Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gaza Adalah Syurga Kami

15 Juli 2014   21:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:15 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayahmu telah tiada Khusni,...", ucap istriku sambil memeluk anakku satu-satunya itu.

Tinggalah mereka berdua saat ini. Aku hanya menatap anakku yang mulai menangis untuk ayahnya yang telah tiada. Maka aku pun segera menggendongnya kembali ke permukiman rumahku.

"Sudahlah Anakku, janganlah engkau bersedih, kini ayahmu telah mencapai apa yang ia cita-citakan selama ini, kini ia tersenyum kepadaku meskipun aku tak bisa melihatnya tersenyum." Sambil ku usapi air mataku yang meleleh di pipiku.

Beberapa waktu aku bertahan di area itu, tiada makanan untuk kamu berbuka puasa, tiada uang selembar pun, jika pun punya uang, pasar pun sudah rata dengan tanah akibat ulah zionis itu. Diriku tersimpuh, aku adalah wanita yang memiliki kelemahan, aku hanya bisa melindungi anakku ini dalam ketakberdayaanku.

"Aku minta maaf kepadamu, Anakku.", Ibuku dengan mata yang lapar ketenangan itu menyapa sukmaku yang menjarit kala itu.

"Tak apa-apa, Bu. Insya Allah, aku akan menjadi seperti ayah. Aku juga memiliki cita-cita seperti ayah, aku ingin membunuh ratusan zionis itu, Bu."

Ibuku terus memelukku dalam kehangatan cinta dan kasih sayangnya.

Tapi, tiba-tiba. Beberapa kawanan zionis menyerang aku dan ibuku saat itu. Dan...

"Jdarrr ! Jdaarrr !...."

Aku pun terkena tembakan pas di kepalaku. Peluru panas itu menembus kepalaku. Diriku langsung tak sadarkan diri. Entahlah aku terkapar dengan muncratan darah yang tercecer di bajuku. Ibuku langsung memelukku. Aku pun bersyukur, ternyata doaku dikabulkan oleh Allah. Cita-citaku tercapai untuk bersama ayah di syurga.

"Aarrrggghhhh !..." aku pun menjerit, aku pun menangis, tanganku berlumuran darah anakku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun