Mohon tunggu...
Yuniarto Hendy
Yuniarto Hendy Mohon Tunggu... Jurnalis - Dosen Bahasa Indonesia di Beijing

Youtube: Hendy Yuniarto

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sehari di Negara Super Tertutup, Korea Utara!

23 Juni 2017   12:32 Diperbarui: 9 Desember 2018   10:07 9906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan masuk ke Korea Utara melewati jembatan perbatasan di Dandong, Timur Laut Tiongkok.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah patung perunggu pemimpin pertama dan kedua, yaitu Kim Il Sung dan Kim Jong Il. Kita diminta untuk mengambil bunga meletakkannya di bawah patung tersebut dengan diiringi alunan irama mengeningkan cipta. Di patung tersebut kita tidak diperkenankan untuk berfoto sendiri, melainkan harus dengan kamera yang dibawa pemandu. 

Penulis di depan patung perunggu Kim Il Sung dan Kim Jong Il
Penulis di depan patung perunggu Kim Il Sung dan Kim Jong Il
Setelah antri untuk berfoto di depan patung, penulis melanjutkan perjalanan ke salah satu pabrik kosmetik di Korea Utara. Baik Korea Selatan maupun Korea Utara, mereka memiliki kehebatan dalam meracik kosmetik. Produk-produk kosmetik yang dihasilkan Korea Utara pun terlihat sangat modern dari pengemasannya. Kita pun juga dipersilakan untuk membeli produk-produk kosmetik tersebut.

Setelah berkunjung ke pabrik kosmetik kita melanjutkan perjalanan ke salah satu taman kanak-kanak. Kita mengunjungi TK tersebut dan melihat pengajaran dan pembelajaran yang sedang dilakukan. Kita melihat dari kelas per kelas bagaimana guru-guru mengajar berbagai  pelajaran. Salah satu yang saya lihat adalah kelas memainkan alat musik piano. Setelah mengunjungi beberapa kelas kita juga melihat pertunjukkan anak-anak bernyanyi dan bermain musik di aula pertunjukkan. 

Selain murid-murid, guru juga terlibat bergabung memainkan alat musik bersama. Setelah mengunjungi TK, kami melanjutkan ke tempat kunjungan berikutnya, yaitu museum nasional. Di museum nasional dijelaskan tentang sejarah Korea Utara, terutama peran pemimpin dalam perjuangan mendirikan negara pada saat itu. Setelah berkunjung ke museum nasional kita berkunjung ke museum sejarah. Di museum sejarah dijelaskan tentang sejarah Korea Utara dari masa prasejarah hingga masa dinasti atau kerajaan. 

Pemandu wisata menjelaskan tentang sejarah nasional Korea Utara
Pemandu wisata menjelaskan tentang sejarah nasional Korea Utara
Lukisan Pemimpin Korea Utara Bersama Para Tentara
Lukisan Pemimpin Korea Utara Bersama Para Tentara
Salah satu tugu peringatan di Korea Utara
Salah satu tugu peringatan di Korea Utara
Kunjungan terakhir adalah ke restoran, makan bersama sambil menyaksikan pertunjukan berupa nyanyian-nyanyian, termasuk nyanyian perjuangan dan nyanyian yang mereka anggap paling populer, yaitu Arirang. Makanan yang disuguhkan tidak berbeda dengan makanan di Korea Selatan. Tentu saja, baik orang Korut maupun Korsel merupakan suku yang sama. 

Oleh karena itu, kita juga mendapatkan makanan seperti Kim Chi dan Leng Mian (semacam mi). Setelah makan bersama dan menyaksikan pertunjukkan maka kita menuju ke toko oleh-oleh untuk membeli makanan khas dan suvenir Korea Utara. Produk makanan mereka kebanyakan adalah makanan kecil seperti kue, permen, coklat, serta minuman soda, bir, dan arak. Selain itu juga ada hasil unggulan Korea, yaitu gingseng. 

Perjalanan diakhiri dengan pengecekan di imgrasi perbatasan. Petugas akan mengambil kamera-kamera kami untuk diperiksa. Mereka berhak menghapus foto-foto yang dianggap tidak diperkenankan untuk diambil. Tidak ada alasan yang tepat untuk dijelaskan foto yang seperti apa yang tidak boleh diambil. Setahu penulis adalah foto dengan pose yang menirukan gaya pemimpin Korut. Namun alasan ini juga tidak begitu jelas.

Selama berkunjung ke Korut, penulis sering berkomunkasi dengan pemandu wisata karena hanya dengan bahasa Inggris ataupun Mandarin dapat berkomunikasi. Mereka mengatakan bahwa pariwisata di Korut akan dikembangkan dan semakin terbuka untuk orang asing. Tentu saja keterbukaan tersebut masih disertai dengan banyak larangan dan keterbatasan yang harus dipatuhi semua tamu yang berkunjung demi kelancaran. 

Tidak jarang peringatan untuk tidak memotret ataupun tidak berjalan sendiri melainkan tetap bersama rombongan. Selain itu, pemandu wisata juga seringkali menanyakan tentang seperti apa negara Indonesia. Mereka hanya tahu Indonesia adalah negara kepulauan. Dengan rasa ingin tahu itulah diharapkan tamu-tamu asing dapat memberikan pengetahuan kepada mereka. 

Mengunjungi salah satu TK di Korea Utara
Mengunjungi salah satu TK di Korea Utara
Melihat murid TK belajar piano di Korea Utara
Melihat murid TK belajar piano di Korea Utara
Perempuan Korea Utara dengan pakaian tradisional
Perempuan Korea Utara dengan pakaian tradisional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun