Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Gema Bahari dan Competence for Competition Politeknik Bengkalis

2 Februari 2023   12:10 Diperbarui: 2 Februari 2023   15:05 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung baru Politeknik Negeri Bengkalis (Dokumen pribadi)

"Pada awal tahun 2000, Pemerintah Kabupaten Bengkalis, melalui Yayasan Gema Bahari mendirikan perguruan tinggi dengan nama Politeknik Perkapalan Bengkalis, yang mempunyai 3 (tiga) program studi, yaitu: Teknik Listrik Kapal, Teknik Bangunan Kapal, dan Teknik Permesinan Kapal."

Itulah kalimat pertama pada alinea kesatu yang terbaca bila kita membuka situs web Politeknik Negeri Bengkalis dalam menu "Tentang Polbeng: Sejarah Politeknik Negeri Bengkalis".

Polbeng begitu kebanyakan orang menyebutnya adalah salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan. Moto PTN ini adalah "Competence for Competition" atau kompetensi untuk kompetisi.

Pada alinea pertama tersebut ada dua kata yang fungsinya sebagai akronim atau singkatan, yakni 'Gema Bahari'. Singkatan yang menjadi nama yayasan tempat Polbeng berlindung di awal pendiriannya.

Apa itu Gema Bahari?

Gema Bahari merupakan buah pemikiran generasi muda daerah ini. Sumbangsih pendapat guna mengakselerasi keberhasilan pembangunan daerah di mana seluruh lapisan masyarakat menjadi motor penggeraknya. Sehingga benar-benar menjadi milik dan tanggung jawab bersama. Dari, oleh dan untuk masyarakat.

Gedung lama (pertama, dahulu atapnya biru) Politeknik Negeri Bengkalis (Dokumen pribadi)
Gedung lama (pertama, dahulu atapnya biru) Politeknik Negeri Bengkalis (Dokumen pribadi)
Sedikit sejarah singkatnya. Gema Bahari yang sempat diseminarkan di Gedung Cik Puan Bengkalis sebelum dijadikan nama yayasan yang menaungi Polbeng, lahir dari tantangan Kepala Bappeda Kab. Bengkalis saat itu, H. Emrizal Pakis (Alm.)

Bang Em, demikian sebagian orang akrab menyapanya, sebelumnya merupakan Kepala Dinas PMD (Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) Kab. Indragiri Hulu (Inhu).

Alumnus SMA Negeri 3 Bengkalis kelahiran Inhu ini menjabat Kepala Bappeda Kab. Bengkalis tahun 1995 s.d. 2000.

Di tahun-tahun pertama Bang Em menjabat Kepala Bappeda Bengkalis, H. Herliyan Saleh (Bupati Bengkalis 2020-2015) sebagai sekretarisnya.

Setelah beberapa bulan bertugas di Kab. Bengkalis, Bang Em memanggil sejumlah tokoh pemuda, khususnya yang tergabung dalam DPD KNPI Kab. Bengkalis.

Selain urun pendapat dan minta masukan, kepada para tokoh pemuda tersebut, ia juga mohon bantuan dapat dibuatkan konsep pembangunan sebagaimana Gerbangsari (Gerakan Pembangunan Desa Mandiri) di Inhu. Tentu harus sesuai dengan karakteristik wilayah Kab. Bengkalis sebagai daerah pesisir.

Dikoordinir H. Riza Pahlefi sebagai seorang petinggi di DPD KNPI Kab. Bengkalis waktu itu, para tokoh pemuda dimaksud memenuhi keinginan Bang Em.

Sesuai nota kesepahamannya, rancangan itu nantinya akan bahas bersamaan dengan seminar untuk penetapan hari jadi Bengkalis. Adapun tema seminar dimaksud (sesuai kesepakatan) adalah, "Bengkalis Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan".

Tokoh pemuda yang ikut bersama Riza Pahlefi menyusunnya, di antaranya H. Ahmad Hijazi (mantan Sekretaris Daerah Riau), Emri Juliharnis (Kepala Bappedalitbang Provinsi Riau), Syamsu Rizal alias Opang (Alm.) dan H. Fahrullazi (wartawan Harian Riau Pos).

Konsep itu disusun di kediaman (rumah sewa) Oji, begitu panggilan Fahrullazi. Di Jalan Antara, Gg. Mekar. Di samping kantor ULP PT PLN. Rumah pertama sebelah kiri arah masuk Gg. Mekar.

Rumah Oji di Gg. Mekar tempat konsep Gema Bahari disusun (Dokumen pribadi)
Rumah Oji di Gg. Mekar tempat konsep Gema Bahari disusun (Dokumen pribadi)

Intinya, Gema Bahari adalah gerakan pembangunan yang berbasis desa sebagai fokus dan lokusnya dengan peran aktif ada pada masyarakat. Termasuk warga asal Kab. Bengkalis di perantauan. Menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergisme.

Gema diambil dari kata 'gema' yang maknanya 'gaung'. Maksudnya, melalui gerakan pembangunan ini, Kab. Bengkalis semakin dikenal sebagaimana Inhu yang mendapat banyak penghargaan dari pemerintah pusat melalui Gerbangsari. Misalnya, melalui Gerakan Sejuta Sungkai.

Saat Gerbangsari menjadi pola dan kebijakan pembangunan di Inhu, kabupaten yang terkenal dengan Danau Raja dan bunga seroja ini, dipimpin Ruchiyat Saefudin sebagai bupati (13 Juni 1989 s.d. 13 Juni 1999).

Sedangkan 'Bahari' sebagai 'potret' wilayah Kab. Bengkalis sebagai daerah pesisir.

Ada pun kepanjangan Gema Bahari adalah Gerakan Masyarakat Membangun Sejahtera dan Mandiri.

Sayangnya, setelah disepakati dalam seminar sebagai cara kerja pembangunan daerah, implementasi Gema Bahari tak seperti asa dalam rancangan penyusunnya. Mati beragan alias mati samar.

Mengapa Gema Bahari mati suri?

Jangan ditanya pada Riza Pahlefi dan teman-temannya yang menyusun konsep tersebut.

Sebab, ketika seminar mengenai Gema Bahari dan kelanjutannya, mereka tak dilibatkan sama sekali. Dicuaikan. *****

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun