Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengikat Ilmu dengan Agenda Bappeda Bengkalis

30 Januari 2023   08:15 Diperbarui: 30 Januari 2023   08:25 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Dokumen pribadi)

Notes adalah buku yang ukurannya lebih kecil daripada buku tulis, untuk mencatat hal yang dianggap penting. Biasanya lembarannya dapat atau mudah dilepaskan. Sinonim atau muradifnya adalah buku cacatan.

Fungsinya memang sama. Namun, notes atau buku cacatan berbeda dengan agenda. Agenda adalah buku catatan yang bertanggal untuk satu tahun. Notes tak memiliki bilangan yang menyatakan hari yang ke berapa dalam bulan.

Seperti permulaan tahun 2022, di hari ketiga minggu pertama Januari 2023, kami juga mendapat "kiriman" sebuah agenda dari sejawat di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bengkalis.

Sebelum tulisan ini dilanjutkan, terlebih dahulu kami ucapkan terima kasih untuk hal itu. Thank you very much, Bro!

Sama dengan 2022, agenda 2023 yang kami terima, kulitnya juga berwarna cokelat. Bedanya, agenda 2022 "chocolate or hickory", untuk 2023 "brown or umber". Pastinya dan tampaknya, mereka penyuka warna cokelat.

Perbedaan lainnya, untuk 2023 ada tulisan Buku Agenda 2023. Sedangkan agenda 2022, tak ada.

Sekedar koreksi, untuk Buku Agenda 2023, seharusnya cukup ditulis Agenda 2023, karena agenda artinya buku cacatan.

Mengapa teman-teman di Bappeda Kabupaten Bengkalis demen warna coklat?

Bisa jadi secara tersirat, ingin menginformasikan pada kita bahwa mereka adalah pribadi-pribadi hangat yang memiliki sifat rendah hati, tenang, jujur, dan luwes.

Kemudian, memiliki rasa percaya tinggi, apik dan berwibawa, serta siap bersinergi dengan semua kalangan. Bersedia berkolaborasi dengan semua pihak dalam merencanakan keberhasilan pembangunan di daerah ini.

Sesuai referensi yang pernah kami baca, itulah sifat-sifat dari orang-orang penyuka warna cokelat.

Atau, bisa juga terinspirasi dari apa yang dikemukakan penulis dari Amerika Serikat, Linda Grayson, "There is nothing better than a friend, unless it is a friend with chocolate."

Arti quote 'kutipan' tersebut bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia, "Tidak ada yang lebih baik daripada seorang teman, kecuali berteman dengan cokelat."

Kantor Bappeda Kab. Bengkalis di Jalan Antara (Dokumen pribadi)
Kantor Bappeda Kab. Bengkalis di Jalan Antara (Dokumen pribadi)

Tinggalkan cerita tentang cokelat. Kita kembali ke laptop. Balik ke agenda.

Dulu, ketika "punya pasukan", teman-teman di sana paham betul konsekuensi bila mengikuti rapat tak membawa agenda atau hanya membawa kertas selembar. 100 persen bakal kami suruh "go out, please!".

Namanya juga rapat, tentu ada yang dibicarakan. Dalam pembahasan itu, pasti ada inti sari yang perlu dicatat. Seberapa pun besarnya "internal hard disk" otak kita, tak mungkin bisa mengingat semua yang dibicarakan dalam majelis tersebut.

Percayalah, bila suatu saat diperlukan, catatan itu dapat membantu menyegarkan ingatan kita. Akan menuntun kita dalam menelusuri waktu yang telah berlalu.

Mencatat sama dengan menulis. Menulis berarti mengikat ilmu. Semakin banyak yang dicatat, semakin besar ilmu yang bisa diikat, kita miliki. Itu salah satu alasan mengapa mereka diwajibkan membawa agenda di setiap rapat.

"Dalil sahih" terkait kewajiban itu, bukan pendapat kami. Dikutip dari apa yang dikemukakan pemeluk Islam pertama yang juga keluarga dari Nabi Muhammad saw., Ali bin Abi Thalib (599-661), "Ikatlah ilmu dengan menulis."

Kemudian, kami ingin agar mereka menjadikan menulis sebagai kebutuhan. Menjadi budaya. Meminjam judul lagu Hari Moekti, meskipun yang ditulis, "Hanya Satu Kata".

"Menulis adalah sebuah kebutuhan agar otak kita tidak dipenuhi oleh feses pemikiran. Maka, menulislah. Entah itu di buku tulis, daun lontar, prasasti, atau bahkan media sosial, menulislah terus tanpa peduli karyamu akan dihargai oleh siapa dan senilai berapa", jelas pemusik dan penulis Indonesia, Fiersa Besari.

Salah satu judul buku yang ditulis pendiri Komunitas Pecandu Buku ini adalah tanggal lahir kami; "11:11".

"Coba kau cari siapa yang mampu menunggumu, akulah orang itu. Dan bila ada yang ingin tua bersamamu, akulah orang itu, akulah orang yang kau cari", itulah kutipannya dari album buku "11:11".

Percayalah, kutipan itu pastinya akan disukai mantan pacar kita, bila dibisikkan mesra di dekat telinganya. Tak percaya? Cobalah!

Sekali lagi, terima kasih kami pada seluruh sejawat di Bappeda Kabupaten Bengkalis atas agenda 2023 yang diberikan.

Agenda itulah yang menjadi inspirasi kami membuat tulisan ini. *****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun