Mohon tunggu...
Johansen Silalahi
Johansen Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - PEH

Saya adalah seorang masyarakat biasa yang menyukai problem-problem sosial, politik, lingkungan, kehutanan. Semoga bisa berbuat kebajikan kepada siapapun. Horas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Romantisme Cinta Era Tahun 2000an

11 September 2020   10:17 Diperbarui: 11 September 2020   20:31 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses yang biasa saya lakukan setelah mengirim surat adalah menanyakan kepada pasangan saya sudah sampai dimana surat saya tersebut. 

Biasanya satu minggu setelah pengiriman surat, saya menelpon ke wartel pasangan saya yang di Medan untuk menanyakan sudah sampaikah surat saya, sudah dibaca dan menanyakan bagaimana tanggapannya (berharap surat dibalas).

Biasanya setelah menelpon, saya berharap surat saya dibalas secepatnya dan mengharapkan kabar-kabar yang baik dari beliau. Saya masih ingat sempat beberapa kali mengalami hal ini (surat menyurat) dan jika diingat saat ini membuat kita tertawa  karena lucu dan isteri saya saat ini adalah pacar saya juga dulu. 

Kebetulan pasangan saya (isteri)  masih menyimpan surat cinta saya dan beberapa kado yang saya beri sebagai bukti perjuangan cinta yang berbeda pulau (Sumatera dan Jawa).

Romantisme cinta tahun 2000an menurut saya sangat menarik dan penuh pengorbanan jika dibandingkan dengan saat ini yang cukup mudah menjalin komunikasi karena banyak media atau aplikasi yang mendukung hal tersebut. 

Demikianlah tulisan ini diperbuat, semoga ada kisah atau nilai positif yang dapat diambil oleh para pembaca yang budiman terutama bagi kawula muda yang menjalin hubungan jarak jauh (long distance) terutama karena menempuh pendidikan yang lebih tinggi. 

Bukti Surat Cinta Saat itu. (Sumber foto: Dokumen Pribadi)
Bukti Surat Cinta Saat itu. (Sumber foto: Dokumen Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun