Mohon tunggu...
Johan Rio Pamungkas
Johan Rio Pamungkas Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pembaca dan Penulis. Suka Sastra dan Budaya. http://johanriopamungkas.tumblr.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sore di Tepi Danau Kampus Depok

31 Agustus 2010   09:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:34 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bang, koran Bang ?” katanya dengan nada khas anak-anak. Aku menggeleng. “Kalo gitu, tisu Bang ?” Aku tertawa tertahan ketika melihatnya. Anak itu begitu sibuk dengan bawaannya. Aku pun menggeleng lagi. Anak itu kelihatan lesu ketika tahu jawabanku. Dia duduk dengan lemah di bawah salah satu pohon mengipas-ngipasi dirinya. Aku kasihan juga melihatnya maka aku pun memanggilnya.

“Mau beli koran apa tisu, Bang ?” tanyanya ketika aku memanggilnya.

“Iya. Mau beli koran Tempo, Media Indonesia, Kompas sama Top Skor, ada ?”

“Wah banyak amat Bang ! Tapi tenang aja stok masih banyak nih saya, tapi beneran mau beli semua tu Bang ?” Anak itu tersenyum namun sedikit kurang percaya bahwa aku memang ingin membeli semua koran itu.

“Ya beneran lah masak nepu, yah, lumayan buat nambah pengetahuan” kataku yang memang ingin membaca harian-harian tersebut. Mata anak itu benar-benar berbinar dan segera menyerahkan media cetak yang aku inginkan.

Sejak itu aku dan dia bersahabat. Setiap aku ke tepi danau tersebut, dia selalu menawarkan koran atau tisunya. Aku pun selalu membelinya. Kadang aku pun menyisipkan uang lebih dari seharusnya. Dia senang walau kadang kalau lagi rejeki berlebih, anak itu suka menolak. Entahlah, anak itu begitu polos dan keras juga hatinya.
31 Mei 2011

Sejak beberapa bulan lalu aku tidak pernah lagi datang ke tepi danau kampusku itu. Bukan apa-apa, aku sudah bekerja. Karenanya aku mesti bolak-balik kostan-kantor dan tidak sempat sama sekali mengunjungi almamaterku walau aku ngekost di Depok, apalagi ke tepi danau tempat favoritku di kampus itu. Baru kali ini aku bisa datang lagi ke tepi danau ini karena pulang agak cepat dan sekarang baru sore pukul empat. Seperti biasa aku berteduh di salah satu pohon rindang yang menghadap ke danau di antara dua bangunan landmark kampus ini. Bahkan, landmarknya bertambah satu dengan sebuah bangunan di belakang tempat ibadah di sisi kanan danau.

Tepi danau ini memang menjadi saksi perjalananku semenjak menjejakkan kaki di Depok. Ketika aku menjadi mahasiswa baru. Hampir setiap sore aku datang ke sini untuk mengerjakan tugas-tugas orientasi. Ketika aku ditunjuk untuk pertama kalinya menjadi ketua panitia sebuah kegiatan, di tempat ini aku merancang rencanaku. Tempat ini juga yang menjadi saksi bagaimana aku berlatih sidang skripsiku. Dan di tempat ini jugalah aku bertemu salah seorang senior yang akhirnya menawari aku bekerja. Tempat ini jugalah tempat aku melepaskan lelah setelah penat oleh kuliah.

Kali ini pula setelah penat bekerja aku ke tepi danau ini. Aku merebahkan diri di sebuah bangku yang kosong. Kini tepi danau ini dilengkapi bangku. Baru saja aku duduk ketika tiba-tiba suara-suara gaduh terdengar dari arah sebuah halte bis kampus. Ada seorang anak berlari diikuti gerombolan massa yang mengejarnya dan meneriakinya “Copet ! Copet ! Copet !”

Aku kenal anak itu ! Dia Musta’ribah ! Aku segera berlari juga mengejarnya untuk menyelamatkannya dari amukan massa tapi terlambat, massa menangkapnya duluan dan segera menghajarnya. Setelah puas menghajar bocah tersebut dan dompet korban copet bocah tersebut sudah dikembalikan massa lalu membawa bocah tersebut ke Pos Satpam. Ketika Musta’ribah melihatku dia menundukkan kepalanya. Aku menerobos massa yang berkerubung di Pos Satpam. Aku sudah berhadapan dengan dia sekarang.

“Kenapa tidak jualan koran dan tisu lagi Rib ?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun