Selain ada yang di hukum seumur hidup, 6 orang dijatuhi hukuman mati, yakni dr. Ismail, Muradi, Suparyono, Halir Mankudijoyo, Sunanto, dan Sudarmo. Eksekusi dilaksanakan 16 Mei 1945 di Eereveld (sekarang pantai Taman Impian Jaya Ancol).
Adapun Soeprijadi "dinyatakan hilang" dalam pemberontakan yang berhasil dipadamkan oleh pasukan Peta yang tak terlibat pemberontakan maupun dari Heiho 'Tentara Pembantu'.
Sama seperti Peta, Heiho juga dibentuk oleh tentara pendudukan Jepang di Indonesia pada masa Perang Dunia II.
Pada tanggal 9 Agustus 1975, melalui Surat Keputusan Presiden Soeharto Nomor 063/TK/1975, Soeprijadi diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Darma Setia untuk Ibu Pertiwi
Sebagaimana informasi publik di laman Pemkot Blitar (blitarkota.go.id), untuk mengingat perjuangan tentara Peta di Kota Blitar, pada tahun 2023 ini akan dilaksanakan pertunjukan "Sendratari Kolosal dan Teatrikal Perjuangan Peta".
Sendratari kolosal dan teatrikal yang diikuti 140 seniman tempatan tersebut, mengambil tema "Darma Setia untuk Ibu Pertiwi".
Pertunjukan itu digelar Selasa malam, 14 Februari 2023, pukul 19.00 WIB. Tempatnya di kompleks monumen Peta di Jalan Sudanco Supriyadi, Bendogenit, Kec. Sananwetan, Kota Blitar.
Pembangunan Monumen Peta Blitar diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur, M. Basofi Sudirman, Sabtu, 14 Februari 1998.
Di Kota Blitar, untuk mengenang babad pemberontakan tentara Peta yang dipimpin Sudanco Soeprijadi pada 78 tahun silam, diperingati sebagai Hari Cinta Tanah Air.
Meskipun (mungkin) hanya diperingati di daerah dengan luas 32,57 kilometer persegi itu, namun semangat "Cinta Tanah Air" dan "Darma Setia untuk Ibu Pertiwi", bukan hanya milik warga Kota Koi (julukan Kota Blitar). Juga kepunyaan seluruh anak bangsa. Kewajiban kita semua.