Ini bandara adalah hasil dari teknik reklamasi bernama polder. Maksudnya, kita membuat daratan dari kawasan laut, dengan cara mengeringkannya. Bukan menimbunnya (land-fill). Mantap kan? Laut dikeringkan lalu jadi bandara dan kawasan komersial.
Memori cakep selanjutnya adalah saat keluyuran di provinsi Flevoland. Ini merupakan monumen kedigjayaan proyek reklamasi di Belanda. Seratus persen provinsi dari hasil reklamasi dengan teknik penimbunan (land-fill). Iya, anda tidak salah baca, 100% danau (dulunya laut) ditimbun lalu menjadi provinsi kedua belas (12).
Dengan luas wilayah reklamasi sekitar 2.400 km persegi, Flevoland merupakan provinsi terluas nomer 6 dari 12 provinsi. Sangat mengejutkan juga, ternyata provinsi baru hasil reklamasi lebih luas dari provinsi lain yang lebih tua. Populasinya nomer 8 terbanyak. Sedangkan ekonominya (produk regional bruto per kapita) nomer 9. Inilah serangkaian fakta bahwa lahan reklamasi, jika dikelola dengan baik, pasti memajukan ekonomi.
Cornelis Coffeman, kolega dari desa Urk di provinsi Flevoland, adalah orang yang mengantar berkeliling. Dari Lelystad, Ibu kota provinsi, berkeliling pesisir desa (yang dulunya pesisir laut, dan sekarang jadi pesisir danau).
Mari belajar sejarah sejenak. Agar sama pengetahuan kita, tentang waduk Ijsselmeer (baca: ai-sel-mer). Dulu, sebelum jadi waduk (danau buatan), wilayah ini adalah lautan teluk yang terbuka ke laut Utara.Â
Untuk mencegah terjadinya banjir pada daerah sekitarnya, maka pemerintah melakukan mitigasi, dengan membangun dam/bendungan bernama Afsluidijk (baca: af-sloit-daik) tahun 1927-1932. Dam inilah yang merubah air asin di teluk (dahulu) dan kemudian menjadi air tawar (saat ini), dan diberi nama Ijsselmeer. Rata-rata kedalamannya 5 m.
Kembali lagi, kami lalu lanjut ke Pabrik Pengolahan ikan, diteruskan ke Kantor Pelelangan Ikan, kemudian ke tempat belanja barang bermerek (Batavia Stad Factory Outlet), lanjut ke Museum Perikanan, Monumen korban musibah kapal ikan yang tenggelam dan terakhir ke sekolah perikanan tertua di Belanda.
Waktu ke sekolah perikanan, dia sangat dihormati. Selidik informasi ke guru disana, ternyata dia mantan Kepala Sekolah disitu. Gegara reklamasi, dia kemudian menjadi Komisaris di perusahaan perikanan yang berinvestasi disitu.Â
Dengan perubahan danau jadi daratan, dia naik status jabatan dan pendapatan. Bagi masyarakat di Urk, reklamasi merubah teritorial pasif menjadi komersial aktif.
Ketika proses reklamasi bagian timur danau Ijsselmeer menjadi daratan pulau, Cornelis masih jadi Kepala Sekolah Perikanan di Urk. Saat itu, belum ada industri perikanan, karena tidak ada lahan darat.