Mata beralis lentik itu bersua
Semata-mata jentiknya hanya menyapa
Senyumku menyambutnya
Balasnya penuh bersahaja
-----------oo---------------
Kamu, iya, kamu...
Candanya yang centil
Duduk di kursi cat merah nan mungil
"Kawan adalah segala" bersuara dari halaman buku kecil
Buku kecil catatan berhias sketsa si Unyil
-------------oo----------------------
"Jangan lupakan teman lamamu", kalimat dari halaman dua koma tujuh
Jemarinya menunjuk kalimat itu berkedip lesu
Tergincu tanganku oleh senyumnya yang layu
Aku melangkah berjuang dengan kau wahai temanku
Mengayuh sepeda bersama meskipun kakiku kaku
Sungguh banyak batu yang menerpaku
Sungguh banyak batu yang menimpamu
---------------oo-----------------
Sungguh banyak batu yang menghantam kita
Cukuplah dengan sabar dan ikhlas kita menghadapinya
Mari kais batu-batu itu bersama
Mari kumpulkan batu-batu itu berdua
Kita gunakan batu-batu itu sebagai bekal
Menjadi peluru ketapel yang siap terpental
Menembak sasaran tujuan yang lama terjengkal
Menuju impian kita yang terancam kumal