Mohon tunggu...
Yuniarto Hendy
Yuniarto Hendy Mohon Tunggu... Jurnalis - Dosen Bahasa Indonesia di Beijing

Youtube: Hendy Yuniarto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kebangkitan Hanfu oleh Generasi Muda Tiongkok Menggerakkan Ekonomi Kreatif

2 Juli 2024   20:26 Diperbarui: 3 Juli 2024   07:34 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunitas pecinta Hanfu bermain di suatu taman | Dokumentasi pribadi

Hanfu, satu kata kunci yang populer di berbagai platform media sosial dan bahkan di kehidupan sehari-hari kaum muda Tiongkok dalam beberapa tahun ini. 

Di setiap tempat umum, jalanan, stasiun, kampus, bahkan supermarket, orang berpakaian hanfu semakin lumrah dijumpai. Hanfu tidak lagi dianggap pakaian bergaya sejarah kuno, namun telah menjadi pakaian sehari-hari, yang semakin dikagumi dan dikreasikan dalam berbagai acara.

Dalam beberapa tahun terakhir fenomena anak muda Tiongkok memakai hanfu di tempat-tempat umum tersebut sangat menarik perhatian banyak orang, tidak hanya masyarakat di dalam negeri Tiongkok, tetapi juga masyarakat internasional. 

Sepertinya gen milenial dan Z di Tiongkok telah luwes mengenakan pakaian tradisional dari berbagai dinasti pada masa lampau ini. 

Hanfu secara harafiah berarti "pakaian bangsa Han", merupakan istilah untuk menyebut pakaian orang Han. 

Hanfu merupakan salah satu pakaian tradisional Tiongkok yang telah berkembang selama ribuan tahun dan mencerminkan kekhasan serta kekayaan budaya Tiongkok. Asal-usul Hanfu dapat ditelusuri kembali sampai ke Dinasti Han (206 SM - 220 M).

Jenis jenis pakaian hanfu berkaitan masa dinasti yang mana memiliki rentang waktu panjang. 

Artinya dinasti yang berbeda memiliki gaya hanfu yang berbeda pula. Pada masa dinasti Qin, standar dan etika berpakaian ditetapkan dan pada masa dinasti Han menjadi lebih jelas. 

Hanfu pada masa dinasti Qin dan Han sebagian besar mewarisi pengaruh dinasti Zhou, dan masih menggunakan jubah sebagai gaya pakaian khas, yang terutama dibagi menjadi jubah panjang lurus dan jubah panjang melengkung. 

Karena situasi sosial yang kuat dan ekonomi yang makmur pada dinasti Tang, maka gaya hanfu juga semakin berkembang, terutama dengan menguatnya unsur-unsur estetika. 

Meskipun demikian gaya hanfu dinasti Tang masih mewarisi banyak ciri khas dinasti sebelumnya, sehingga dengan percampuran berbagai elemen inilah, maka gaya hanfu dinasti Tang memiliki kesan indah dan elegan. 

Model hanfu yang paling mewakili gaya dinasti Tang dinamakan Qixiong Ruqun yang berciri khas paling menonjol pada rok setinggi dada.

Qixiong Ruqun sangat populer pada masa dinasti Tang dan Song, ditandai dengan rok yang menjulang tinggi di bagian dada, memperlihatkan postur tubuh yang anggun, bermartabat, dan berestetika tinggi pada zamannya. Qixiong Ruqun biasanya terdiri dari dua bagian: pakaian atas dan rok, pakaian atas berkerah silang, sedangkan rok bawah berbentuk rok panjang. 

Ciri yang paling mencolok adalah bagian pinggang rok yang tinggi, terkadang setinggi ketiak, diikat dengan pita. Desain pinggang tinggi ini tidak hanya menonjolkan pinggang ramping seorang wanita, tetapi juga menunjukkan kepercayaan diri wanita zaman dinasti Tang. 

Rok sepanjang dada merupakan salah satu representasi fesyen wanita dinasti Tang yang menunjukkan keanggunannya.

Dalam kehidupan sehari-hari pada masa ini, perbedaan jubah antara laki-laki dan perempuan tidak terlalu signifikan. Baik pria maupun wanita mengenakan lengan lebar dengan kerah besar. Bedanya, laki-laki mengikatkan ikat pinggang kulit di pinggangnya, sedangkan perempuan hanya mengikatnya dengan pita.

Gaya Hanfu pada dua masa dinasti yang berbeda | Dokumentasi pribadi
Gaya Hanfu pada dua masa dinasti yang berbeda | Dokumentasi pribadi

Selama berabad-abad hanfu mengalami transformasi, dipengaruhi oleh perubahan dinasti dan pergeseran sosial-budaya. 

Dinasti dan wilayah yang berbeda turut berkontribusi dalam perkembangan hanfu, menghasilkan gaya dan variasi yang beragam. Hanfu memiliki berbagai macam gaya, dari yang sederhana sampai yang rumit, dari gaya musim semi sampai musim dingin, masing-masing memiliki makna daya tarik estetika. 

Kekhasan hanfu dapat dilihat dari unsur-unsur estetikanya, seperti bahan, warna, aksesoris, bordir, dan pelengkap lainnya. 

Kini hanfu telah mendapat perhatian signifikan dari para pemuda pemudi Tiongkok. Perhatian ini tidak sekadar tentang tren busana, tetapi juga mencerminkan keinginan untuk merangkul dan merayakan budaya Tiongkok di tengah masyarakat modern.  

Pada bulan Desember 2019, pusat survei sosial China Youth Newspaper dan wenjuan.com menunjukkan bahwa 65 persen responden merasa semakin banyak orang yang mengenakan hanfu di sekitar mereka selama dua tahun terakhir. Mengenai praktik penggunaan hanfu dalam kehidupan sehari-hari, 53,1% responden meyakini hal tersebut dilakukan untuk mempromosikan budaya tradisional yang baik.

Sementara 43,5% responden meyakini bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih apa yang ingin mereka kenakan. 

Pada tahun yang sama, media bisnis Yicai dan T-mall yang berbasis di Shanghai melaporkan bahwa konsumen utama hanfu, sekitar 80 persen adalah perempuan yang lahir setelah tahun 1995.

Meningkatnya popularitas hanfu muncul dari meningkatnya apresiasi terhadap budaya tradisional dan kerinduan untuk mengenakan sesuatu yang khas dari Tiongkok, sehingga lebih menegaskan identitas budaya mereka. 

Di tengah globalisasi dan kemajuan ekonomi, pemuda Tiongkok mencari cara untuk memperkuat akar budaya dan membedakan diri mereka. 

Salah satunya adalah lewat hanfu yang mana mereka menampilkan warisan budaya Tiongkok. Di mata generasi muda, hanfu memungkinkan setiap individu membebaskan diri dari keseragaman busana kontemporer.

Film dan drama seri bertema kerajaan atau sejarah dinasti juga merupakan penyebab para pemuda menjadi tertarik untuk merasakan pakaian hanfu. 

Tentu saja, pengaruh para artis dan influencer turut mempercepat popularitas hanfu. kekuatan media sosial tidak dapat dianggap remeh dalam memopulerkan hanfu. Media sosial seperti Weibo, WeChat, Douyin atau Tikok, dll. telah menjadi panggung utama memamerkan pakaiannya dan membangun komunitas para penggemar. 

Kini tidak hanya para artis film yang dapat mengenakan hanfu, namun para pemuda pemudi Tiongkok di manapun dan kapanpun dapat menikmatinya. 

Pada tahun 2023, tagar "hanfu" telah ditonton lebih dari 7,88 miliar kali di platform Weibo, sementara di aplikasi berbagi video pendek Douyin, video yang berkaitan dengan hanfu telah dilihat lebih dari 93,4 miliar kali. 

Platform media telah sangat efektif berperan sebagai kekuatan pendorong untuk menjadikan hanfu memiliki pasar yang sangat besar.

Di berbagai tempat umum kita bisa melihat anak-anak muda mengenakan hanfu, termasuk di berbagai festival budaya di Tiongkok. Salah satu festival hanfu terbesar diselenggarakan di Xitang, provinsi Zhejiang. 

Pekan budaya hanfu di Xitang ini menarik para pecinta hanfu dari seluruh negeri karena terdapat berbagai kegiatan, seperti parade kostum, ritual budaya, tarian, pertunjukan teater, upacara pernikahan, bazaar, dan berbagai hiburan. 

Di sini para pengunjung juga dapat belajar lebih banyak dan berbelanja pakaian hanfu. 

Di kota kuno Xitang ini pemerintah Tiongkok membangun Taman Industri Hanfu untuk mengembangkan industri hanfu, termasuk tempat pameran dan platform livestreaming.

Kebangkitan hanfu dan kebutuhan pasar yang meningkat ini telah memberi dampak langsung pada ekonomi, mencakup desainer, produsen, pengecer, penyewaan, fotografer, penata rias, dan berbagai usaha lainnya. Di berbagai tempat wisata seperti Fuzimiao di Nanjing, kota kuno Fenghuang di Hunan, dan istana Kota Terlarang di Beijing kita dapat melihat berbagai toko penyewaan hanfu, lengkap dengan paket tata rias dan fotografer. 

Pada tahun 2020 tercatat lebih dari 20 juta orang membeli hanfu di platform belanja online Taobao. Sebanyak hampir 70% hanfu di Tiongkok diproduksi di kota Heze, provinsi Shandong. Di tempat ini terdapat lebih dari 2.000 perusahaan terlibat dalam produksi hanfu serta menciptakan lapangan kerja bagi hampir 100.000 orang. 

Oleh karena itu, kebangkitan hanfu di tengah generasi muda Tiongkok ini tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga merangsang pertumbuhan ekonomi.

Tren dan kebangkitan hanfu mencerminkan kesadaran generasi muda Tiongkok untuk lebih merangkul dan merayakan warisan budaya. Kebangkitan ini lebih dari sekadar "pernyataan mode", namun lebih pada gerakan budaya yang menggabungkan sejarah, kebanggaan identitas, dan ekonomi. Hanfu semakin menyatu dengan kehidupan sehari-hari di Tiongkok, berdaya tarik khas untuk mengekspresikan budaya Tiongkok yang klasik dan kaya.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun