengembangan diri dan orang lain, pengembangan pembelajaran, manajemen sekolah serta pengembangan sekolah. Kami memiliki harapan besar agar lulusan PPGP dapat mewujudkan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan di seluruh wilayah negeri ini, di mana keberpihakan pada murid menjadi orientasi utamanya.   Upaya pemenuhan kandidat kepala sekolah yang lebih optimal menuntut penyesuaian pada desain pembelajaran PPGP. Karena itu, terhitung dari angkatan kelima durasi program diefisiensikan dari sembilan menjadi enam bulan. Selain itu, PPGP juga menerapkan diferensiasi proses untuk peserta di daerah yang memiliki akses terbatas, baik dari segi transportasi maupun telekomunikasi.

Namun, terlepas dari moda penyampaian yang beragam, para Calon Guru Penggerak (CGP) di seluruh Indonesia sama-sama mempelajari materi-materi bekal kepemimpinan dengan sistem on-the-job learning di mana selama belajar, guru tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus menerapkan pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke dalam pembelajaran di kelas. Pendekatan pembelajaran juga tetap menggunakan siklus inkuiri yang sarat dengan refleksi dan praktik langsung, baik bersama sesama CGP maupun rekan sejawat di sekolah. Pendampingan di lapangan juga tetap menjadi kunci dari keberhasilan implementasi konsep di kelas atau sekolah CGP.  Sebagai bentuk penerapan kegiatan pengambilan keputusan berbasis nilai nilai kebajikan sebagai pemimpin (kepala sekolah) maka didalam modul 3.1 ini terdapat tugas koneksi antar materi  untuk mengukur sejauh mana pemahaman saya untuk mengkoneksikan materi dari modul 2 kedalam modul 3.1 ini, serta mengambil informasi penting yang dapat saya dapatkan sebagai bahan sebagai CGP kedepan yaitu membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapatkan dengan beraneka cara dan media.

BAB II

Pembahasan Pertanyaan

A. Kegiatan Pemantik

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang

berharga/utama adalah yang terbaik"

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert"

Pertanyaan:

1. Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

2. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

3. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

4. Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical. Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Jawab!

1. Kaitan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari adalah makna segala sesuatu harus dipelajari dari hal yang paling mendasar terlebih dahulu. dalam materi modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis nilai nilai kebajikan sebagai pemimpin. hal yang paling dasar yang perlu adalah terkait etika. etika akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. karena bersumber dari nilai nilai kebajikan universal. selaian nilai kebajikan tersebut, dasar pengambilan keputusan adalah berpihak pada murid dan harus bertanggung jawab. sehingga saat dasar pengambilan keputusan sudah dikuasai, maka permasalahan apapun akan lebih baik dan mudah serta terarah dalam menemukan solusi atau jawaban dari pengambilan keputusan.

2. Prinsip yang dianut dalam pemgambilan keputusan diantarannya berfikir berbasis hasil akhir. peraturan dan rasa peduli. ketiganya disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang terjadi, apapun prinsip yang dianut namun tetap bersumber dari nilai nilai kebajikan universal sesuai dengan dasar pengambilan keputusan. Dengan mengacu pada prinsip dan nilai yang sesuai, maka kita akan mengambil keputusan yang lebih adil, bijaksana dan berpihak pada murid sehingga akan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan sekolah kita.

3. Dalam proses pembelajaran, tak menutup kemungkinan akan muncul berbagai masalah yang terjadi di dalam kelas dan sekolah, sebagai pemimpin pembelajaran kita harus senantiasa peka terhadap berbagai persoalan yang terjadi, serta mampu mengatasi dengan baik. sesuai dengan dasar pengambilan keputusan; berpihak pada murid, bersumber pada nilai nilai kebajikan dan bertanggung jawab. Maka secara tidak langsung kita telah memberikan contoh teladan kepada murid bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat, adil, bijaksana dan Objektif.

4. Orang yang berpendidikan akan memiliki etika (adab sopan santun) dibandingkan orang yang tidak berpendidikan. dengan memiliki etika maka segala perilaku kita akan sesuai dengan norma, nilai, hukum (peraturan) yang berlaku, sehingga dengan memiliki perilaku dan etika yang baik sesuai dengan etika di dalam pendidikan, maka akan mempermudah didalam proses pembelajaran maupun pengambilan keputusan.

B. Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsipprinsip yang Kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi "coaching" yang telah dibahas pada sebelumnya.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek social emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? 

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Jawab!

1. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh atau teladan yang baik bagi yang dipimpinnya (siswa dan dewan Guru). Hasil keputusan harus mampu membangkitkan semangat untuk terus melakukan inovasi dalam melakukan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid dan seorang pemimpin harus terus memberikan motivasi atau bimbingan saat melakukan proses pengambilan keputusan agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.

2.Nilai nilai yang tertanam dalam diri sebagai guru penggerak diantaranya berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif, dan inovatif harus menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Nilai tersebut akan berpengaruh kepada prinsip pengambilan keputusan yang akan kita ambil disesuaikan dengan situasi yang terjadi dan pengaruhnya terhadap lingkungan baik di kelas dan di sekolah.

3. Kegiatan coaching atau bimbingan yang diberikan pendampingan atau fasilitator dapat menjadi bekal dalam melakukan proses pengujian keputusan secara bertahap menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Coaching dilakukan dengan memenuhi kompetensi inti diantaranya kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot. Saat melakukan pengujian keputusan pun sebaiknya menggunakan kompetensi inti coaching tersebut, sehingga kita dapat menggali informasi sebanyak banyaknya dari permasalahan yang ditemui. Pengambilan keputusan menggunakan 9 langkah pengujian akan lebih efektif jika diimbangi dengan pendekatan coaching dan dilakukan dengan kolaboratif dengan berbagai pihak yang terkait.

4. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri sendiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kesadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki ketrampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Masalah yang terkait dalam dilema etika akan diselesaikan dengan kepala dingin dan hati yang tenang, sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai dengan langkah yang sistematis.

5. Studi kasus yang berkaitan dengan moral atau etika harus didasari dengan nilai nilai yang dianut seorang pendidik (guru) berupa nilai nilai kebajikan yang bersifat universal diantaranya keadilan, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, lurus hati, dan lain sebagainya. Dilema etika harus dianalisis menggunakan paradigma, prinsip dan 9 langkah pengujian serta pengambilan keputusan dengan didasari dengan nilai nilai kebajikan tersebut.

6. Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula, disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berlandaskan nilai nilai kebajikan universal. Saat keputusan yang diambil sudah tepat, maka akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Tidak ada pihak yang merasa dirugikan, semua akan mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi.

7. Tantangan yang ada dilingkungan saya antara lain kentalnya kebiasaan atau budaya selalu dilakukan secara turun temurun. Saat mengambil keputusan. Sulit untuk lepas dari kebiasaan tersebut. Sehingga keputusan yang diambil menjadi tidak relevan. Perlu adanya perubahan paradigma, dan paradigma yang sesuai adalah kebenaran lawan kesetiaan sehingga akan menghasilkan sebuah keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

8. Pengambilan keputusan yang kita ambil harus berpihak pada murid. Dalam pembelajaran, salah satu strategi agar berpihak pada murid adalah menggunakan pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid, sehingga akan tercipta pembelajaran merdeka belajar disesuai dengan potensinya yang berbeda beda.

9. Dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi, termasuk menyangkut masa depan murid. Oleh karena itu perlu berhati hati dalam mengambil keputusan dengan melakukan pengujian sesuai langkah yang sistematis disesusiakan dengan paradigma dan prinsip yang tepat.

10. Pengambilan keputusan haruslah dijiwai filosofi Ki hajar dewantara. Berpegang teguh pada nilai guru penggerak salah satunya berpihak pada murid dengan berlandaskan nilai nilai kebajikan yang universal. Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan berbagai hal termasuk masa depan murid. Pengambilan keputusan berpengrauh kepada pengajaran yang memerdekakan murid karena disesuaikan dengan potensinya masing -- masing. Seorang pemimpin haruslah memiliki kompetensi social dan emosional agar dapat mengambil keputusan dengan penuh kesadaran diri, mampu mengelola emosi dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Saat proses pengujian keputusan diperlukan teknik coaching agar dapat menggali informasi sebanyak -- banyaknya untuk mengambil keputusan.

11. Pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu;

a). Perbedaan mendasar anatar dilema etika dan bujukan moral dapat dilihat dari kedua pilihan kasusnya. Jika kedua pilihan sama sama benar maka termasuk kedalam dilema etika, namun jika salah satu benar dan yang lain salah maka termasuk kedalam bujukan moral.

b). Terdapat empat pardigma etika antara lain; individu lawan kelompok, ras keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang.

c). Terdapat 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu; berfikir berbasis hasil akhir, berfikir berbasis peraturan dan berfikir berbasis rasa peduli.

d). 9 langkah pengambilan keputusan diantaranya; mengenali nilai yang bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, kumpulkan fakta fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian paradigm benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, buat keputusan, dan refleksikan.

e).Hal yang diluar dugaan adalah didalam pengambilan keputusan memiliki keterkaitan dengan modul sebelumnya yang telah dipelajari.

12. Pernah, namun sebelumnya saya tidak mengetahui adanya tahapan dalam pengujian dan pengambilan keputusan. Sehingga keputusan langsung diambil tanpa mempertimbangkan hal -- hal lain yang mungkin terjadi. Saat mempelajari modul ini, ternyata sebelum mengambil keputusan perlu adanya penentuan paradigma, prinsip, dan menjalankan 9 langkah pengambilan keputusan terlebih dahulu, dengan dasar nilai nilai kebajikan, berpihak pada murid dan bertanggung jawab.

13. Mempelajari konsep ini sangat berdampak besar bagi saya. Terutama berkaitan dengancara pengambilan keputusan yang sebelumnya tidak menggunakan langkah -- langkah apapun. Sekarang setelah mempelajari modul ini perlu adanya pemilihan paradigm yang tepat. Prinsip yang sesuai dan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dengan sistematis.

14. Sangat penting mempelajari modul ini baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin karena dapat mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan berlandaskan nilai nilai kebajikan agar dapat berpihak pada murid

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun