Keharmonisan Jamaah Multietnis Masjid Agung di Yining Xinjiang

Masjid Agung Shaanxi terletak di area wisata rakyat Kazanqi di Kota Yining. Masjid ini pertama kali dibangun pada tahun ke-16 kaisar Qianlong Dinasti Qing bertahta. Masjid yang terletak di tengah kota Yining ini memiliki sejarah lebih dari 270 tahun.

Dengan luas lebih dari 7.300 meter persegi, masjid ini masih mempertahankan gaya tradisional suku Han Tiongkok. 

Di masjid ini terdapat bangunan utama masjid, menara, perpustakaan, ruang wudhu, dan bangunan lain di lingkungan sekitarnya. Masjid ini dapat menampung lebih banyak dari 2.000 jamaah.

bagian dalam masjid agung

Di perpustakaan masjid terlihat alquran dengan terjemahan bahasa Mandarin dan buku-buku pengetahuan tentang Islam. Masjid ini tidak menyediakan pembelajaran terkait agama Islam dan alquran, namun bagi yang ingin mendalami agama Islam bisa belajar ke madrasah di kota Urumqi.

Pada tahun 2010 pemerintah setempat melakukan renovasi masjid tanpa mengubah arsitektur khas awal. Seorang imam masjid agung bernama Majirong mengatakan bahwa jamaah masjid ini berasal dari berbagai suku, seperti suku Hui, Uighur, Kazakh, dan suku minoritas beragama muslim lainnya.

Majirong mengakui bahwa ia adalah imam satu satunya di masjid tersebut. Ketika ditanya tentang siapa penerusnya, imam yang telah melakukan haji tersebut mengaku belum mengetahui siapa penggantinya. Namun ia kembali menjelaskan bahwa calon imam selanjutnya sedang melakukan studi agama Islam di kota Urumqi.

Perpustakaan masjid dengan alquran, berbagai buku pengetahuan islam, dan surat kabar berbahasa Mandarin (dokpri) 

Apa saja syarat untuk menadi imam masjid ia menerangkan bahwa seorang imam harus memiliki latar belakang pendidikan agama Islam, harus sehat jasmani dan mental, serta harus mencintai negara. 

Syarat ketiga merupakan syarat yang penting untuk menjaga keharmonisan jamaah masjid agung ini.

Selain masjid agung, di sampingnya terdapat banyak gerai yang menjual kerajinan tangan khas masyarakat Xinjiang, seperti karpet permadani, perabotan rumah tangga, kerajinan kulit, lukisan, dan makanan khas.

penduduk di sekitar masjid dari suku Uighur menjual berbagai barang seni dan rumah tangga (dokpri)

Kota Yining merupakan kota multietnis di provinsi Xinjiang sebagaimana suku Uighur, Hui, Kazak, Tatar, Mongol, Rusia, dan suku minoritas lain hidup berdampingan dengan damai selama ratusan tahun. 

Karena perdagangan di jalur sutra yang telah berlangsung lama itulah mereka dapat menjalin komunikasi dengan baik tanpa terjadi konflik horizontal.

Alquran terjemahan bahasa Mandarin (dokpri)