Jika di konversi dalam satuan m-kubik, maka bak atau wadah ukuran 1 m-kubik yang berisi baja, pasti beratnya 8 ton. Karena BJ baja (8 ton/m-kubik) lebih besar dari air  (1 ton/m-kubik), maka baja akan tenggelam, jika ditaruh pada bak atau wadah yang berukuran 1 m-kubik.
Bagaimana caranya agar tidak tenggelam?
Mudah. Rekayasa BJ saja, agar sama 1 ton/m-kubik, atau lebih kecil.
Baknya bisa diperpanjang atau diperlebar saja. Ukurannya menjadi, 1 m tinggi, 2 m lebar, dan 4 m panjang. Sehingga BJ bak dan baja yang baru, menjadi 8 ton per 8 m-kubik. Atau (8/8) ton/m-kubik, yang sama dengan (1) ton/m-kubik. Sama dengan BJ air tawar.
Mudah kan? Jadi, kalau ada baja atau besi beratnya 8 ton, biar dia bisa mengapung di air, bentuk bak atau wadahnya diubah, sehingga BJ menjadi sama dengan 1 ton/m-kubik, atau lebih kecil lagi. Pasti terapung.
Kalau mau wadahnya terangkat 0,5 meter, lebarnya atau panjangnya ditambah sehingga BJ baja dan bak menjadi 0,5 ton/m-kubik. Contoh, 1 m x 4 m x 4 m. atau, 1 m x 2 m x 8 m. Kalkulasinya adalah 8 ton berat baja dibagi volume wadah 16 m-kubik, menjadi (8/16) ton/m-kubik , yang sama dengan 0,5 ton/m-kubik. Mudah bukan?
Makanya, jangan heran, kapal baja 10.000 ton bisa mengapung. Caranya bagaimana? BJ nya direkayasa, agar lebih rendah dari 1 ton/m-kubik.
Berhasil sulapnya. Baja bisa terapung. Old trick, but hold.
Lantai 4, sebuah Kantor di Merak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H