Mohon tunggu...
Joko Suprianto
Joko Suprianto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah menerbangkan impian dalam sebuah salinan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sendu

9 Februari 2023   11:26 Diperbarui: 9 Februari 2023   11:38 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sendu

Nyaring suaranya sampai tak terdengar

Keras nyalinya sampai tak mau menghadap

Lincah jalannya sampai tak bisa melangkah

Pemalu sampai tak ada satupun yang tidak tahu

Lingkaran kecil kini Nampak,

Bak Pelangi yang muncul sesudah hujan

Sesudah pujian dan sesudah kepahitan

Namun, nampaknya hanya dirinya dan alamnya.

Berbeda dari hari,

Berbeda dari tadi pagi

Ketika mahkota kini bertahta

Ketika jadilah tahta dan terlihat megah

Nampaknya, hanya penampakan yang biasa

Bisa terlihat, bisa mendekat, biasa terikat

Dan biasa bersasat.

Memalingkan muka dengan senyum dan lara.

# Terispirasi dari seseorang yang selalu diperbudak akan kekuasaaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun