Masih seperti biasa. Jam dinding berdetak di ruang tengah.Â
Seperti jejak memburu tawanan. Ditemani suara tokek merapat di samping TV.
Malam semakin gelisah. Tak seperti malam kemarin dan kemarinnya lagi.
Pikiran dan hati kini mengombak, aneh. "Kuat" Bisik setan untukku yang terpasung.
Â
Tanganku menggenggam sakit. Kakiku berat tak berasa, Mati.
Mataku sayup tiga bulan dalam gelap. Tubuhku sulit bergerak.
Aku ingin berlari, menari, dan tebang. Ada yang membatasi, dinding ketakutan.
Kegelisahan, kekhawatiran,kefasikan. "kuat". Kata Tuhan aku mampu.
Â
Mampu Tuhan sangat rumit. Aku tak sebesar gajah dan sebuas singa.
Aku takut malam dengan keterpasungan. Aku ingin bebas seperti elang pagi hari.
Keras. Menjadi jahat dan musuh. Mungkin setelah lepas dari pasung biadab ini.
Menjadi baik kini tak dihargai. Buruk layaknya lebih mudah dan menyenangkan.
Â
"Bangsat! Jangan kau turut iblis sekitar"
"lantas aku menurut siapa?"
Perasaan ini mulai pudar. Aku bahkan sulit membedakan cahaya maupun api.
Â
Tuhan aku musti bagaimana? Lepaskan hamba dari ikatan keji ini.
Hamba tak kuasa, limpahkan yang sewajarnya. Bahkan aku sulit membedakan.
Tuhan, Kau menyayangiku atau membenciku?
Â
Kalau ruangan ini bercahaya. Pastilah hanya lilin tua yang menyala.
Setelah itu habis digerogoti nyamuk yang mulai muak dengan darahku.
"Kuat". Dalam hati nyamuk menyemangatiku
Â
Jam tengah malam. Masih aneh. Di atas meja ada pisau lipat.
Cukup untuk merobek nadi dan masalah. Sayang tangan dan kakiku terpasung.
"Hey nyamuk cantik. Bisa ambilkan pisau itu?"
"Kuat". Malaikat menghampiriku risau.
Kenapa? Bukankah surga lebih indah. Tanpa kecurigaan tanpa permasalahan.
Â
Raihlah surga dengan cara yang benar. Gunakan hati, lepaskan pasung.
Tuhan akan menuntunmu. Jangan lemah. Tuhan tak suka hamba lemah.
Tak ada yang membantu tuan, percuma. Semakin lama kian rumit dan menumpuk.
"Kuat". Ingat. Kamu hamba yang kuat.
Â
Kalau aku jadi ia mungkin lebih tersenyum. Tertawa tanpa topeng yang menyelimuti.
Jangan berprasangka, ia juga sepertimu. Tinggal bagaimana melepas pasung.
Kuat. Tuhan berpesan padaku untukmu.
Karanganyar, 14 September 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H