Mohon tunggu...
Joshua Manuputty
Joshua Manuputty Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Just an ordinary man who lives in Salatiga city. (http://jokereference.blogspot.co.id/)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Change Management: Survive or Die?

11 Agustus 2016   23:51 Diperbarui: 15 Agustus 2016   22:55 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4: Model kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard (1988)

Di era yang semakin berkembang sekarang ini, bukanlah hal yang tabu lagi jika suatu organisasi melakukan perubahan. Konteks perubahan di sini bukan bagaimana organisasi melakukan perubahan yang semakin buruk, namun perubahan yang semakin baik. Beberapa contoh organisasi yang melakukan perubahan yaitu dari jasa layanan keuangan Bank, seperti halnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank BCA (Bank Central Asia) yang mana dahulu sistem pelayanan dari Bank terkesan kaku dan serius. 

Hal ini kadang mulai tampak dan dirasakan oleh para nasabah ataupun calon nasabah yang hendak masuk ke dalam gedung saja tak jarang sudah dihadapkan dengan wajah-wajah serius dan penuh kecurigaan dari para petugas keamanan Bank, bahkan hal ini kadang berkelanjutan hingga kepengurusan layanan keuangan di meja teller. Namun seiring waktu pun citra layanan Bank pun mulai berubah dari yang terkesan kaku dan serius pun lebih terbuka untuk berusaha memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi calon ataupun nasabah dalam melakukan transaksi keuangan.

Contoh lain yang menarik yaitu dari jasa layanan pengiriman barang, PT. Pos Indonesia (Persero). Awalnya model bisnis dari jasa ini hanya berhubungan dengan pengiriman barang dalam lingkup domestik, entah itu surat, barang ukuran sedang, hingga ukuran besar. Namun sekarang ini, organisasi mulai berbenah diri dan melakukan perubahan pada model bisnis yang ada. 

Organisasi mulai merambah pada bidang jasa lainnya, seperti halnya pengiriman uang secara instan, organisasi melakukan kerjasaman dengan beberapa organisasi lain dalam hal pembayaran layanan jasa, seperti pembayaran listrik (PLN), air (PDAM), internet (Telkom), dan biaya uang mahasiswa, bahkan dapat melayani pengiriman barang antar negara. Model bisnis dari organisasi yang terkesan sederhana pun diolah kembali menjadi lebih lengkap agar dapat mengarah pada target pasar baru dan didukung dengan kompetensi mumpuni, secara khusus implementasi pada bidang teknologi dan informasi.

Dari beberapa contoh tersebut memperlihatkan bahwa organisasi secara berkelanjutan melakukan perubahan berkelanjutan, baik dari sisi layanan maupun dari sisi model bisnisnya. Mungkin terlintas pertanyaan pada benak kita, mengapa organisasi harus berubah, siapa yang harus memulainya, sampai kapan organisasi harus terus berbenah diri, bagaimana jika tidak melakukan perubahan, apa dampaknya, dan lain sebagainya. 

Beberapa pertanyaan seperti ini tidaklah keliru untuk dibahas, sebab kadang perlunya kita membangun pertanyaan-pertanyaan analytical questions untuk menelaah berbagai kondisi sekitar kita. Pertanyaan-pertanyaan yang ada seperti menunjukkan bahwa perubahan organisasi seperti tanpa ada akhirnya, sehingga para pekerja di organisasi tersebut harus terus melakukan hal-hal yang tanpa adanya tujuan akhir dan terkesan sia-sia. 

Berbagai hal ini pun umumya dimulai dari sejak awal mula organisasi terbentuk hingga sekarang pun selalu melakukan hal-hal seputar peningkatan kualitas dan kuantitas, melakukan manajemen pada sisi internal dan eksternal organisasi, melakukan perekrutan pekerja, menyalurkan produk barang & jasa kepada konsumen, dan berbagai hal lainnya yang memperlihatkan seperti melakukan usaha tanpa adanya kepastian yang jelas untuk selesai pada satu titik yang paling sesuai untuk organisasi pijaki.

Organisasi Selayaknya Makhluk Hidup

Perubahan yang dilakukan tanpa henting bukannya tanpa arti dan tujuan, namun ada maksud mendasar mengapa perlu dilakukannya perubahaan setiap waktu. Jika menilik pada salah satu penelitian Lester et al (2003) mengenai model Organization-Life-Cycle (OLC) yang berpendapat bahwa bahwa organisasi diumpamakan selayaknya seperti makhluk hidup yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak awal dilahirkan hingga terus bertumbuh sesuai dengan fase-fasenya. 

Pada Gambar 1, Lester et al (2003) menyatakan bahwa adanya lima fase utama dari proses pertumbuhan organisasi sesuai dengan model OLC, yaitu fase pertama: lahir (birth), fase kedua: bertumbuh (growth), fase ketiga: kedewasaan (maturity), fase keempat: kebangkitan (revival), dan fase kelima: penurunan (decline).

Proses pertumbuhan organisasi yang diawali dengan kelahiran merupakan awal dimana organisasi terbentuk dan mulai menjalankan aktivitasnya. Kemudian seiring waktu, organisasi pun mengalami pertumbuhan dan mulai berkompetisi dengan para pesaing lain agar dapat tetap eksis. Setelah beragam proses yang dialami, organisasi pun mencapai fase kedewasaaan yang diperlengkapi dengan kemampuan-kemampuan mumpuni dalam menjalankan aktivitasnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun