Mohon tunggu...
John Paulus
John Paulus Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Sedang giat menulis konten yang berkaitan dengan Politik, Pendidikan, dan Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Program Makan Bergizi Gratis & Harapan Akan Generasi Sehat Indonesia

3 Juni 2024   23:36 Diperbarui: 4 Juni 2024   00:29 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/Katerina Holmes

Di tengah berbagai isu politik dan ekonomi, muncul harapan baru untuk masa depan anak-anak Indonesia. Berbagai sumber terpercaya, termasuk wawancara dengan Presiden terpilih dan pakar gizi yang bahkan sudah mulai dimulai beberapa bulan yang lalu, mengabarkan rencana mulia untuk menghadirkan Program Makan Bergizi Gratis.

Meskipun telah banyak kritik yang datang dari berbagai pihak, namun tidak dapat dielakkan bawa program ini tentu menjadi kabar baik bagi orang tua dan anak Indonesia. 

Penulis mencoba menjabarkan beberapa poin penting, yang bisa menjadi gambaran mengenai program Makan Bergizi gratis dari Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo - Gibran. 

Membiayai, Tapi Perlu Skema Tepat

Presiden terpilih Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia memiliki kemampuan finansial untuk membiayai program ini. Namun, diperlukan skema dan sistem yang tepat agar program ini berjalan efisien dan tepat sasaran.

Swasembada Pangan: Kunci Keberhasilan

Prabowo juga menekankan pentingnya swasembada pangan sebagai kunci keberhasilan program ini. Dengan swasembada pangan, Indonesia dapat memastikan ketersediaan bahan baku makanan bergizi dengan harga terjangkau.

Komposisi Gizi Ideal untuk Anak

Prof. Rini Sekartini, pakar gizi (Profesor dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak di FKUI RSCM), menjelaskan bahwa makanan bergizi ideal untuk anak-anak harus mencakup karbohidrat, protein, mineral, dan air. Dia merekomendasikan porsi makanan di mana karbohidrat merupakan bagian paling signifikan, diikuti oleh protein, sayuran, dan buah-buahan.

Prof Rini Sekartini/fk.ui.ac.id
Prof Rini Sekartini/fk.ui.ac.id

Cukupkah Rp 15.000 per Anak per Makan?

Prof. Sekartini membahas apakah anggaran Rp 15.000 per anak per makan cukup untuk menyediakan makanan bergizi. Dia mengakui bahwa ini tergantung pada harga bahan-bahan. Jika harga stabil, Rp 15.000 dapat cukup untuk membeli dua sumber protein, seperti telur dan ikan, dan sayuran. Namun, jika harga naik, kualitas makanan mungkin akan menurun.

Susu: Bagian Penting Pola Makan Anak

Prof. Sekartini merekomendasikan konsumsi susu hingga remaja. Dia mengatakan ada berbagai jenis susu dengan komposisi mikronutrien berbeda yang cocok untuk kelompok usia berbeda. Dia merekomendasikan konsumsi setidaknya 500cc susu per hari.

Tantangan dan Solusi

Diskursus yang baik ini, tentu tidak akan lepas dari segala macam potensi yang bisa mengagalkan program ini dikemudian hari. Tekad dan komitmen yang kuat dari pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, menjadi bagian penting dalam proses berjalannya program ini nantinya. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Pengawasan Realisasi Program

  • Program harus tepat sasaran dan menjangkau seluruh anak-anak yang membutuhkan.
  • Kualitas makanan harus memenuhi standar gizi.
  • Distribusi makanan harus dilakukan secara tepat waktu dan efisien. Ini tidak mudah, apalagi jika menelisik ke daerah terpencil dan tertinggal.

Pengawasan Pengelolaan Anggaran

Penggunaan anggaran harus transparan dan akuntabel. Dengan anggaran yang pasti akan dikucurkan begitu besar, audit berkala diperlukan untuk mencegah penyimpangan dana. Masyarakat berhak mendapatkan informasi terkait penggunaan anggaran program.

Kesimpulan

Program Makan Bergizi Gratis merupakan harapan baru bagi masa depan anak-anak Indonesia. Dengan skema yang tepat, swasembada pangan, dan pengawasan ketat, program ini berpotensi menjadi solusi nyata untuk memerangi stunting dan malnutrisi. Mari kita dukung dan kawal program ini agar terlaksana dengan baik dan mencapai tujuannya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun