Mohon tunggu...
Johans JefersonPurba
Johans JefersonPurba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang Mahasiswa Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Vandalisme di Tangerang Selatan oleh Kalangan Pelajar: Antara Ekspresi Diri dan Pelanggaran Hukum dengan Konsekuensi Berat

13 Mei 2024   16:15 Diperbarui: 13 Mei 2024   17:15 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Baru-baru ini, maraknya aksi vandalisme yang dilakukan oleh kalangan pelajar di Tangerang Selatan kembali menjadi sorotan. Coretan-coretan liar di tembok sekolah, jembatan, dan fasilitas umum lainnya tidak hanya merusak estetika kota, tetapi juga menimbulkan keresahan di masyarakat.

Aksi vandalisme ini bukan hanya sekedar coretan biasa, tetapi juga mengandung unsur pelanggaran hukum. Oleh karena itu, penting untuk memahami akar permasalahan ini dan mencari solusi yang tepat untuk mencegahnya terulang kembali, serta memberikan edukasi tentang konsekuensi hukum yang berat bagi para pelakunya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi aksi vandalisme oleh kalangan pelajar, di antaranya:

Kurangnya ruang ekspresi diri: Pelajar yang merasa tertekan dan tidak memiliki ruang untuk mengekspresikan diri mereka secara positif, mungkin akan mencari jalan keluar dengan melakukan vandalisme.

Pengaruh teman sebaya: Tekanan dari teman sebaya untuk melakukan tindakan yang dianggap "keren" atau "berani" dapat mendorong pelajar untuk melakukan vandalisme.

Kurangnya edukasi tentang hukum: Pelajar mungkin tidak menyadari bahwa vandalisme merupakan tindakan yang melanggar hukum dan dapat mengakibatkan sanksi.

Vandalisme di Indonesia diatur dalam beberapa undang-undang, di antaranya:

Pasal 434 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP): Mengatur tentang perusakan barang milik orang lain dengan ancaman hukuman penjara maksimal 1 tahun 6 bulan atau denda maksimal Rp. 50 juta.

Pasal 14 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung: Mengatur tentang larangan merusak atau mencoret-coret bangunan gedung dengan ancaman sanksi pidana kurungan maksimal 1 tahun atau denda maksimal Rp. 10 juta.

Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan: Dapat mengatur tentang larangan vandalisme di wilayah Tangerang Selatan dengan sanksi administratif berupa denda atau pembersihan coretan-coretan vandalisme.

Selain sanksi pidana dan administratif, pelakunya juga dapat dikenakan sanksi sosial, seperti dikucilkan dari komunitas atau sekolah. Sanksi ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para pelaku dan mencegah mereka melakukan vandalisme di masa depan.

Untuk mengatasi masalah vandalisme di Tangerang Selatan, diperlukan upaya komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, di antaranya:

Pemerintah: Menyediakan ruang ekspresi diri yang positif bagi pelajar, seperti taman bermain, ruang seni, atau komunitas kreatif.

Sekolah: Meningkatkan edukasi tentang hukum dan nilai-nilai moral kepada para pelajar.

Orang tua: Memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup kepada anak-anak mereka, serta mengajarkan mereka tentang tanggung jawab dan konsekuensi dari tindakan mereka.

Masyarakat: Bekerja sama dengan pemerintah dan sekolah untuk mencegah dan mengatasi aksi vandalisme.

Vandalisme bukan hanya masalah estetika, tetapi juga masalah hukum dan moral dengan konsekuensi yang berat. Oleh karena itu, penting untuk mencari solusi yang tepat untuk mencegahnya terulang kembali. Dengan upaya komprehensif dari berbagai pihak dan edukasi tentang konsekuensi hukum yang berat, diharapkan aksi vandalisme di Tangerang Selatan dapat diminimalisir dan bahkan dihilangkan.

Penting untuk diingat bahwa vandalisme bukan merupakan bentuk ekspresi diri yang positif. Ada banyak cara lain yang lebih baik untuk mengekspresikan diri dan menyalurkan kreativitas, tanpa harus merusak fasilitas umum dan merugikan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun