Mohon tunggu...
Johansyah Syafri
Johansyah Syafri Mohon Tunggu... Editor - Pelayan Publik

Kata Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya."

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Koreksi Ejaan untuk Undangan Syukuran Khitan

27 Januari 2023   11:41 Diperbarui: 27 Januari 2023   12:12 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasihat adalah anjuran (petunjuk, peringatan, dan teguran) yang baik. Entah itu sebagai petunjuk, peringatan, dan teguran, ketiganya sama-sama berfungsi sebagai koreksi atau pembetulan.

Dalam Islam, saling menasihati merupakan perintah Allah Swt. Menjadi keharusan bagi setiap muslim. Sifatnya fardu ain.

Selain perintah saling menasihati, sikap saling mengingatkan dalam hal kebaikan merupakan kewajiban sesama muslim.

Nasihat adalah sebuah kata yang indah dan penuh makna. Bahkan syariat menjadikannya bagian yang penting di dalam agama Islam. Rasulullah saw. bersabda, "Agama adalah nasihat." (HR Muslim).

Nasihat ialah wujud kecintaan kita terhadap yang diberi nasihat.

Inti dari nasihat memiliki menginginkan adanya perbaikan untuk kebaikan terhadap yang dinasihati.

Beberapa hari lalu, kami mendapat undangan dari seorang teman. Memberi tahu jika besok, Sabtu, 28 Januari 2023, ia akan menyelenggarakan syukuran sunat rasul (khitan) putranya.

Setelah kata-kata salam, dalam undangan itu tertulis kalimat, "Dengan rahmat dan ridho Allah SWT, kami bermaksud menyelenggarakan Syukuran Sunat Rasul anak kami yang Insya Allah diselenggarakan pada :".

Mengacu pada KBBI dan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan---atau yang lebih dikenal dengan singkatan EYD---edisi kelima, seharusnya ditulis, "Dengan rahmat dan rida Allah Swt., kami bermaksud menyelenggarakan syukuran sunat rasul anak kami yang insyaallah diselenggarakan pada".

Lalu, untuk waktu resepsi ditulis, "Pukul 11.00 WIB s.d Selesai". Semestinya "Pukul 11.00 WIB s.d. selesai".

Sesuai KBBI, s.d. merupakan singkatan untuk sampai dengan yang baik dan benar.

Celaka lagi, banyak orang yang menulis s/d sebagai singkatan sampai dengan. Bahkan di naskah dinas pemerintah.

Salah satu fungsi tanda garis miring (/) sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.

Jadi, kalau ada yang menulis s/d sebagai singkatan sampai dengan, maka secara langsung, gamblang/tampak jelas dan tertulis, ia sedang menginformasikan bahwa dirinya belum mengetahui kegunaan tanda garis miring.

Mengapa huruf s pada kata selesai tidak boleh ditulis huruf kapital, sebab selesai bukan kata awal kalimat. Bagian tak terpisahkan kalimat di depannya.

Selanjutnya, "Ruko Sebelah Wisma Daerah Sri Mahkota". Semestinya ditulis, "Ruko sebelah Wisma Daerah Sri Mahkota", karena kata sebelah dimaksudkan untuk memberi tahu lokasi tempat resepsi. Sebagai penunjuk arah, yakni di Jl. Antara (di samping, di sisi atau di dekat Wisma Daerah Sri Mahkota).

Seterusnya, "Desa Wonosari -- Kec. Bengkalis -- Kab. Bengkalis".

Tanda hubung (-) atau tanda pisah (--) tidak digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan. Tetapi tanda koma (,).

Jadi semestinya, "Desa Wonosari, Kec. Bengkalis, Kab. Bengkalis".

Terakhir, "Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami, apabila Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan hadir untuk memberikan do'a selamat kepada anak kami".

Kata Bapak/Ibu dalam kalimat tersebut dimaksudkan sebagai kata ganti (sapaan) untuk penerima undangan (yang diundang) yang lebih tua (laki-laki/perempuan) dari yang menjemput/pengundang.

Sedangkan saudara dalam kalimat tersebut sebagai kata ganti (sapaan) bagi sahabat, teman atau kawan yang diundang (laki-laki).

Bagaimana dengan huruf i pada kalimat Bapak/Ibu/Saudara/i?

Huruf i merupakan huruf ke-9 abjad Indonesia. Sejauh yang kami tahu, huruf i bukan singkatan dari kata saudari.

Kemudian, dari sejumlah kata ganti orang (sapaan), seperti Anda, engkau, bapak, ibu, saudara, saudari, dsb., hanya Anda yang pangkalnya ditulis huruf kapital (huruf besar).

Dalam KBBI daring yang pemutakhiran terakhir pada Oktober 22, yang ada kata doa. Tak ada kata do'a

Ejaan Soewandi diresmikan pada 19 Maret 1947 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia Nomor 264/Bhg.A.

Ejaan yang dibuat Mr. Raden Soewandi dapat dibilang pembaruan dari ejaan sebelumnya. Hal ini bisa dilihat dari penulisan oe yang berganti jadi u, serta dihilangkannya tanda apostrof (') pada kata-kata tertentu.

Tanda apostrof tersebut diganti dengan huruf k atau dihilangkan sama sekali. Misalnya: Jum'at menjadi Jumat atau ra'yat menjadi rakyat. Artinya, perubahan hal tersebut sudah dilakukan 76 tahun silam.

Maka, kalimat tersebut seharusnya ditulis, "Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami, apabila bapak/ibu/saudara/saudara berkenan hadir untuk memberikan doa selamat kepada anak kami".

Bahkan untuk lebih ringkas, namun tidak mengurangi makna dan rasa hormat pada yang diajak bicara (melalui undangan tersebut), cukup ditulis, "Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami, apabila Anda berkenan hadir untuk memberikan doa selamat kepada anak kami".

Demikian koreksi kami. Secara khusus pembetulan ini ditujukan pada pihak percetakan yang menerima order pembuatan undangan.

Sebab, kesalahan-kesalahan seperti yang dikoreksi dalam undangan tersebut juga merupakan potret sumber daya manusia (SDM) di perusahaan tersebut.

"Tak ada gading yang tak retak, tak ada tebu yang tak beruas", begitu kata sebuah ungkapan bijak.

Untuk itu, nasihat serupa juga diharapkan bila dalam pembetulan ini terdapat hal-hal yang perlu dikoreksi.

Firman Allah Swt., dalam Al-Quran, surah Al-Ashr ayat 1 s.d. 3, artinya, "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasihati supaya menetapi kesabaran." 

Wallahu alam bishawab. *****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun