Poin penting sambutan Bapak Kepala BRSDM KP, bahwa solusi sampah di laut dan badan air adalah tata kelola yang bersifat komprehensif. Mulai dari hulu sampai ke hilir harus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat yang terlibat dalam penanganan sampah. Istilah teknisnya ekonomi-berputar (circular economy).
Menurut Penulis, jargon-jargon ekonomi-berputar memang mudah diucapkan, tetapi perlu kekuatan besar untuk pelaksanaannya. Ini membutuhkan kekuatan data sampah yang valid, data sumber sampah utama yang kredibel, dan data keekonomian pengolahan sampah yang rasional.Â
Masalahnya, semua data tersebut belum ada (tersebar secara parsial) dan juga belum pernah diterbitkan oleh badan resmi pemerintah. Ambil contoh seperti lembaga BPS (Badan Pusat Statistik), yang menyediakan data untuk berbagai sektor ekonomi dan berbagai wilayah di Indonesia. Kita perlu "BPS" (badan pendataan sampah) untuk efektifitas pengelolaan ini.
Acara kemudian dilanjutkan dengan presentasi narasumber, lalu diskusi dengan pembahas dan diskusi dengan peserta. Tepat jam 11.55 WIB acara bisa selesai dan semua pertanyaan peserta bisa dijawab dengan baik dan lancar.
Berikut catatan-catatan point penting dari tiap narasumber.
Dr. Devi Dwiyanti S.
- Poin penting presentasi Ibu yang menelepon Penulis ini adalah nilai-tambah (added value).
- Dalam menata dan mengelola sampah di badan air, baik di laut maupun sungai, adalah nilai-tambah yang diperoleh pelaku individu ataupun kolektif (masyarakat). Jika masyarakat atau individu tidak memperolah selisih untung dalam menata dan mengelola sampah, adalah "non-sense" program pengelolaan sampah bisa berkelanjutan.
- Bapak lulusan Jerman dan juga pemateri pada Sekolah Staf dan Komando TNI memperlihatkan, bahwa berdasarkan jejak satelit pelampung sampah (debris-drifter) yang dilepas dari muara Gembong, sampah terapung dapat hanyut sampai samudera Hindia.
- Ini merupakan fakta kuat, yang mendukung dan membuktikan pemodelan matematika yang telah dilakukan, bahwa sampah dari muara sungai teluk Jakarta dapat tehempas di pesisir dan juga hanyut sampai samudera Hindia.
- Pemateri ini memberikan solusi inovasi, untuk pengelolaan sampah di pulau-pulau kecil, kabupaten berkepulauan, dan provinsi berkepulauan, menggunakan kapal induk pembakar sampah dan kapal pengumpul sampah.
- Melalui inovasi disain dan inovasi model operasional, biaya bisa diturunkan, waktu operasi bisa diperpendek, dan masalah lahan untuk pembakaran sampah bisa teratasi.
- Referensi disain diambil berdasarkan wawancara dan diskusi dengan Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI.
Dr. Eng Mochamad Syamsiro
- Dosen Universitas Janabadra lulusan Jepang ini sudah mengembangkan dan melakukan sosialisasi pemanfaatan sampah sebagai sumber energi. Pola pemikiran dan konsep pemanfaatan sampah yang kolaboratif dan memberikan nilai-tambah buat masyarakat sangat bisa diterapkan di Indonesia.Â
- Penulis yakin, bahwa Pemerintah bisa mendukung percontohan (yang sudah dilakukan Pak Syamsiro), pada setiap propinsi untuk membuat purwarupa pengelolaan sampah menjadi energi. Kemauan politik adalah kuncinya.Â