Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Adik yang Ajaib

17 Maret 2016   18:37 Diperbarui: 17 Maret 2016   21:07 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber : angeltransformation.com"][/caption]Saat itu,  tanggal 13 Juni 2013 suatu peristiwa terjadi pada hidup saya dan tidak akan pernah saya lupakan. Ibu saya sedang mengandung calon dari adik kedua saya dan pada hari itu usianya barulah 7 bulan di dalam kandungan. Tetapi suatu kejadian yang tidak disangka tiba-tiba terjadi.

Pada pukul setengah lima pagi hari itu, tiba-tiba ibu saya menjerit keras dan seisi rumahpun terbangun. Ayah saya langsung medekap ibu saya dan bertanya apa yang terjadi. Ibu saya menjawab bahwa perutnya sangat sakit dan sepertinya bayi didalam perutnya ingin keluar. Benar saja tidak lama kemudian, Kepala sang bayi pun mulai terlihat dan dengan sigapnya, ayah saya langsung menggendongnya. Lalu dengan paniknya ayah saya menyuruh saya untuk mencari bantuan.

Saya langsung keluar rumah dan berlari kencang ke tetangga yang saya kenal.
 Beliau pernah belajar tentang kebidanan. Tetapi karena jalan yang berbatu dan karena kepanikan saya, saya tersungkur jatuh dengan cerobohnya. Sampai ada seorang wanita muda yang sedang membawa jalan jalan anjingnya menghampiri saya.

“Kenapa dek kok kamu buru-buru seperti itu.” tanyanya kepada saya

Sayapun menjawab , “Tante mama saya tiba-tiba melahirkan dirumah, saya sedang mencari bantuan.”

“Dimana kamu tinggal? Ibu saya dulu seorang bidan  dan tinggal dekat sini, saya akan mencoba menghubunginya.” tawarnya

“Di blok O2 nomor 5 tante, terima kasih mohon bantuannya” jawab saya

“Oke, kamu carilah bantuan yang lain “ perintahnya

“Oke Tan.”

Setelah meminta bantuan saya langsung berlari sekencang mungkin dengan hati-hati menghampiri rumah tetangga saya itu. Beruntungnya, tetangga saya ini telah bangun pagi itu sehingga tidaklah sulit untuk mencari bantuan. Lalu saya kembali kerumah dan sudah ada seorang wanita parubaya disana yang sedang mencoba melihat dan menenangkan ibu saya, ternyata wanita ini adalah ibu dari wanita muda yang saya jumpai tadi.

Tidak lama kemudian, tetangga yang saya beritahu sebelumnya juga datang dan bersama ibu dari wanita yang saya jumpai tadipun bersama-sama memotong tali pusar dengan gunting yang telah disterilkan terlebih dahulu. Mereka pun memandikan adik perempuan saya dengan air hangat dan dengan sangat hati-hati.

Setelah proses itu selesai, ibu saya dan adik saya dibawa ke rumah sakit. Keduanya dibawa ke rumah sakit yang berbeda karena di rumah sakit yang ibu saya tempati tidak memilki inkubator untuk merawat adik saya yang lahir prematur. Mereka berduapun di check dan kesehatan masing masing sangatlah baik.

Sepulang dari rumah sakit, Ibu saya sudah bisa melakukan berbagai aktivitas asal tidak berlebihan , sedangkan adik saya masih dirawat dirumah sakit. Adik saya ini pada awalnya sehat-sehat saja tetapi seminggu kemudian  mulai terjadi berbagai hal aneh padanya dan mulai muncul infeksi-infeksi yang mengancam nyawanya.

Dua minggu kemudian, kondisinya semakin parah dan ayah saya sudah mengeluarkan banyak uang untuk pengobatannya. Ibu saya sampai menangis saat tahu kondisinya lewat telepon. Saya tidak boleh melihat adik saya dirumah sakit karena batasan umur walaupun saya ingin sekali melihat adik saya secara langsung. Saya hanya melihatnya lewat foto-foto yang diambil ibu saya.

Hingga hari ke tujuh belas, keadaan adik saya ini sudah tidak dapat ditolong kembali. Dengan ikhlas ibu saya melepasnya untuk kembali ke sisi Sang Pencipta. Kejadian ini membawa kepedihan bagi semua orang, saya dan adik pertama saya sangatlah sedih saat mendengarnya.

Seluruh keluarga besar saya dari ibu maupun ayah sangatlah terpukul karena mereka tahu bahwa ibu saya sangat ingin memiliki anak perempuan dari dahulu. Tetapi Ibu dan Ayah saya tetap tegar dan menjalani hidupnya kembali seperti biasa. Mereka juga menyiapkan kubur bagi adik saya ini.

Adik saya ini sungguhlah ajaib dan pemberian Tuhan yang sangat berarti. Dia datang tidak diduga, pergipun tidak diduga. Anak perempuan cantik ini memberikan pengalaman bagi banyak orang termasuk saya, dari bagaimana saya dapat melihat hidup dengan kacamata yang berbeda dan mempelajari rasanya kehilangan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun