Kasali (2007) berpendapat bahwa dalam melakukan perubahan diperlukannya change makers. Konteks aktor di sini bukanlah satu pribadi saja, namun lebih dari satu aktor yang memiliki visi misi yang sama dan mau berusaha bersama-sama secara berkelanjutan untuk mencapai tujuan bersama.
Lebih lanjutnya, Kasali (2007:200) mengutip kisah menarik dari Jack Welch, CEO General Electric (GE) yang melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh pada GE di tahun 1984. Jack Welch melakukan berbagai usaha seperti melakukan PHK sebanyak 130.000 orang dalam kurun waktu dua tahun, melepas 50 bidang usaha GE yang senilai lima miliar dolar, dan berbagai usaha reengineering lainnya yang Jack Welch telah lakukan. Kemudian, Jack Welch menggencarkan pelatihan-pelatihan baru dan menghabiskan ratusan jam untuk menggeluti hal ini agar dapat terlahirnya budaya organisasi yang baru. Jack Welch pun membentuk GE Management Development Institute di New York sebagai suatu langkah untuk membentuk pekerja-pekerja handal dengan ide-ide segar pada GE.
Melakukan Perubahan atau Mati
Berdasarkan uraian yang ada telah memaparkan mengenai alasan suatu organisasi yang dituntut untuk harus selalu melakukan perubahan dalam mengikuti perkembangan zaman, Namun juga, para aktor organisasi, baik yang ada di atas panggung maupun di belakang panggung pun perlu melakukannya berbagai usaha untuk perubahan yang signifikan pada organisasi, sehingga organisasi akan dapat tetap bertahan menghadapi tantangan-tangangan yang ada. Selayaknya seseorang yang mengendarai sepeda.Â
Ia harus berusaha untuk selalu mengayuh pedal yang ada agar sepeda yang ia gunakan dapat terus melaju ke depan. Andaikan ia berhenti untuk mengayuh sepeda, maka sepeda itu akan berhenti dan ia akan jatuh, bahkan mungkin saja ia tidak akan sampai pada tujuan akhir. Di sinilah makna suatu organisasi selalu melakukan perubahan. Sesuatu yang dilakukan secara berkelanjutan merupakan suatu upaya dari organisasi untuk tetap eksis sebagai langkah untuk bertahan hidup.Â
Tanpa adanya upaya perubahan, maka organisasi akan termakan usai dan akhirnya mati. Peran aktor sebagai peracik strategi pun turut ambil peran dalam menyukseskan langkah perubahan di organisasi. Aktor yang memiliki pandangan jauh ke depan, memiliki jiwa melayani, memiliki kebijaksanaan, dan mampu untuk menyesuaikan model kepemimpinan yang dimiliki terhadap kondisi di sekitarnya merupakan sosok yang ideal dan dibutuhkan oleh organisasi di masa sekarang. Dengan begitu, organisasi yang disokong oleh para aktor sebagai pilar pondasi pun dapat terus bertahan dalam menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah dan tak menentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H