Mohon tunggu...
Handy Chandra Bassang
Handy Chandra Bassang Mohon Tunggu... Konsultan - Sekadar mengisi waktu (kalau ada) || Semoga bermanfaat || E Cogito Ergo Sum

Maritime Business

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Separuh Nafas Hidup Manusia dari Ekosistem Laut

28 Januari 2021   11:46 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:48 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekosistem Terumbu Karang, di Raja Ampat, Papua Barat. Foto: Harry Farhat, twitter: @Farhat19931109

- Air turun dari gunung melalui sungai (permukaan) dan artesis (sungai bawah tanah), lalu turun ke danau, lalu turun ke muara, akhirnya sampai di laut. Kemudian menguap lagi ke udara diatas laut, terus ditiup angin ke daratan dan pegunungan, terus terkondensasi (berubah dari bentuk gas ke bentuk cair), akhirnya jadi hujan dan embun turun ke daratan. Kembali melewati sungai, dan berulang-ulang kali prosesnya, seperti siklus alam, yang kita kenal sebagai siklus air atau hidro (ilmunya bernama Hidrologi).

+ Paham Mas. Lanjutkan.

Siklus Gas

Menjelaskan barang tidak kelihatan (gas) adalah seperti menjelas kan ilmu mistik atau ilmu ghoib. Percaya silakan, tidak percaya ya gak masalah, tapi tanggung sendiri akibatnya.

Penulis sendiri belum pernah melihat dengan mata (indera penglihatan) apa itu gas oksigen (O2). Tetapi melalui nafas dan paru-paru, keberadaan oksigen bisa dimengerti dan bisa menikmati manfaatnya.

Gas oksigen (O2) ini cuma sekitar lebih kurang 20% keberadaannya di atmosfer. Mayoritasnya (78-80%) adalah nitrogen (N2). 

Kok jadi ingat tambal ban? Iya, nitrogen buat pompa ban motor dan mobil itu dari atmosfer.

Keseimbangan gas-gas di atmosfer dijaga oleh  ekosistem laut. Caranya, dengan meresap ke badan air laut, jika jumlahnya sudah berlebih. Akibat meresap kedalam laut karena tekanan atmosfer, maka perairan laut menjadi penuh dengan gas-gas yang berlebih.

Ada sisi positif dan negatifnya. Ambil contoh umum, gas karbon monoksida (CO), yang merupakan hasil pembakaran dari kendaraan bermotor, alias asap knalpot. Jika berlebihan di atmosfer, akan masuk kedalam kolom air laut, kemudian diserap oleh alga sebagai makanannya. Lalu alga merubah CO menjadi O2, dan siklus gas berjalan normal.

Sampai batas/limit tertentu jika produksi CO terus dipacu, akibatnya daya serap alga sudah jenuh/maksimal, maka air laut akan berubah menjadi bersifat asam (nilai angka pH rendah). Ini membahayakan suplai makanan dari laut, karena biota perairan mati dan punah.

Makanya, Penulis turun rasa hormatnya buat negara-negara maju yang memaksa Indonesia untuk mengurangi pembukaan lahan hutan untuk perkebunan dan sawah, dengan alasan merusak atmosfer. Padahal mereka yang membuat polusi asap knalpot dan asap pabrik paling banyak di dunia, tapi negara Indonesia yg diminta berkorban ekonomi.

Siklus Makanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun