Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bonus Demografi atau Zonk Demografi

15 Agustus 2016   05:47 Diperbarui: 4 April 2017   17:46 2266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada fase ini, iklim investasi di Indonesia yang selama ini masih didominasi oleh modal asing dapat tergantikan oleh modal dalam negeri karena meningkatkan akumulasi modal kapital dan tabungan masyarakat (public saving). Bonus Demografi memberikan ‘angin segar’ untuk merehabilitasi dan mentransformasi struktur demografi sehingga mampu mengurangi jumlah pengangguran. 

Tak ayal pula, Bonus Demografi juga mampu menciptakan Good Governance dalam rangka perbaikan kualitas birokrasi dan pelayanan publik. Pada hilirnya, Bonus Demografi diharapkan mampu mendorong luasnya lapangan kerja untuk menampung seluruh suplai tenaga kerja atau full employement yang menjadi kunci meningkatnya pendapatan per kapita dan tumbuh pesatnya ekonomi nasional.

Apa Upaya Preventif Terjadinya Zonk Demografi?

Indonesia telah berprestasi soal kondisi demografinya. Indonesia telah berhasil dalam satu dekade terakhir mampu mengurangi tingkat kelahiran. Menekan tingkat kelahiran ini menjadi kunci dalam membuka gerbang The Window of Opportinity Bonus Demografi. Namun sebaliknya, bila Indonesia gagal memanfaatkan momentum emas ini, Zonk Demografilah yang akan terjadi. Angka DR memang menurun, tetapi pertumbuhan ekonomi masih melambat atau yang lebih ekstrem justru negatif. 

Tingkat kelahiran memang menurun, tetapi tingkat kematian justru bertambah. Lapangan pekerjaan boleh jadi semakin luas dan terbuka, tetapi tingkat pengangguran terbuka masih menjadi benalu nasional. Pertumbuhan ekonomi boleh jadi meningkat tetapi tidak berkualitas karena daya serap tenaga kerjanya sangat kurang sehingga berdampak kemiskinan makin merajalela. Sebagai upaya preventif, terdapat beberapa mekanisme yang setidaknya menjadi rekomendasi kepada seluruh elemen bangsa Indonesia.

Upaya pertama adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang berkualitas merupakan kunci pokok dalam membina generasi muda Indonesia agar lebih siap di dalam menghadapi persaingan era global. Pendidikan yang berkualitas diharapkan mampu membentuk karakter dan kerangka pikir kelompok penduduk usia muda agar sewaktu telah menginjak usia produktif, mereka diharapkan mampu berkarya secara nyata di dalam meningkatkan nilai tambah perekonomian negara. 

Tak hanya itu, melalui pendidikan, kualitas mental dan spiritualitas juga harus dibangun agar di masa depan tidak terjerumus dan hanyut dalam lingkungan dan pemikiran yang merugikan bangsa dan negara. Pendidikan itu meliputi berbagai bidang, baik sains dan teknologi maupun di bidang kesehatan reproduksi guna menjamin kesehatan hidupnya sekaligus memproteksinya terhadap lingkungan bermental buruk. Dengan pendidikan yang berkualitas, pada waktunya akan menciptakan karakter manusia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan sehingga pertumbuhan penduduk tak lagi menjadi sumber kumuh dan rusaknya lingkungan.

Upaya kedua adalah dengan pembekalan soft skill pada seluruh elemen masyarakat. Tidak terbatas pada kalangan usia muda, pembekalan soft skill juga bisa diberikan sedini mungkin kepada penduduk usia menjelang non-produktif. Pembekalan soft skill dapat meliputi eksplorasi kapasitas pribadi, semisal pendalaman hobi atau bakat, atau dengan membekali sebuah ilmu praktis yang masih dapat dilakukan untuk mereka yang berusia lanjut, misalnya menulis buku, menjahit, menenun, atau membuat dekorasi-dekorasi sederhana. Dengan demikian, setidaknya akan meningkatkan jangka waktu Bonus Demografi berlangsung sebab akan tetap mengurangi angka DR Indonesia.

Upaya ketiga adalah secara konsisten menggalakkan program Keluarga Berencana (KB) kepada seluruh lapisan masyarakat serta program “2 anak, cukup.” Bahkan program ini bisa ditingkatkan levelnya menjadi “1 anak, cukup.” Hal ini dapat terus dilanjutkan mengingat dampaknya telah terbukti ampuh mengurangi tingkat kelahiran di Indonesia.

Upaya keempat adalah mengubah mainset perusahaan atau industri di Indonesia. Dengan adanya teknologi, selama ini tingkat penyerapan tenaga kerja di Indonesia masih dianggap kurang. Hal itu disebabkan karena faktor teknologi menjadikan semakin naiknya permintaan kualitas tenaga kerja dalam kualifikasinya. Demand karena teknologi menjadikan kebutuhan tenaga kerja perusahaan menurun tetapi dengan kualitas tenaga kerja yang terjaring yang tinggi. Pada posisi ini, dari segi Supply tenaga kerja yang tersedia masih tidak mampu untuk memenuhi permintaan tersebut. Alhasil, meskipun terdapat banyak penduduk usia produktif, tetapi bila ia hanya lulusan SMA, apalagi ke bawah, tidak terjaring sebagai tenaga kerja sesuai permintaan perusahaan. Pemerintah tentunya diharapkan mempunyai cara mengatasi kondisi seperti ini, misalnya melakukan intervensi perusahaan-perusahaan dalam negeri atau asing yang berada di dalam negeri untuk mengutamakan indikator usia produktif di dalam sistem perekrutan tenaga kerja, pegawai atau karyawan.

Upaya kelima adalah meningkatkan iklim investasi di luar Jawa, terutama di Indonesia bagian Timur. Dalam rangka pemerataan ekonomi nasional, pemerintah melalui bidang perdagangan, industri dan pariwisata dapat melakukan upaya menstimulus timbulnya lahan-lahan investasi yang sehat di daerah Indonesia Timur. Dengan cara meningkatkan promosi nasional maupun internasional dan percepatan pembangunan infrastruktur ekonomi, tentunya akan menjadi peluang memperbaiki iklim investasi dalam negeri, termasuk ketimpangan pembangunan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun