Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Di Balik Gempuran Garam Impor

28 Februari 2020   22:05 Diperbarui: 28 Februari 2020   22:06 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Nota kesepahaman bersama 11 perusahaan yang diteken tahun lalu diharapkan bukan sekadar isapan jempol. Walau pada kenyataannya pintu impor tetap dibuka "satu senti", komitmen untuk melindungi eksistensi petambak garam lokal patut dilanjutkan.

Sebagai payung hukum yang melatarbelakangi kebijakan impor garam, Permenperin semestinya juga mampu menghadirkan keadilan dan kebeperpihakan bagi petambak garam lokal. Mereka saat ini masih menyabung nasib "melawan" aturan yang belum sesuai harapan.

Sebagai akibat lemahnya daya tawar garam lokal, petambak garam lokal seakan sudah jatuh, tertimpa tangga. Maka, jalan paling aman sebagai ungkapan kejenuhan, mereka hanya mengambil sikap diam. Kebijakan yang bergulir sepertinya belum cukup mampu meredam penderitaan mereka.

Akankah pada waktunya Permenperin berpihak pada mereka? Kita tunggu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun