Penulis mempunyai Om (almarhum) yang berpangkat kapten kapal tanker gas alam milik Vietnam. Lima tahun lalu, gajinya sekitar 110 juta rupiah per bulan. Fantastis memang. Tetapi jangan salah, itu dicapai setelah berlayar dan meniti karir selama 25 tahun. Bukan kaleng-kaleng lah, kalau memakai istilah anak-anak milenial.
Penulis sendiri memiliki jaringan kerja Internasional di bidang Kelautan mulai dari Amerika ( di organisasi bernama NOAA, National Oceanic & Atmospheric Agency), Belanda (ITC - University of Twente), Taiwan, Jepang dan Perancis. Dalam kerangka kerja ekonomi global, keniscayaan jaringan ini diperlukan untuk mendapatkan bantuan penguatan kelembagaan dan penguatan aliran dana. Pada intinya, enaklah kalau punya jaringan pertemanan global.
Penutup
Kerja keras, kecerdikan dan jaringan kerja global akan membuat karir meningkat dan upah yang diperoleh tinggi, khususnya dalam dunia kemaritiman. Ada lelucon para pelaut : perdagangan lewat laut (seaborne trade) Â sudah ada sejak 4.000-an tahun lalu, dan akan akan tetap hidup sampai dunia kiamat.Â
Lain guyonan pelaut, lain pula guyonan pemilik kapal.
Guyonan para pemilik kapal : Sebenarnya Tuhan itu seorang pelaut, karena harta kekayaan disebar ke penjuru-penjuru dunia, dan harus memakai kapal untuk mengangkutnya.
Yuk, mari bekerja dalam dunia kemaritiman. Sampai kapanpun usia, tetap bisa bekerja, alias tidak akan pensiun.Â
Karena bidang kemaritiman adalah "perkawinan" teknologi-teknologi navigasi, fabrikasi, material, elektronika, satelit, dan aplikasi-aplikasi ilmu ekonomi, bisnis dan politik.
Karimun Jawa, Indonesia.
Hotel XXX
Handy Chandra van AB van JBM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H