Mohon tunggu...
Elok Putra
Elok Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Unusia

Mahasiswa Sosiologi Unusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Buku: Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia

28 November 2024   18:30 Diperbarui: 28 November 2024   18:47 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia

Review Buku "Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia"

Oleh: Elok Putra Setiawan (Mahasiswa Unusia)

Karya Neng Dara Affiah (2023)

Penerbit Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Buku "Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia" karya Neng Dara Affiah adalah sebuah karya akademik yang menawarkan wawasan mendalam tentang transformasi sosial, politik, dan budaya dalam masyarakat Muslim Indonesia. Dalam konteks globalisasi, buku ini menjadi relevan karena mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai tradisional Islam dapat berdialog dengan nilai-nilai modern seperti hak asasi manusia, demokrasi, dan pluralisme.

Secara keseluruhan, "Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia" karya Neng Dara Affiah merupakan buku penting bagi siapa saja yang tertarik memahami dinamika masyarakat Muslim di Indonesia di tengah tantangan globalisasi. Buku ini tidak hanya menjadi bacaan wajib bagi akademisi dan aktivis, tetapi juga sebagai panduan reflektif bagi masyarakat umum yang peduli dengan pembaruan sosial dan budaya dalam konteks masyarakat Muslim Indonesia.

Kontribusi pada Ilmu Pengetahuan

Buku "Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia" karya Neng Dara Affiah memberikan kontribusi signifikan pada diskursus tentang globalisasi dan perubahan sosial. Affiah menunjukkan bagaimana globalisasi tidak sekadar fenomena ekonomi atau teknologi, tetapi juga proses transformasi nilai-nilai yang berdampak langsung pada cara masyarakat Muslim Indonesia memahami identitas mereka. Melalui analisisnya, penulis menyoroti perlunya reinterpretasi ajaran agama yang adaptif terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan esensi spiritualnya.

Dalam konteks teori sosiologi globalisasi, Affiah menjelaskan bahwa masyarakat lokal tidak hanya menjadi korban dari arus global, tetapi juga dapat menjadi aktor yang aktif dalam membentuk narasi global. Buku ini memperlihatkan bagaimana komunitas Muslim Indonesia dapat menggunakan nilai-nilai keagamaan mereka untuk memperkaya diskursus global tentang kemanusiaan.

Affiah berhasil menunjukkan bahwa globalisasi bukanlah ancaman bagi identitas lokal, melainkan sebuah peluang bagi masyarakat Muslim Indonesia untuk menyumbangkan perspektif dan pengalaman mereka ke dalam percakapan global. Melalui pendekatan yang interdisipliner, penulis mengintegrasikan wawasan dari sosiologi, antropologi, dan kajian Islam untuk menghasilkan analisis yang mendalam dan komprehensif.

Salah satu kontribusi penting buku ini adalah menyoroti pentingnya reinterpretasi ajaran agama agar tetap relevan di tengah perubahan zaman. Affiah menegaskan bahwa Islam, sebagai agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi agen pembaruan sosial dan budaya yang inklusif. Namun, interpretasi agama yang kaku acap kali menghalangi terwujudnya cita-cita tersebut.

Dengan demikian, buku ini memperkaya khazanah pengetahuan dalam bidang sosiologi globalisasi dengan menyajikan perspektif yang unik dari masyarakat Muslim Indonesia. Affiah berhasil menggambarkan bagaimana lokalitas dan globalitas dapat saling memperkaya, serta membuktikan bahwa agama dapat menjadi sumber inspirasi bagi proses transformasi sosial yang berkelanjutan.

Hak Asasi Manusia

Salah satu fokus utama buku "Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia" karya Neng Dara Affiah adalah hubungan antara Islam dan hak asasi manusia. Affiah secara kritis mengkaji pandangan-pandangan tradisional yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai universal hak asasi manusia, terutama yang berkaitan dengan perempuan dan kelompok minoritas. Penulis menyajikan argumen bahwa nilai-nilai hak asasi manusia sebenarnya tidak asing dalam tradisi Islam.

Dalam bab-bab tertentu, Affiah menekankan perlunya reinterpretasi ajaran agama untuk menjamin keadilan dan kesetaraan gender. Penulis menunjukkan bagaimana pemahaman agama yang lebih progresif dapat mendukung upaya global untuk memperjuangkan keadilan sosial. Perspektif ini mencerminkan pentingnya penggabungan nilai-nilai lokal dengan prinsip-prinsip global untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif.

Affiah berargumen bahwa Islam, sebagai agama yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi pendukung yang kuat bagi penegakan hak asasi manusia. Namun, interpretasi agama yang kaku dan konservatif seringkali menghalangi perwujudan cita-cita tersebut.

Dengan demikian, buku ini menawarkan wawasan penting tentang bagaimana Islam dapat berdialog secara konstruktif dengan konsep-konsep global mengenai hak asasi manusia. Affiah menunjukkan bahwa komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal tidak harus bertentangan dengan identitas Muslim, melainkan dapat memperkaya pemahaman agama itu sendiri.

Perspektif yang diajukan dalam buku ini sejalan dengan upaya global untuk menjadikan hak asasi manusia sebagai elemen inti dalam proses globalisasi. Affiah berhasil menyuarakan perlunya mencari titik temu antara lokalitas dan globalitas demi mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.

 

Demokrasi dan Tantangannya

Neng Dara Affiah dalam bukunya "Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia" mengidentifikasi demokrasi sebagai salah satu pilar penting dalam pembaruan masyarakat Muslim Indonesia. Namun, ia juga mengakui tantangan besar yang dihadapi demokrasi, seperti penguatan fundamentalisme agama dan polarisasi politik.

Buku ini menyoroti bagaimana demokrasi sering kali berhadapan dengan narasi yang berakar pada ketakutan akan "kehilangan identitas" akibat globalisasi. Affiah melihat bahwa sebagian kelompok dalam masyarakat Muslim merasa terancam oleh nilai-nilai demokratis yang dianggap bertentangan dengan ajaran agama.

Untuk mengatasi tantangan ini, Affiah menyarankan bahwa pendidikan adalah kunci untuk memperkuat demokrasi di Indonesia. Ia mengusulkan kurikulum yang tidak hanya mengajarkan nilai-nilai demokrasi seperti kebebasan berpendapat, keterbukaan, dan toleransi, tetapi juga membangun kesadaran kritis tentang pluralitas dan pentingnya dialog antaragama.

Dengan pendekatan ini, Affiah berharap dapat memupuk generasi baru masyarakat Muslim yang mampu menghargai perbedaan, berpikir kritis, dan berpartisipasi aktif dalam proses demokratisasi. Hal ini penting untuk memperkokoh fondasi demokrasi di Indonesia yang dihadapkan pada ancaman radikalisme dan intoleransi.

Lebih lanjut, Affiah menekankan bahwa demokrasi bukanlah sekadar prosedur politik, melainkan juga sebuah nilai yang harus dihayati dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia meyakini bahwa dengan memperkuat budaya demokratis di tingkat grassroots, masyarakat Muslim Indonesia dapat menemukan cara untuk mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan global secara konstruktif.

Secara keseluruhan, pembahasan Affiah tentang demokrasi dalam buku ini memberikan perspektif yang kaya dan mendalam. Ia berhasil mengidentifikasi tantangan-tantangan aktual yang dihadapi demokrasi di Indonesia, sekaligus menawarkan solusi berbasis pembangunan karakter dan pendidikan kewarganegaraan yang inklusif.

Fundamentalisme Agama

Dalam pembahasannya tentang fundamentalisme agama, Neng Dara Affiah dalam buku "Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia" menunjukkan bahwa radikalisme sering kali berakar pada rasa ketidakadilan dan ketidakpuasan sosial-ekonomi. Ia menyoroti peran aktor-aktor transnasional yang membawa pengaruh fundamentalisme ke Indonesia, sekaligus menawarkan solusi berbasis pendekatan lokal untuk melawan pengaruh tersebut.

Buku ini menekankan bahwa pendekatan kemanusiaan, yang mengedepankan empati dan dialog, adalah cara terbaik untuk meredam fundamentalisme. Affiah melihat bahwa seringkali, pemahaman agama yang kaku dan eksklusif menjadi pemicu bagi munculnya gerakan radikal yang menolak nilai-nilai pluralisme dan demokrasi.

Oleh karena itu, Affiah menyarankan perlunya keterlibatan ulama progresif untuk mempromosikan interpretasi agama yang lebih inklusif. Menurutnya, reinterpretasi ajaran Islam yang berbasis pada semangat kemanusiaan universal dapat menjadi penawar yang efektif bagi pengaruh fundamentalisme yang semakin menguat.

Dalam konteks Indonesia yang pluralistik, Affiah mengingatkan bahwa fundamentalisme tidak hanya mengancam keragaman budaya, tetapi juga stabilitas politik dan kohesi sosial. Oleh karena itu, upaya melawan radikalisme perlu dilakukan secara komprehensif, mulai dari memperkuat pendidikan kewarganegaraan hingga memfasilitasi dialog antaragama yang konstruktif.

Pembahasan Affiah tentang fundamentalisme agama dalam buku ini menunjukkan kedalaman analisisnya terhadap salah satu tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat Muslim Indonesia saat ini. Dengan menawarkan solusi berbasis pendekatan kemanusiaan, ia berharap dapat membantu mengatasi akar masalah radikalisme dan mempromosikan pemahaman agama yang lebih toleran dan inklusif.

Relevansi dengan Teori Sosiologi Globalisasi

Dalam buku "Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia", Neng Dara Affiah memposisikan masyarakat Muslim Indonesia sebagai aktor penting dalam dialog global. Buku ini memperlihatkan bagaimana nilai-nilai lokal, seperti gotong royong dan musyawarah, dapat berkontribusi pada narasi global tentang keadilan sosial dan perdamaian.

Dalam perspektif teori sosiologi globalisasi, buku ini mengilustrasikan bahwa globalisasi bukanlah proses homogenisasi, tetapi sebuah arena di mana berbagai nilai lokal dan global saling berinteraksi dan membentuk makna baru. Affiah berhasil menunjukkan bahwa masyarakat Muslim Indonesia tidak hanya menjadi korban arus globalisasi, tetapi juga dapat menjadi agen aktif dalam membentuk diskursus global.

Buku ini juga menyoroti bagaimana masyarakat Muslim Indonesia dapat belajar dari pengalaman global untuk memperkuat institusi lokal mereka. Misalnya, bagaimana nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia dapat diadaptasi sesuai dengan konteks budaya setempat tanpa kehilangan esensi tradisi mereka.

Dengan demikian, "Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia" memberikan kontribusi penting bagi teori sosiologi globalisasi. Affiah berhasil menggambarkan bahwa lokalitas dan globalitas bukanlah entitas yang saling bertentangan, melainkan dapat saling memperkaya dan membentuk identitas baru yang lebih kuat.

Pembahasan Affiah tentang interaksi antara nilai-nilai Islam dan nilai-nilai global memperkaya pemahaman kita mengenai bagaimana proses globalisasi sesungguhnya berlangsung. Buku ini menunjukkan bahwa masyarakat lokal tidak harus pasif, melainkan dapat berpartisipasi aktif dalam merekonstruksi narasi global sesuai dengan pengalaman dan perspektif mereka sendiri.

Secara keseluruhan, analisis Affiah dalam buku ini menjadi referensi penting bagi kajian sosiologi globalisasi, khususnya dalam memahami dinamika masyarakat Muslim di negara-negara berkembang yang tengah menghadapi tantangan modernisasi dan transformasi sosial-budaya.

Kelebihan Buku

  1. Pendekatan Interdisipliner: Buku "Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia" karya Neng Dara Affiah menggabungkan pendekatan sosiologi, antropologi, kajian agama, dan ilmu politik, sehingga memberikan analisis yang holistik.
  2. Analisis Kontekstual: Affiah berhasil menghubungkan isu-isu lokal dengan fenomena global, menjadikan buku ini relevan baik untuk pembaca di Indonesia maupun internasional.
  3. Optimisme Transformasi: Alih-alih hanya mengkritik, buku ini menawarkan solusi konkret untuk tantangan yang dihadapi masyarakat Muslim.

 

Kritik dan Saran

Meskipun buku ini sangat komprehensif, ada beberapa ruang untuk pengembangan. Pertama, penulis dapat memberikan lebih banyak studi kasus tentang bagaimana komunitas Muslim lokal berhasil mengintegrasikan nilai-nilai global tanpa kehilangan identitas mereka. Kedua, elaborasi lebih lanjut tentang peran generasi muda dalam proses pembaruan akan memperkaya analisis buku ini.

Selain itu, buku ini cenderung menitikberatkan pada pandangan progresif tanpa memberikan ruang yang cukup untuk perspektif konservatif yang juga penting dalam dialog konstruktif. Affiah dapat mempertimbangkan untuk menyajikan pandangan yang lebih seimbang, sehingga pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih nuanced tentang dinamika masyarakat Muslim Indonesia.

 

Kesimpulan

Buku "Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia" adalah kontribusi penting dalam memahami dinamika masyarakat Muslim di era globalisasi. Dengan pendekatan kritis dan berbasis kemanusiaan, Affiah menawarkan pandangan segar tentang bagaimana nilai-nilai Islam dapat beradaptasi dengan tuntutan zaman. Buku ini tidak hanya relevan untuk akademisi, tetapi juga untuk pembuat kebijakan, aktivis, dan masyarakat umum yang ingin memahami tantangan dan peluang dalam pembaruan masyarakat Muslim.

Melalui buku ini, Neng Dara Affiah mengingatkan kita bahwa globalisasi tidak harus menjadi ancaman, tetapi dapat menjadi peluang untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan beradab. Dengan menggali potensi dialog antara lokalitas dan globalitas, Affiah berhasil memperkaya wacana tentang transformasi sosial dan budaya dalam konteks masyarakat Muslim Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun