Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengapa Jawa Timur Bisa Darurat Regenerasi Petani?

25 November 2019   10:27 Diperbarui: 26 November 2019   08:58 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keenam strategi tersebut layak diacungi jempol. Sebab, yang sedang melemah di sektor pertanian adalah minat dan semangat untuk bertani. Tanpa adanya dua aspek itu tentu jumlah petani, khususnya di Jawa Timur akan semakin berkurang.

Bahkan, bisa jadi suatu saat tidak ada lagi pekerjaan petani. Padahal, proses mengolah lahan hingga menghasilkan komoditas pertanian adalah pekerjaan yang sangat mulia.

Agaknya akan lebih tepat apabila perbaikan minat dan semangat bertani juga ditumbuhkan melalui mekanisme kelayakan harga komoditas hasil pertanian.

Jumlah pemuda tani akan bertambah apabila harga komoditas hasil pertanian kian menggembirakan. Kendati pemerintah menyetop subsidi pupuk dan benih pun, pendapatan yang diperoleh petani akan tetap mampu menutup biaya produksi serta transportasi pemasaran hasil pertanian.

Kebijakan lain yang bisa diambil adalah pemberian subsidi pupuk, alat pertanian, serta beasiswa pendidikan sekolah bagi anak-anak petani dengan kepemilikan lahan lebih dari 0,5 hektar.

Kebijakan subsidi pupuk dan alat pertanian ini setidaknya mampu memangkas biaya produksi petani sehingga pendapatan yang mereka bawa pulang jauh lebih besar.

Selain itu, kebijakan tersebut diharapkan mampu mempertahankan jumlah petani dengan kepemilikan lahan lebih dari 0,5 hektar sekaligus meningkatkan semangat bertani bagi petani dengan lahan kurang dari 0,5 hektar.

Dua kebijakan tersebut diharapkan memicu kenaikan jumlah petani, khususnya pemuda tani sehingga regenerasinya tetap terjaga. Hadirnya teknologi modern disertasi pembangunan infrastruktur yang begitu cepat melindas lahan-lahan pertanian tidak sampai menggerus jumlah petani. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun