Mohon tunggu...
Joker Merah
Joker Merah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

the real Joker

Selanjutnya

Tutup

Catatan

I Want to Live Longer. . .

16 Mei 2011   00:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:38 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.

Ada satu therapy, yaitu antiretroviral therapy/terapi ARV. Meski tidak bisa menyembuhkan, terapi ARV bisa memperpanjang hidup pengidap HIV positif dan membuat mereka hidup lebih produktif. Terapi ini mampu mengurangi jumlah virus HIV dalam darah dan meningkatkan jumlah sel CD4 positif (jumlah limfosit yang melindungi tubuh dari infeksi). Obat-obatan ARV digunakan dalam terapi untuk infeksi HIV. Obat-obatan ini melawan infeksi dengan memperlambat replikasi virus HIV dalam tubuh. Ini berarti menghambat penyebaran virus dengan mengganggu proses reproduksi virus. Dalam sel yang terinfeksi, virus memperbanyak diri sehingga bisa menginfeksi sel-sel lain yang masih sehat. Makin banyak sel terinfeksi, kekebalan tubuh kian turun. Untuk mereplikasi diri, HIV butuh enzim reverse transcriptase. Obat-obatan ARV memperlambat kerja enzim itu dan mengacaukan replikasi virus dengan mengikat enzim tersebut untuk menghentikan produksi virus baru. Obat-obatan itu juga menghambat protease-enzim pencernaan pemecah protein dan enzim dalam sel terinfeksi.

Mengkonsumsi ARV membutuhkan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Bagaimana tidak, obatnya harus diminum 12jam sekali, tidak boleh terlambat. Beberapa teman memasang alarm di handphone nya untuk mengingatkan jadwal minum obat ARV nya. Bagi saya, menghabiskan antibiotik saja sudah siksaan, padahal, itu hanya sepuluh butir obat, yang harus dihabiskan dalam waktu kurang lebih 3 hari. Teman-teman saya itu harus melakukan itu setiap hari tanpa henti, seumur hidupnya. Sekarang saya belajar bahwa menjadi sehat itu mahal dan menjadi lebih perduli terhadap kesehatan diri... Serangkaian usaha yang panjang yang harus teman-teman saya lakukan itu hanya untuk satu keinginan, hidup lebih lama. Doa saya, juga doa teman-teman saya itu, semoga pemerintah dapat terus mensubsidi obat ARV, karena untuk bertahan hidup saja sudah susah, apalagi kalau harus membeli obat-obatan yang harus dikonsumsi seumur hidup, dengan harga yang tidak murah.

Souvenir for me...
Di salah satu klinik VCT, saya mendapatkan sebuah souvenir. Souvenir yang berawal dari pertanyaan saya yang mungkin terdengar iseng... dan tidak disetujui. Ya, karena alasan privasi tadi itulah. Saya ingin mengetahui bagaimana proses test hiv itu dilakukan.

Ceritanya sih, darah klien (orang yang akan diuji) diambil, ga banyak kok, hanya beberapa cc. Lalu, terhadap sample darah tersebut dilakukan uji, apakah terdapat antibodi yang merpakan indikasi hiv di dalam tubuh. Ketika tubuh kita diserang virus, pastinya membentuk suatu antibodi yang merupakan mekanisme pertahanan diri terhadap virus/benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi ini lah yang diuji. Namun permintaan saya ditolak, mungkin karena terdengar iseng kali ya?

Namun, sebagai gantinya, saya diberikan suatu alat, namanya Ora-Quick, yang juga dapat digunakan untuk test HIV. Tentang alat ini, saya sudah mendengar dari teman saya di organisasi sebelumnya. Namun, katanya, menjadi tidak populer karena ada kekhawatiran kesalahan persepsi, bahwa air liur juga bisa menularkan HIV. Padahal, yang dicek ya antibodinya tadi. Teman saya memberikan contoh yang ekstrim lagi (sama ekstrimnya kaya anggota re***** tadi), kalo tubuh saya disayat-sayat sehingga ada luka dimana-mana, lalu disiram dengan satu galon air liurnya Odha, baru saya mungkinterinfeksi HIV, itupun masih mungkin lho...
Lagipula, karena alatnya berupa test pack yang dapat digunakan sendiri, teman saya itu tidak menganjurkan untuk menggunakan, "Lebih baik didampingi," katanya "Kalo hasilnya 'memuaskan'", positif maksudnya, "ada teman yang bisa diajak konsultasi..."

Cara kerja alat ini kurang lebih seperti alat tes kehamilan yang biasa saya gunakan. Saya harus mengambil sejumlah air liur, dari langit-langit mulut saya, pokoknya dari sekeliling mulut saya deh. Lalu, terhadap alat yang sudah ada air liur saya itu, diberikan cairan. Dan, seperti juga orang yang sedang menunggu hasil tes kehamilan, silahkan berharap-harap cemas apakah garisnya akan berhenti di satu garis (artinya negatif) atau masih ada garis kedua (artinya positif). Begitu kira-kira cara kerjanya....

Permasalahannya... Apakah saya berani menggunakannya? Hehehe...
Semua yang mendengar cerita saya ini selalu bertanya seperti ini, "Emang elu ngapain, Fa? Sampe penasaran pengen test segala..."
Yah, dua bulan lebih saya menjadi teman curhat, dengan latar belakang kasus yang berbeda-beda. My valuable friends, yang saya ceritakan tadi, ternyata datang dari berbagai kalangan, yang tidak dalam dugaan saya sama sekali. (Jika seorang PSK terkena HIV, mungkin orang tidak akan heran. Tapi jika seorang guru TK terkena HIV? Orang akan bertanya, masa lalu guru TK tersebut. Sejuta klaim buruk mungkin diarahkan padanya, padahal, yang ia lakukan hanya mencintai suaminya. Yang tidak diketahuinya sama sekali, bahwa suaminya adalah ODHA.) Akibatnya, kekhawatiran saya semakin tinggi. Khawatir terhadap diri saya sendiri, khawatir terhadap pasangan, khawatir terhadap lingkungan, ah, serba khawatir deh pokoknya. Butuh waktu berminggu-minggu untuk saya hanya sekedar memutuskan apakah akan menggunakan alat itu atau tidak. (benar kata teman saya itu, tidak baik melakukannya sendirian, bisa-bisa, kecewa dengan keadaan, terus jadi melakukan tindakan-tindakan diluar kewajaran).

Lalu, yang saya lakukan adalah konsultasi dengan suami. Yang dijawab dengan senyum-senyum, "Ya udah... biar ilang penasarannya, dicoba aja... Kalo ngga dicobain juga, pasti khawatirnya ga ilang-ilang..."
Lagi-lagi saya bertanya, "Terus, kalo positif, gimana, Yah?". Karena terus terang, positif akan menghasilkan pertanyaan baru. . .
"I'm here with you, kalo ibu positif ya nanti ayah test juga..." (yang belakangnya ga didengerin tuh, I'm here with you-nya itu yang penting... hehehe...)

So, akhirnya, karena mendekati batas kadaluwarsa dari alatnya juga... saya coba juga alatnya...
Sambil nunggu, mondar-mandir gelisah ga karuan, lebih heboh dari waktu nunggu hasil test pack waktu mau hamil anak kedua... Hasilnya? Alhamdulillah, negatif...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun