Mohon tunggu...
Johny Sompret
Johny Sompret Mohon Tunggu... Supir - No messenger was install

Nama saya Johny Sompret

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Vaping Lebih Berbahaya, Antara Mitos dan Fakta

12 September 2019   18:14 Diperbarui: 17 September 2019   21:54 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah dilakukan penelitian menyeluruh, dilansir washington post fakta terbaru menyebutkan semua kasus yang terjadi akibat penyalahgunaan vape. Disinyalir remaja-remaja tersebut mengkonsumsi liquid yang mengandung unsur THC yang dijual illegal. 

Kasus-kasus seperti itu mayoritas menimpa remaja di bawah umur yang belum masuk usia legal vaping atau underage. Mereka biasanya membeli liquid itu secara ilegal di jalanan atau ke pengedar, karena anak-anak di bawah umur tidak diijinkan membeli produk-produk vape di vapestore. Peraturan di US sangat ketat terkait penggunaan vape, FDA sebagai lembaga yang mempunyai wewenang mengawasi peredaran rokok elektrik membatasi pengguna vape minimal harus berusia 18 tahun. 

THC atau Tetrahydro Cannabinol sendiri merupakan bahan psikoaktif yang terdapat di dalam ganja. Hasil ekstraksi dari THC ini berwujud oil based, akibat proses pemanasan vape, oil based akan menjadi uap yang kemudian masuk ke paru-paru melalui inhalasi. 

Namun setelah suhu kembali normal, oil based akan kembali berbentuk seperti semula. Ini yang berbahaya, oil based akan mengendap di dalam paru-paru mengakibatkan adanya bercak-bercak hitam yg menyumbat pori-pori. Kondisi ini menyebabkan peningkatan tekanan di dalam paru-paru yang membuat pasien kesulitan bernafas. 

Pertanyaannya sekarang, apakah oil based ini juga terdapat di dalam liquid umumnya? Ada beberapa liquid yang dijual di pasaran menggunakan THC sebagai salah satu bahan campuran. Akan tetapi jumlahnya tidak banyak, dosisnya kecil umumnya produk liquid dari US yang memang melegalkan ganja di beberapa negara bagian. 

Biasanya liquid yang mengandung oil based ada aturan pakainya, dan jika dilihat sekilas larutannya tidak bisa menyatu seperti minyak di dalam air. Sedangkan bahan-bahan lain di dalam liquid selain nikotin, seperti PG, VG dan flavouring sudah melalui kajian medis dan dianggap aman untuk dikonsumsi. Terbukti selama belasan tahun, semenjak vape pertama kali dikenalkan ke khalayak belum ada kasus disfungsi paru-paru yang menimpa penggunanya. 

Publikasi negatif biasanya langsung tersebar luas, kekawatiran masyarakat yang berlebihan tentang dampak sebuah teknologi membuat mereka enggan mengetahui lebih detail penyebab dan prosesnya. Masih banyak kasus lain yang hanya mewartakan dampak buruk penggunaan vape, tanpa ada penjelasan dan kronologi yang jelas. Salah satu contoh misalnya berita vape meledak, itu murni human error. 

Sama halnya perangkat teknologi lain yang menggunakan baterai, baterai sebagai sumber daya mempunyai kapasitas masing-masing. Jika digunakan melebihi kemampuan, baterai akan cepat panas dan rentan adanya kebocoran partikel sehingga kemungkinan terjadi risiko meledak sangat besar. Itulah kenapa vaping bukan sekedar produk alternatif tembakau, tapi dibutuhkan pengetahuan dalam penggunaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Sangat disayangkan, ketika ada klarifikasi atau sanggahan ilmiah sepertinya jarang dimuat untuk konsumsi publik. Yang sering terjadi adalah cover both sides, kurang etis dimana opini publik terlanjur dijejali berita-berita negatif tentang vape tanpa mendapatkan informasi berimbang dari penggunanya langsung. Paradoks memang, di saat banyak muncul industri baru yang menyediakan lapangan pekerjaan alternatif, justru media menjadi kontraproduktif. 

Diakui mayoritas pengguna vape, bahwa vaping memang tidak sepenuhnya aman. Masih ada zat adiktif disitu namanya nikotin yang secara medis jika terakumulasi dalam dosis yang berlebihan akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Jelas disini bahwa vape sebenarnya hanya boleh digunakan oleh perokok konvensional untuk menurunkan risiko. Bukan untuk mereka yang belum terpapar tembakau bakar. 

Idealnya no smoking dan juga no vaping, disini substansi vaping hanyalah sebagai media bantu untuk transfer nikotin yg lebih aman. Mampu meminimalisir risiko 4000 bahan kimia yang ada di dalam rokok konvensional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun