Kempetai adalah polisi Jepang yang pada Perang Dunia II sangat terkenal kekejamannya.
Sedangkan Daidan adalah batalion. Komandan Daidan disebut Daidanco.
Batalion merupakan kesatuan tentara yang merupakan bagian dari resimen (300-1.000 orang).
Saat pemberontakan, juga dilakukan pengibaran bendera merah putih di depan markas Peta Blitar.
Bendera merah putih tersebut, konon sempat berkibar sekitar 2 jam. Adalah Sudanco Partohardjono yang mengibarkannya.
Dalam pemberontakan yang berlangsung beberapa hari itu, sejumlah tentara Jepang terbunuh oleh pasukan Soeprijadi.
Sementara Soeprijadi dan pasukannya berhasil melarikan diri. Mereka membawa banyak perlengkapan dan logistik Jepang, di antaranya Senapan Arisaka Tipe 38 dan Senapan Mesin Tipe 99.
Senapan Tipe 38 Arisaka adalah senapan bolt-action standar infanteri Jepang yang digunakan selama Perang Dunia II.
Senapan dengan peluru kaliber 6,5 mm ini, diadopsi Angkatan Darat Kekaisaran Jepang tahun 1905 atau tahun ke-38 dalam Meiji. Oleh sebab itu dinamakan Tipe 38.
Senapan Arisaka Tipe 38 ini digunakan sejak saat itu sampai akhir tahun 1945.
Jumlah orang yang terlibat dalam pemberontakan Peta di Blitar sekitar 360 orang. Sebanyak 55 orang di antaranya berhasil ditangkap. Mereka diadili di Jakarta di depan Mahkamah Militer Jepang.