Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Zapin Api, Tarian Penuh Mistis dari Rupat Utara

1 Februari 2023   19:45 Diperbarui: 1 Februari 2023   20:01 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertunjukkan Tari Zapin Api di Kec. Rupat Utara (Dokumen pribadi)

Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, tak hanya kaya akan destinasi untuk bertamasya. Utamanya wisata bahari, seperti Pulau Beting Aceh dan Pantai Pesona Teluk Rhu.

Kecamatan yang memiliki 9 desa ini – Tanjung Medang (ibu kota kecamatan), Teluk Rhu, Tanjung Punak, Puteri Sembilan, Kadur, Titi Akar, Hutan Kayu, dan Suka Damai – juga punya budaya yang unik.

Budaya yang mungkin bukan saja satu-satunya di Provinsi Riau, tetapi juga di dunia. Budaya tersebut adalah Tari Zapin Api.

Tari Zapin Api merupakan tradisi Melayu dari provinsi yang berjuluk Bumi Lancang Kuning, Riau.

Pada 2017, tarian yang penuh magis dan mistis ini sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) atau Intangible Culture Heritage (ICH).

Tarian Zapin Api memang hanya ada di Pulau Rupat, yakni di Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis.

Berbeda dengan budaya lainnya di Provinsi Riau, khususnya tari-tarian, pada Tari Zapin Api, mengharuskan para penarinya untuk menari-nari di tengah bara api.

Uniknya, mereka sama sekali mereka sedikit pun tak merasa panas. Mereka terlihat justru menikmatinya.

Mereka dengan santai, seolah-olah tampak sedang bermain di tengah api yang membara.

Kondisi ini tentu tidak dapat dicerna logika atau akal sehat. Lebih-lebih api yang panas itu tidak mampu membakar kulit mereka. Tari Zapin Api memang penuh nuansa mistis.

Sebelum atraksi dimulai, para penari yang bertelanjang dada mengitari dupa kemenyan yang dibakar.

Sementara di tengah lapangan, sudah disiapkan sabut kelapa yang dibakar untuk pertunjukkan.

Pertunjukkan Tari Zapin Api dipimpin seorang khalifah 'pemimpin atraksi' (eksistensinya kurang lebih seperti pawang). Sang khalifah kemudian membacakan doa-doa untuk keselamatan para penari.

Selama pertunjukkan berlangsung seluruh penonton diinstruksikan tidak menghidupkan api dalam bentuk apa pun. Termasuk menyalakan rokok atau macis. Jika dilanggar, maka bersiaplah dikejar oleh salah seorang penarinya.

Tari Zapin Api diiringi musik yang berasal dari petikan dawai gambus, gendang dan marwas. Musik ini seakan menjadi mantra pemanggil arwah.

Suasana semakin menjadi mencekam sang khalifah mengeraskan hafalan doa-doa.

Sementara itu, sejumlah penari yang sudah bersiap di hadapan dupa dengan posisi bersila atau duduk dengan melipat kaki yang bersilangan, kemudian mengitari piring kemenyan. Mereka melakukan gerakan layaknya orang membasuh tubuh.

Kedua tangan mereka meraih asap kemenyan dan menyapukannya ke seluruh tubuh. Seakan ingin menelan asap kemenyan, paran penari ini mendekatkan wajah mereka ke piring berisi dupa tersebut.

Pertunjukkan Tari Zapin Api di Kec. Rupat Utara (Dokumen pribadi)
Pertunjukkan Tari Zapin Api di Kec. Rupat Utara (Dokumen pribadi)

Di tengah lapangan, api dari unggunan sabuk kepala kering yang dibakar sudah berkobar.

Tanpa komando salah seorang penari tersebut kemudian berdiri, bergerak perlahan mengikuti alunan gendang. Pada tahap ini mereka sudah terlihat kerasukan.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Ternyata ia mendekati kobaran api yang sudah disiapkan tadi. Lalu dan tanpa diduga ia mengambil sabut yang terbakar dengan kedua tangannya dan melemparkannya udara. Akibatnya bunga api bertebaran ke mana-mana.

Atau, menepuk-nepuknya ke tangan dan bagian tubuh lainnya. Seharusnya hal ini tentu sangat menyakitkan bila terkena kulit.

Namun tidak demikian dengan penari Zapin Api. Mereka layaknya tengah mengambil air di sungai lalu disiramkan ke tubuhnya seperti orang yang mandi, tanpa kepanasan atau luka sedikit pun.

Tak lama berselang, penari yang sudah bercengkerama dengan api ini memanggil teman-temannya yang lain.

Salah satu di antara mereka kemudian melebur ke dalam api, laksana orang yang mencebur ke dalam sungai. Tentu tanpa sakit atau terluka kepanasan sedikit pun.

Meskipun terkesan sederhana, namun adanya banyak aturan dalam pergelaran Tari Zapin Api.

Selama pertunjukkan musik harus terus mengalun. Gunanya untuk mempertahankan para penari agar tetap dalam kondisi tak sadarkan diri.

Sebab, jika alunan musik berhenti, maka para penari akan kembali sadar.  Bila ini terjadi, walau ada yang kembali menyalakan api, namun pertunjukkan tak bisa dilanjutkan lagi.

Usai pertunjukkan dan setelah sadar kembali, seluruh penari terkulai lemas tanpa tenaga.

Ayo ke Riau!

Ayo ke Kabu. Bengkalis!

Ayo kita saksikan pertunjukkan Tari Zapin Api di Kec. Rupat Utara. *****

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun