Mohon tunggu...
John Lobo
John Lobo Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi dan Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru di SMA Negeri 2 Kota Mojokerto Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Patronasi bagi Sepak Bola di Ngada

5 September 2022   18:37 Diperbarui: 6 September 2022   19:42 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : John Lobo

Dunia persepakbolaan saat ini telah menjadi magnet yang menyedot perhatian semua kalangan baik perorangan, pemerintah, dan dunia usaha.

Oleh karena itu sepak bola diyakini bisa menjadi salah satu prime mover atau penggerak utama perniagaan yang strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena memiliki potensi market yang sangat besar mengingat sektor tersebut melibatkan banyak orang dari berbagai elemen.

Bicara tentang sepak bola di NTT, akan terasa hambar, tawar kalau tidak menyebut nama Klub Persatuan Sepa Bola Ngada (PSN).

PSN adalah Klub yang berasal dari Kabupaten Ngada, sebuah wilayah daerah tingkat dua yang memiliki luas wilayah 1.621 KM dengan jumlah penduduk 162.299 jiwa(2020).

Dalam hal sepak bola, masyarakat setempat meyakini bahwa penduduknya memiliki kemampuan menjadi pemain sepakbola yang handal karena adanya tenaga, daya, energi, gaya, dan kekuatan mengolah si kulit bundar yang dibawanya sejak lahir. Kabupaten Ngada adalah parameter sepak bola di NTT.

Fakta ini tak terbantahkan mengingat sejak digulirkannya Liga 3 tingkat lokal atau El Tari Memorial Cup (ETMC) tahun 1969 hingga 2017, PSN telah menyabet juara sebanyak 7 kali yakni tahun 1970, 1982, 1986, 1997, 2001, 2003, dan 2007. Bahkan tahun 2016 PSN nyaris menjadi juara liga 3 tingkat Nasional ketika kontra pada partai final melawan Perseden Denpasar di Stadion Manahan Solo.

Prestasi terkini yang sedang hangat dibicarakan adalah PSN U-17 menjadi kampiun dalam perhelatan Piala Soeratin tingkat provinsi tahun 2022 di Ende. Akankah gelar juara akan kembali di rengkuh oleh seniornya dalam ETMC di Lembata nanti?

Kendati memiliki seabrek prestasi namun penulis memiliki beberapa catatan kritis yang menjadi perhatian bersama antara lain: Pertama, pemain berbakat yang dimiliki oleh tim PSN keberadaannya tidak lahir melalui proses pembinaan dan kompetsisi sepak bola lokal yang dilakukan secara berjenjang berdasarkan kategori usia sejak dini hingga dewasa.

Pasca Laga di Linus 2016.dok.pribadi
Pasca Laga di Linus 2016.dok.pribadi

Harus diakui bahwa kabupaten yang sering disemat dengan julukan Brazilnya NTT itu sama sekali tidak memiliki Sekolah Sepak Bola (SSB) atau sejenisnya yang mendidik, membina, dan melatih anak-anak dalam bermain dan berkompetisi dalam sepak bola.

Baru beberapa tahun terakhir ini muncul Citra Bakti Soccer Academy (CBSA) yang berada di Malanuza. CBSA adalah milik perseorangan yang belum berbadan hukum dan terafiliasi dengan PSSI.

Kedua, Minimnya patronasi pemangku kepentingan lokal (Bupati, Dinas Pemuda dan Olahraga, KONI, Askab) terhadap pengembangan bakat, peningkatan jumlah dan kompetensi wasit dan pelatih sepak bola, pembenahan sistem dan tata kelola sepak bola, penyediaan prasarana dan sarana stadion sepak bola sesuai standar nasional bahkan internasional, dan training center sepak bola serta rendahnya mobilisasi pendanaan untuk pengembangan sepak bola setempat.

Ketiga, ambiguitas legalitas Klub Persatuan Sepak Bola Ngada (PSN). Perihal keabsahan PSN tentu bertemali dengan aspek finansial dan bisnis akuntabel yang bisa dipertangunggjawabkan secara hukum.

dok.pribadi
dok.pribadi

Ketika klub tersebut tidak memiliki status hukum yang jelas tentu minat dunia usaha dan pemilik modal untuk berinvestasi akan semakin rendah bahkan tidak ada sama sekali.

PSN sebagai klub yang berkompetisi pada level nasional seyogyanya telah memiliki status hukum yang jelas sehingga tidak menimbulkan berbagai enigma liar dan dalil multi tafsir dalam masyarakat pecinta bola setempat.

Sembari menata sepak bola menjadi salah satu media penggerak roda perekonomian dalam rangka meningkatkan prestasi sepak bola dan kepedulian dunia usaha ada beberapa kupasan sebagai anjuran yang ditujukan kepada pemangku kepentingan lokal (Bupati) agar sesegera mungkin mengimplementasikan Intsruksi Presiden (Inpres) No.3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan di Bidang Persepakbolaan yang sesuai dengan kapasitas jabatan untuk:

dok.pribadi
dok.pribadi

Menyediakan dan mengalokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesuai dengan kewenangan daerah berdasarkan kemampuan keuangan daerah masing-masing, untuk pembangunan prasarana dan sarana sepak bola di wilayah masing-masing sesuai dengan standar internasional, dan training center sepak bola yang ditetapkan, untuk peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional berpedoman pada peta jalan (road map) yang disusun oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Kemudian, menyediakan dan mengalokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesuai dengan kewenangan daerah berdasarkan kemampuan keuangan daerah masing-masing, untuk prasarana dan sarana, pembinaan, kompetisi amatir, kompetisi kelompok umur sepak bola elit (unggulan), dan training center di wilayah masing-masing, untuk peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional.

Sebagai salah bentuk kegiatan olahraga yang memiliki potensi market strategis untuk menyejahterakan masyarakat kepada Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Askab) Ngada agar:

dok.pribadi
dok.pribadi

Mendorong Sepakbola sebagai sarana Pendidikan Karakter

Sepakbola dimaknai sebagai media pengembangan pendidikan karakter anak ketika berada di luar sekolah dan keluarga. Pendidikan karakter dalam konteks tersebut menyangkut aturan main yang bertemali dengan kehidupan seseorang terutama kehidupan sosial yang disertai dengan berbagai konsekuensi yang berlaku didalamnya.

Sepakbola adalah mniatur kehidupan dengan berbagai aturan main yang tegas dan bisa dijadikan sebagai salah satu instrumen pendidikan karakter sejak usia dini yang efektif dan strategis.

Hal yang sangat fundamental ini diharapkan bisa membawa dampak adaptif bagi seorang pemain dimasa yang akan datang terutama ketika memasuki usia produktif dan dunia kerja sangat kompetitif. Anak akan merawat spirit sportifitas dan pantang menyerah serta pentingnya kerja keras untuk menggapai cita-cita.

Pendidikan olahraga dan keberlanjutan pembudayaan sepakbola di Ngada

Melalui strategi ini Askab seyogyanya menginisiasi dan memfasilitasi pembentukan akademi PSN dalam berbagai tingkatan kelompok umur seperti KU-13, KU-15, dan KU-17 yang disertai dengan kompetisi liga sesuai dengan kelompok umur masing-masing.

Menginisiasi pembentukan Sekolah Sepak Bola (SSB)/klub di setiap desa beserta pembinaan dan kompetisi berjenjang sehingga mampu menghasilkan pemain yang memiliki daya saing tinggi hingga ke tinhkat nasional bahkan internasional.

Memfasilitasi SSB/klub untuk memperoleh legalitas dan status terafiliasi sehingga bisa mengambil bagian dalam berbagai kompetisi resmi yang diselenggarakan oleh PSSI.

Ada tiga bentuk legalitas atau badan hukum yang direkomondasi antara lain; Perseroan Terbatas, Yayasan, dan Koperasi. Kepastian terhadap bentuk legalitas sebuah klub tentu berhubungan erat dengan segi keuangan dan bisnis akuntabel atau prinsip bisnis yang mengajarkan mengenai transparansi kinerja serta pertanggungjawaban seseorang atas tugas maupun kewajibannya. Efeknya adalah minat dunia usaha dan pemilik modal serta masyarakat untuk berinvestasi akan semakin meningkat.

Perihal pengelolaan organisasi apapun, termasuk klub sepakbola, pola Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM) sangatlah penting. Seperti mendesain misi, visi, program dan implementasinya yang sesuai dengan situasi klub tersebut.

Dalam konteks ATM manajemen klub bisa mengamati kemudian meniru selanjutnya memodifikasi dari klub-klub yang sudah ada sebelumnya atau hasil salin tempel dengan cara memindahkan yang pernah dibuat oleh orang atau klub lain.

dok.pribadi
dok.pribadi

Hemat penulis ini tidak masalah. Apa yang terbaik dalam klub lain silahkan dipelajari, adopsi dan modifikasi yang penting selaras dengan situasi dan kondisi sepak bola di Ngada.

Beberapa alasan tentang konsep ATM antara lain; Pertama, mengingat menciptakan sesuatu yang sama sekali baru itu tidak mudah.

Kedua, membutuhkan waktu yang relatif lama dan butuh dana yang tidak sedikit sementara masyarakat butuh eksekusi cepat mengingat anggaran daerah yang dialokasin untuk kegiatan sepak bola juga terbatas.

Ketiga, memiliki resiko gagal yang jauh lebih kecil dibandingkan jika memodifikasi sesuatu yang sudah ada.

Jika orang di daerah lain sudah melakukannya, mengapa harus memulainya dari awal?

Akan sangat efisien jika aktivitas menyempurnakan dan memodifikasi apa yang telah dilakukan oleh klub lain. Belajar dan perbaiki terus menerus. Memang memodifikasi lebih ampuh dari mencipta. Hindari aksi menghambur-hamburkan waktu dan uang hanya untuk bereksperimen tentang sesuatu yang baru, silahkan modifikasi dan sempurnakan apa yang sudah ada.

Penulis: menetap di IG : john_lobo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun