Kalau melihat dari asal-susulnya, nama Fatoni diambil dari sifat wajib Rasulullah saw. Yakni, fathonah. Artinya cerdas. Mengikuti caranya menyampaikan materi waktu itu, demikian adanya. Santing.
Santing, setahu kami merupakan bahasa Minang. Kata santing kini sudah dijadikan salah satu frasa dalam bahasa Indonesia. Artinya, bagus sekali atau amat elok.
Dari usianya, dia lebih muda dari kami. Terpaut sekitar 4 tahun. Walaupun demikian, kami ucapkan syukur bisa memperoleh pencerahan darinya. Bisa dapat "bonus" nasihat bernas tersebut.
Bukan seperti tayangan televisi. Untuk menerima nasihat dari siapa pun, memang tak dibatasi usia. Sebuah peribahasa mengajarkan, "Jikalau intan itu biar keluar dari mulut anjing sekalipun bernama intan juga."
Perumpamaan tersebut bermakna, "Perkataan yang baik walaupun diucapkan oleh siapa pun akan tetap baik."
Sebelum ia meninggalkan ruang majelis, kami mencuri kesempatan bertemu dengannya. Bersalaman dan berfoto, seraya menginformasikan jika pati nasihatnya yang bernas itu kami catat di agenda.
Firman Allah Ta'ala dalam surat Al-Ars (103), ayat 2 dan 3, artinya, "Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran."
Mari jadikan taat norma sebagai kebutuhan dan budaya. Bukan sebagai beban atau muatan yang memberatkan, walaupun awalnya mungkin terpaksa dan perlu dipaksa untuk patuh.
Insyaallah, jika patuh pada ketentuan, sebagai aparatur misalnya, kita benar-benar akan 'berakhlak' berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
Serta, tak tersesat. Terselamatkan di dunia dan tentunya juga akhirat yang memang menjadi idaman setiap muslim.
Aturan adalah sekoci yang akan menyelamatkan kita. *****